SOLO, KOTA RAMAH UNTUK PARA SOLO TRAVELLER



Kendati kotanya tergolong mungil, Solo menawarkan sejuta pesona. Keramahan warganya membuat kota ini sangat cocok untuk solo traveler. Penjelajahan bisa dimulai dengan blusukan ke pasar-pasar tradisional. Pasar Klewer di Alun-alun Utara merupakan pasar batik terbesar di Indonesia. Dari batik cap harga belasan ribu hingga batik sutra bernilai belasan juta rupiah ada di sini. Datanglah pagi-pagi karena semakin siang pengunjung semakin penuh.



Pasar Triwindu di Jl. Diponegoro cocok untuk dikunjungi bagi yang hobi mengoleksi barang antik. Aneka koleksi kain batik kuno, koin kuno, cap batik, perabot dapur, lukisan tua, patung-patung, setrika arang, gramofon tua, wayang-wayang kayu, sepeda tua, hingga fosil mahluk purba ada di sini. Tapi jangan sampai tertipu, tak semua yang dijual benar-benar asli barang antik. Anda harus jeli meneliti. Usai berbelanja, mampirlah menikmati semangkuk soto Triwindu yang hangat nikmat. Jika anda bukan penikmat barang antik, lokasi pasar yang eksotik bisa jadi pilihan untuk membuat foto-foto kenangan.




Lain lagi di Pasar Gede di Jl. Sudirman, Sudiroprajan, yang dikenal sebagai pasar tertua dan surga jajanan pasar di Solo, seperti dawet, mendut, dan cabuk rambak. Cabuk rambak adalah jajanan berisi irisan ketupat beras dilumuri sambal khas dan ditambah rambak sebagai pelengkap. Sambal khas cabuk rambak terbuat dari kelapa dan wijen yang disangrai lalu dicampur dengan garam, gula, air, dan daun jeruk.



Puas mengunjungi pasar tradisional, saatnya mengulik batik Solo. Cobalah jalan-jalan ke Kampung Batik Laweyan di sepanjang Jl. Sidoluhur. Kampung tua ini konon pusat perdagangan pakaian sejak zaman Kerajaan Pajang abad XIV. Deretan rumah besar milik saudagar tempo dulu ini sekaligus berfungsi sebagai showroom batik, menggoda untuk disusuri. Bagi yang ingin belajar membatik pun tersedia paket kursus singkatnya.



Museum Batik Danarhadi yang merupakan museum batik terbaik dan terlengkap di dunia juga wajib dikunjungi. Museum yang terletak di Jl. Slamet Riyadi ini memiliki lebih dari 10 ribu helai kain batik, dari batik Keraton, batik Belanda, batik Tiga Negeri, hingga batik Snow White. Pilihan lain, anda juga bisa mengunjungi Kampung Batik Kauman di Jl. Trisula.



Jika berkunjung di bulan Juni, bersiaplah juga menikmati keunikan Solo Batik Carnival. Gelaran tahunan yang ada sejak 2008 ini diselenggarakan oleh Solo Center Point Foundation dan Pemerintah Kota Surakarta dengan batik sebagai materi utama penciptaan kostumnya.



Lengkapi pula pengalaman travelling anda di Solo dengan wisata kulinernya. Ada gudeg ceker Margoyudan di Jl. Wolter Monginsidi, nasi liwet Wongso Lemu di Jl. Teuku Umar, atau timlo Sastro di timur Pasar Gede.   


Komentar