Suara
mesin bor dan palu besi bersahutan dari sebuah rumah di sebuah gang di kawasan
Kiara Condong, Kota Bandung. Sekilas kesibukan yang berlangsung tampak tidak
berbeda dengan bengkel-bengkel lainnya. Di bengkel ini beberapa orang tengah
bekerja membuat sesuatu. Jika diperhatikan, benda-benda yang dibuat di bengkel
ini termasuk tidak lazim. Tampak potongan-potongan menyerupai potongan tangan,
kaki, dan benda lain yang menyerupai anggota tubuh manusia lainnya.
Di
bengkel ini memang dibuat berbagai jenis protese. Tiruan anggota tubuh yang
digunakan untuk mengganti anggota tubuh manusia. Bengkel ini semakin unik
karena para pekerjanya juga merupakan pengguna protese. Ya, mereka adalah para
penyandang cacat fisik.
Tergabung dalam Kelompok Kreatifitas Difabel, para penyandang cacat ini membuat berbagai jenis protese. Berbeda dengan protese di pasaran pada umumnya yang terbuat dari bahan khusus, protese yang dibuat di bengkel ini dibuat dari bahan-bahan sederhana yang sering kita temukan di sekitar kita. Seperti pipa pvc, plat aluminium, besi, kayu, bahan tas, sepatu, hingga termasuk onderdil elektronik dan kendaraan bermotor.
Mereka dapat membentuknya menjadi jari-jari, tangan, kaki, dan anggota tubuh lainnya. Beberapa protese dibuat benar-benar sesuai kondisi tubuh si pemesan. Mereka dapat meminta protese dibuat dengan ukuran tertentu, sesuai dengan ukuran tubuh mereka lainnya yang masih utuh.
Protese buatan mereka pun jauh lebih murah dibanding yang umumnya dipasaran. Harga protese impor bisa mencapai puluhan juta rupiah. Sementara protese buatan Kelompok Kreativitas Difabel dibanderol mulai Rp 1 juta hingga Rp 4 juta per satu kaki atau tangan, tergantung tingkat kesulitan. Namun bagi yang tidak mampu cukup bayar ongkos bahan baku saja.
Bahkan mereka pun berinisiatif membuat program subsidi silang dengan menyisihkan keuntungan, untuk menyumbangkan bantuan kaki dan tangan palsu kepada sesame difabel lainnya yang kurang mampu. Sesuai dengan tujuan dibentuknya Kelompok Kreativitas Difabel, adalah untuk membantu sesama penyandang difabel. Dari difabel untuk kaum difabel menuju kemandirian.
Komentar
Posting Komentar