MANUSIA PATUNG DI KOTA TUA




Ada yang menarik saat kita mengunjungi kawasan Kota Tua, Jakarta. Beberapa sosok patung, tingi, tegap, berdiri di lapangan di depan Museum Fatahillah. Dari atribut yang dikenakan, seperti baju drill, sepatu laras dan senapan, tubuh itu mengingatkan pada sosok pejuang di era perang kemerdekaan pada 1945. Sosok patung iu terlihat sangat hidup. Dan memang benar, karena kenyataannya sosok patung tersebut adalah memang seorang manusia.

Adalah Idris, pria asal Tonggol, Bogor yang sejak 14 Juli 2012 menekuni profesi dengan menjadi manusia patung di kawasan tersebut. Ia memulai profesi diamnya itu hampir setiap hari. Profesi manusia patung saat ini memang menjadi profesi baru di sudut Kota Tua, Jakarta. Dan Idris adalah orang yang menjadi pencetus profesi manusia patung di situ.

Pada hari biasa, ayah satu anak ini memulai pekerjaannya pada pukul 12.00 WIB hingga 18.00 WIB. Sedangkan pada hari libur, ia bahkan bisa menjadi patung sejak pukul 08.00 WIB hingga 18.00 WIB. Ia memulai pekerjaan patungnya dengan hanya bermodalkan pakaian petugas keamanan yang dicat hitam seluruhnya.

Setelah mengenakan kostum itu, ia pun turut melumuri wajahnya dengan kosmetik berwarna hitam. Sepeda dan senapan mainan yang selalu dibawanya pun juga diwarnai serba hitam. Di kawasan Kota Tua Idris selalu menunjukkan aksinya dengan berpose layaknya seorang pejuang perang era revolusi. Tempat yang biasa dipilihnya adalah di dekat sebuah meriam kuno di halaman Taman Fatahillah. Aksinya ini pun selalu memikat pengunjung untuk berhenti dan berfoto bersama.





Tidak ada tarif khusus untuk berfoto dengannya. Namun, dari pekerjaan sebagai patung ini Idris mengaku bisa memperoleh penghasilan mencapai Rp 300 ribu hingga Rp 1 juta setiap harinya. Kini, selain Idris, di kawasan Kota Tua juga sudah banyak manusia patung lain dengan karakter tokoh yang berbeda-beda, seperti tokoh noni Belanda, si Pitung, boneka berkarakter, tentara plastik, dan vampire Cina. Idris dan teman-teman sesama profesi manusia patung itu pun kini telah membentuk Komunitas Manusia Patung Museum Fatahillah, yang dibentuk pada 1 April 2013.

Idris jelas sangat berbangga hati, profesi barunya ini mendapat apresiasi dari pengelola kawasan Kota Tua. Idris dan menausia patung lainnya kini menjadi elemen menarik untuk berfoto dengan latar belakang bangunan Kota Tua. Idris pun berharap profesi yang lahir langsung dari hatinya ini, bisa terus dilakukannya hingga tua.
   

    

Komentar