MENIKMATI WISATA TRADISIONAL DI YOGYAKARTA



Yogyakarta, kota budaya ini seakan tak pernah mati untuk dieksplorasi. Salah satu yang populer untuk dinikmati adalah wisata batik. Anda bisa mengulik sejarah batik sekaligus mengikuti workshop dengan berkunjung ke Museum Batik Yogyakarta di Jl. Dr. Sutomo 13A atau Sanggar Kalpika di Kampung Taman, sebelah barat Tamansari. Sanggar ini juga membuka kelas batik lukis. Sementara Balai Batik yang berlokasi di Jl. Kusumanegara adalah tempat yang tepat untuk belajar batik tulis dan cap dengan biaya variatif, antara Rp 250 ribu – Rp 1 juta. Ingin belanja batik ? Cobalah jelajahi Pasar Beringharjo di kawasan Malioboro. Aneka batik dari harga murah hingga mahal tersedia di sini.






Selain batik, Yogyakarta juga kaya akan Desa Wisata. Mampirlah dan hirup kesejukan alam desa-desa dengan kekhasannya masing-masing yang banyak tersebar di Kabupaten Sleman, Yogyakarta. Masyarakatnya yang masih mempertahankan budaya dan pola hidup tradisional menjadi daya tarik tersendiri. Coba juga pengalaman homestay di Desa Wisata Trumpon, Kecamatan Tempel, Sleman. Berinteraksi dengan penduduk desa, suasana perkampungan nan asri, hamparan kebun salak, serta gardu pandang Merapi menjadi pemandangan yang mempesona. Ada juga Desa Wisata Kelor di Turi, Sleman, yang menawarkan arena outbond yang menantang, Desa Wisata Ketingan di Mlati, Sleman yang terkenal akan konservasi alamnya, atau Desa Wisata Krebet yang terkenal dengan kerajinan batik kayu.





Hari-hari menikmati liburan di kota Yogyakarta juga bisa diisi dengan tur ke Kotagede yang terkenal dengan kerajinan peraknya. Jangan hanya membeli perak, tapi cobalah ikut kursus kilat selama 2-3 jam mengolah dan membuat desain perak yang unik. Beragam sanggar atau studio menawarkan paket kursus, salah satunya Studio 76 di Jl. Purbayan. Jika punya waktu lebih, singgahi juga tempat-tempat unik di Kotagede, seperti Langgar Dhuwur di kawasan Buharen atau Omah Kalang, yaitu rumah mewah orang-orang kaya zaman dulu. Puas belanja perak plus hunting foto arsitektur kuno, bayar dahaga anda dengan semangkuk es kacang ijo di warung es Sida Semi di Jl. Canteng. Rasanya, nikmat sekali.





Genapi pula pengalaman liburan anda dengan berburu kuliner tradisional di malam hari. Yang murah meriah ada Angkringan Lik Man di Jl. Wongsodirjan yang selalu ramai pengunjung dengan sajian kopi jos-nya, menikmati gudeg langsung di dapur (pawon) di Gudeg Pawon, Jl. Janturan 36-38 Warungboto, atau menyesap ronde dan bajigur di Alun-alun Kidul di belakang Keraton Yogyakarta.





Bagi yang penasaran dengan hidangan khas keraton, sempatkan makan malam di restoran Bale Raos yang terletak di lingkungan Keraton Yogyakarta, tepatnya di area Keagungan Dalem Kemagangan. Bale Raos menyuguhkan hidangan favorit dan penuh filosofi dari para Sultan yang pernah bertakhta di Keraton Yogyakarta. Menu andalannya antara lain Bebek Suwar-Suwir, terdiri dari irisan daging bebek yang dicampur dengan irisan nanas goreng dan saus kedondong parut, Urip-urip Gulung, yang berisi ikan lele fillet yang digulung lalu dipanggang dan disajikan dengan saus mangut, Beer Jawa, berupa minuman non alkohol yang terbuat dari jahe, kayu secang, cengkih, dan jeruk limau. Sajian khas keraton berpadu dengan nuansa arsitektur joglo, live gamelan, dan atraksi tarian Jawa klasik akan menghadirkan pengalaman yang benar-benar unik dan autentik.




Komentar