KOMUNITAS PECINTA KERTAS, Mengajak Untuk Lebih Bijak Menggunakan Kertas




Rasa cinta terhadap kertas bisa direfleksikan dengan berbagai cara. Ario Kiswinar Teguh, salah satunya, memilih untuk mengubah kertas-kertas bekas menjadi patung tiga dimensi. Seni crafting yang satu ini lazim disebut dengan paper sculpture. Mulanya, Ario yang kala itu masih sebagai mahasiswa Desain Komunikasi Visual mencari bentuk lain dalam berkarya dengan media kertas. Ia yang tak terbiasa menggambar lantas bertemu dengan paper sculpture. Merasa berjodoh dengan seni crafting ini, Ario lantas memakai paper sculpture sebagai bahasan tugas akhirnya. Tulisan itu kemudian menjadi dasar didirikannya Komunitas Pecinta Kertas (KPK).

Pada 11 September 2008, Ario mengukuhnya berdirinya KPK. Saat itu, belum banyak yang mengenal paper sculpture. Kebanyakan orang lebih familiar dengan paper toy, paper modeling, origami, dan lain-lain. Namun justru karena masih terdengar asing itulah, sekarang banyak yang ingin bergabung dengan KPK.

Agar orang semakin dekat dengan paper sculpture, Ario lantas menggunakan banyak jurus. Mulai dari mengadakan banyak seminar hingga rajin bersosialisasi lewat media jejaring sosial. Dalam segala kegiatan sosialisasi itu, ia tak hanya sekedar berwacana,  tapi juga memberikan aktifitas yang bersifat tindakan nyata. Ia percaya, setiap orang di muka bumi ini punya kemampuan untuk berkarya. Dan di KPK, Ario mengajak  banyak orang untuk berkarya menggunakan kertas bekas.

Kertas bekas yang digunakan untuk membentuk patung kertas, bisa dari jenis apapun. Mulai dari kertas koran hingga kertas kardus. Namun jangan menyalah artikan KPK sebagai kelompok pecinta lingkungan. Mereka tidak fokus pada bidang itu. Karena yang terpenting bagi mereka adalah, mampu menggunakan kertas secara bijak. Menurut Ario, hal-hal kecil seperti itulah yang mengawali terjadinya sebuah perubahan.

Salah satu karya Ario yang dihasilkan untuk KPK adalah membangun bajaj dari kertas dengan ukuran sebesar bajaj aslinya. Bajaj itu, adalah salah satu benda terumit yang pernah dibangunnya dengan kertas. Sementara yang termudah adalah KATS, mainan kertas berbentuk kucing dari bulatan kertas. Biasanya untuk workshop dan mengenalkan KPK, ia mengajari peserta membuat KATS. Dengan memahami tehnik dasar paper sculpture, semua orang nantinya bisa membuat berbagai benda lain.



Seiring dengan semakin dikenalnya KPK di masyarakat, orang-orang semakin akrab dengan seni paper sculpture. Ario dan kawan-kawan juga sering menerima undangan untuk mengadakan berbagai workshop. Buat mereka, besar atau kecilnya acara tidak menjadi masalah. Yang terpenting, lebih banyak orang yang bijak menggunakan kertas.
Jika ingin bergabung dengan KPK, komunitas ini membuka pintu lebar-lebar. Syaratnya hanya satu, jika anda pernah dan sampai sekarang menggunakan kertas dan merasa sulit hidup tanpa kertas, berarti anda memenuhi syarat bergabung bersama KPK.

Saat ini basis KPK memang berada di Jakarta. Namun bagi para pecinta kertas yang berasal dari berbagai daerah di Indonesia, KPK memiliki laman komunitas di Facebook. Di page itu, siapa pun bebas memamerkan hasil karya mereka dari kertas bekas.





Komentar