KAWASAN WISATA SRI GETHUK : OASE DI GUNUNG KIDUL-YOGYAKARTA




Perbukitan di Kabupaten Gunungkidul menyimpan pesona alam di balik predikatnya sebagai wilayah kering. Siapa sangka, di balik perbukitan itu tersembunyi jajaran air terjun. Sri Gethuk namanya. Dengan air terjun yang mengalir sepanjang tahun, predikat wilayah kering sepertinya tidak pantas lagi disematkan untuk Gunungkidul. Air terjun Sri Gethuk terletak di antara hijaunya persawahan dan Sungai Oya yang mengalir dengan tenang di bawahnya. Sri Gethuk seperti mampu menjadi oase di Gunungkidul.

Air terjun Sri Gethuk berada di Dusun Menggoran, Desa Bleberan, Kecamatan Playen. Sekitar satu kilometer dari air terjun tersebut terdapat Goa Rancang Kencana. Konon, goa ini menjadi tempat berlindung bagi pasukan Laskar Mataram saat melawan Belanda.

Dari pos tiket masuk, jalan akses menuju ke Air Terjun Sri Gethuk tidak semua beraspal. Jalan batu harus ditempuh sepanjang dua kilometer. Jalan juga relatif sempit untuk dipakai kendaraan dua arah. Dari pintu masuk, letak Air Terjun Sri Gethuk tersembunyi di balik perbukitan. Ada dua cara untuk menuju Air Terjun Sri Gethuk, yakni berjalan kaki melalui areal persawahan atau naik getek kayu menyusuri Sungai Oya.

Pengunjung harus berjalan sekitar 500 meter untuk menuju Air Terjun Sri Gethuk. Menyusuri Sungai Oya dengan getek kayu merupakan cara termudah mencapai air terjun. Namun, pengunjung harus membayar Rp 10 ribu setiap orang untuk perjalanan sekitar lima menit. Terbuat dari kayu dan sejumlah tong plastik, getek kayu tersebut digerakkan dengan mesin.



Sungai Oya di sekitar air terjun memiliki kedalaman bervariasi. Namun, warga sekitar menyebut kedalaman Sungai Oya di beberapa titik bisa mencapai 30 meter. Lantaran hal itu, berenang di sekitar air terjun membutuhkan pemandu yang biasanya berasal dari warga lokal setempat. Pengelola wisata di Sri Gethuk menyediakan jaket pelampung dengan tarif sewa Rp 5000 per orang.

Aliran Air Terjun Sri Gethuk dibentuk oleh tiga mata air, yakni Dumpoh, Umbul, dan Ngandong. Aliran mata air tersebut menyatu dan kemudian pecah di tiga percabangan di air terjun utama. Air tersebut turun dari bukit dengan ketinggian sekitar 50 meter. Sebelum mengalir ke Sungai Oya, air jatuh ke jajaran batu cadas.     

Di sekitar air terjun utama terdapat enam air terjun lain yang semuanya disebut dengan nama Sri Gethuk. Sebagian besar air terjun tersebut hanya mengalir dari ketinggian sekitar 20-30 meter. Namun, ada satu air terjun yang lebih besar dibandingkan air terjun utama. Sayangnya, akses menuju air terjun tersebut sulit ditempuh karena harus melewati perbukitan batu.
 
Areal di sekitar air terjun didominasi batu. Jajaran batuan keras berwarna abu-abu persis berada di bawah air terjun. Namun, di sekitar sisi pinggir sungai, batuan merupakan jenis batu kapur. Sejumlah batu yang dialiri air cenderung licin sehingga pengunjung harus ekstra hati-hati saat mendekati air terjun.



Kawasan wisata Sri Gethuk ini dibuka setiap hari dari pukul 08.00 - 16.00 WIB. Pengunjung yang ingin masuk kawasan wisata ke Air Terjun Sri Gethuk cukup membayar dengan Rp 5000. Tarif itu sudah termasuk dapat mengunjungi Goa Rancang Kencana. Namun, pengunjung yang ingin ikut sejumlah kegiatan wisata lain, warga setempat menawarkan sejumlah paket wisata.

Paket wisata dengan fasilitas bodyrafting, minuman sambutan, satu kali makan, dan cenderamata batik topeng bertarif sekitar Rp 175 ribu per orang. Paket wisata lainnya menawarkan outbond dengan tarif Rp 30 ribu per orang. Tetapi, tarif ini bisa ditawar yang besarnya bergantung pada jumlah orang dalam kelompok.

