MENIKMATI KOTA BANDUNG DARI KETINGGIAN DI GUNUNG BATU




Ingin menikmati kota Bandung dari atas ? Satu tempat strategis mendapatkan pemandangan itu adalah  di Gunung Batu, yang letaknya sekitar 15 km di utara kota Bandung, atau di selatan kota Lembang, Jawa Barat. Gunung Batu yang sebetulnya lebih cocok disebut bukit ini, memiliki ketinggian 1.336 mdpl. Untuk mencapai puncaknya kita hanya perlu mengikuti jalan setapak yang berbatu-batu dan penuh semak belukar. Mendaki Gunung Batu pun termasuk pendakian singkat, karena tak lebih dari 20 menit, kita sudah bisa sampai di puncaknya.

Walau cuma terhitung bukit, Gunung Batu mempunyai pesona sendiri. Gunung Batu adalah tempat yang cocok untuk mengenal Cekungan Bandung. Bagai berada di menara pandang, di puncak Gunung Batu kita bisa melepas pandang dengan bebas ke segala arah. Dari arah selatan, terlihat rangkaian gunung, yakni Gunung Malabar, Gunung Haruman, Gunung Puntang, hingga Gunung Kendeng yang seolah bergandengan membentuk benteng raksasa dengan Gunung Patuha,-yang terkenal karena adanya kawah putih, sebagai titik tertingginya.

Di timur kita bisa menyaksikan bagaimana rupa Patahan Lembang dengan kasat mata, punggungannya memanjang berarah timur-barat. Berawal dari Gunung Palasari hingga Cisarua, Cimahi. Patahan inilah yang senantiasa membuat warga Bandung waspada karena potensi gempa yang dimilikinya. Gunung Batu sesungguhnya merupakan salah satu bagian dari punggungan memanjang tersebut. Itulah alasan mengapa di puncaknya terpasang seismograf untuk mencatat getaran-getaran gempa yang terjadi.

Menoleh ke arah utara kita dapat melihat,-dari timur ke barat-Gunung Bukittunggul, Gunung Tangkubanparahu, dan Gunung Burangrang. Gunung-gunung yang selalu dikaitkan dengan Legenda Sangkuriang.

Pemandangan di sisi barat, walau agak samar, telihat rangkaian pegunungan kapur. Itulah karst Citatah. Karena merupakan pegunungan yang tersusun dari batuan kapur/gamping yang mudah terlarutkan oleh air, kuat dugaan banyak terdapat gua bawah tanah di sana. Di salah satu guanya, Gua Pawon, pernah ditemukan kerangka homosapiens dari 9000 tahun yang lalu, dan diduga sebagai karuhan orang Bandung. Sayangnya kelestarian karst Citatah kini terancam dengan maraknya pertambangan kapur di daerah tersebut. Bukan mustahil kalau banyak gua yang kemudian hilang karena ditambang.

Di antara semua pemandangan yang bisa dilihat dari puncak Gunung Batu, keindahan kota Bandung lah yang paling dicari. Letaknya tepat di tengah. Dengan begitu, kota ini terlihat cekung dengan dikelilingi rangkaian pegunungan tadi. Sehingga lahirlah istilah ‘Bandung di Lingkung Gunung’. Berbagai literatur menyebutkan bahwa cekungan Bandung pernah terendam air hingga menjadi danau pada sekitar 135.000 tahun yang lalu. Danau itu kemudian dikenal sebagai Danau Bandung Purba.

Berangkat dari kenyataan itu, boleh jadi nama Bandung diambil dari kata ‘bendung/bendungan’. Kini danau tersebut telah berubah menjadi kota Bandung yang padat. Jika Patahan Lembang bergerak, akan menghasilkan gempa meskipun hanya berupa getaran kecil, tapi sangat rentan karena pada dasarnya kota Bandung berdiri di atas endapan lumpur. Namun kenyataan ini bukan berarti menghadirkan kepanikan dan ketakutan warga Bandung. Hanya perlu waspada saja, dan merencanakan pembangunan yang lebih bijaksana.



Pada saat malam tiba, suasana pun akan menjadi semarak dengan gemerlap lampu kota berbagai ukuran dan variasi warna. Di puncak gunung ini pula, kita bisa mendirikan kemah. Dengan keindahan panorama yang dihadirkan, maka tak heran bila Gunung Batu kini sangat popular dikunjungi oleh kalangan pemuda-pemudi, utamanya yang tinggal di daerah Bandung utara.

Bagi penggiat panjat tebing, sisi utara Gunung Batu merupakan tempat berlatih yang baik. Sering disebut dengan Tebing Cikidang, merupakan tebing andesit dengan jalur yang tak terlalu sulit sehingga memungkinkan bagi pemula untuk sampai ke puncaknya. Ada sekitar 10 jalur di sana, dengan ketinggian panjat yang berbeda-beda.

BAGAIMANA CARA KE GUNUNG BATU ?

Tak sulit mencari lokasi Gunung Batu dari Kota Bandung. Dari Stasiun Hall Bandung, naiklah angkot menuju Lembang. Angkot akan membawa kita melintasi 12 kilometer jalan yang terus menanjak. Perjalanan dengan ongkos Rp 4 ribu-Rp 5 ribu ini akan berakhir di Pasar Lembang. Dari sini Gunung Batu sudah tampak.

Banyak pilihan untuk menuntaskan 3 kilometer berikutnya. Bisa dengan menggunakan angkot, yang berarti harus rela menunggu karena angkot hanya melintas setiap 15 menit. Jika ingin cepat, ojek bisa menjadi pilihan dengan risiko ongkos lebih mahal, anatara Rp 5 ribu – Rp 8 ribu. Ada juga delman, pilihan ini  tentu saja yang paling menarik, karena selain lebih murah dengan tarif Rp 2.500, juga akan terasa lebih menyenangkan dan berkesan.

Kecuali ojek, angkutan umum hanya akan membawa kita hingga bibir jalan, sekitar Balai Inseminasi Buatan, Lembang. Maka, untuk meneruskan perjalanan berikutnya, tak ada pilihan selain berjalan kaki. Jalan setapak yang berkerikil akan mengantarkan kita sampai ke puncak dengan waktu tempuh selama 20 menit. Karena tubuh Gunung Batu telah terlihat dengan jelas, bayangan bagaimana rasa berada di puncaknya mungkin akan membuat perjalanan itu terasa lebih cepat.

Komentar

Posting Komentar