Bagi pengunjung yang ingin lebih lama menikmati pesona alam Desa Bleberan, warga setempat menyediakan homestay. Tarif homestay dibanderol sekitar Rp 75 ribu per orang per malam dengan fasilitas sekali makan. Desa Bleberan memiliki 20 homestay yang menggunakan rumah penduduk setempat.

Menikmati pesona alam tidak lengkap rasanya tanpa mencicipi kuliner lokal. Ada makanan cukup ekstrem yang terkenal di wilayah Gunungkidul, yaitu belalang goreng. Di Desa Bleberan, belalang goreng tersebut dibuat sambal untuk menemani nasi putih yang dicampur tiwul. Sajian bernama sego pletik sambal walang tersebut terbuat dari campuran tiwul yang terbuat dari tepun ketela pohon. Makanan itu juga disajikan dengan sejumlah sayur dan lauk, seperti sayur lombok ijo, gudeg daun singkong, tahu dan tempe goreng.

Kesenian tradisional termasuk yang juga ditawarkan di Desa Wisata Bleberan yang pertama kali diluncurkan pada 2010. Kesenian seperti jatilan, doger, slawatan, reog, hadrah, dan wayang kulit, masih dilestarikan warga. Sejumlah kegiatan budaya tahunan juga digelar di Bleberan, seperti upacara kenduri rasulan, kenduri nyadranan, dan kenduri robyongan.


 
  
MENGUNJUNGI GOA SEJARAH RANCANG KENCANA


Tangga batu telah tersedia untuk measuki goa ini. Anak tangga yang sudah dibuat sejak dulu. Goa Rancang Kencana menunjukkan jati dirinya yang akrab dengan peradaban manusia. Sebuah pohon tua yang besar berada di pintu masuk goa. Pohon klumpit, begitu nama pohon yang diperkirakan berusia sekitar dua abad ini. Goa ini terletak di sisi kiri jalan, sekitar 800 meter dari Air Terjun Sri Gethuk, kawasan wisata yang jauh lebih terkenal. Posisi goa ini lebih dekat dari pos tiket kawasan wisata Sri Gethuk di Desa Wisata Bleberan, Yogyakarta.


Goa Rancang Kencana termasuk goa purba. Orang-orang menyamakan goa ini dengan Goa Braholo di Kecamatan Rongkop. Di kedua goa ini sama-sama ditemukan artefak dan tulang manusia yang diperkirakan hidup ribuan tahun silam. 

Begitu memasuki goa, di dalamnya memiliki tiga area utama, yakni aula, tempat ritual, dan semedi. Panjang goa sekitar 45 meter. Di 'aula'itu, Laskar Mataram konon menyusun strategi perang untuk mengusir Belanda dari Kasultanan Ngayogyakarta Hadiningrat. Konon pula, karena goa ini digunakan sebagai tempat merancang strategi untuk kemuliaan maka dinamai sebagai Goa Rancang Kencana.

Goa Rancang Kencana merupakan jenis goa kering. Saat hujan, goa relatif teduh untuk berlindung. Ini sebabnya goa tersebut sempat menjadi tempat latihan bulu tangkis sebelum menjadi objek wisata di Desa Bleberan.

Cerita mistis tidak luput dari keberadaan Goa Rancang Kencana. Pada sisi lain goa juga terdapat lorong. Lorong ini disebut-sebut menghubungkan Goa Rancang Kencana dengan Air Terjun Sri Gethuk. Tak cuma itu, konon Goa Rancang Kencana memiliki pintu gaib yang tembus ke Gunung Merapi. Pintu tersebut digunakan Laskar Mataram yang akan rapat dengan raja.

Tidak hanya itu, bentuk stalaktit dan stalakmit juga berbumbu mistis. Di dalam goa terdapat stalaktit yang menyerupai jenglot, mahluk gaib yang dipercaya bertubuh mini dengan rambut panjang. Di dekat pintu masuk goa, juga terdapat batu yang mirip dengan kerbau. Sejumlah titik di dalam goa juga dipercaya merupakan tempat semedi. 

Sebelum menjadi objek wisata, Goa Rancang Kencana juga kerap menjadi tempat ritual. Batu bekas tempat membakar kemenyan dan meletakkan kembang masih berada di dalam goa. Namun, belakangan, pengelola telah melarang pembakaran kemenyan dan menempatkan bunga sesaji di dalam goa.





Komentar