Endog abang adalah telur rebus yang kulitnya berwarna merah, ditusuk dengan bambu (seukuran bambu tusuk sate). Kemudian, di atas dan di bawah telur diberi hiasan dari kertas.
Untuk menjajakannya,
penjual biasanya menggunakan sepotong batang pisang atau media lain yang bisa untuk
menancapkannya. Sehingga, endog abang yang dijejer ini menarik perhatian
pengunjung dan menggoda untuk membelinya. Endog abang ini hanya dijual selama
kurang lebih tujuh hari pada saat perayaan Sekatenan di halaman Masjid Gede Keraton
Yogyakarta.
Endog abang mengandung tiga lambang. Pertama, telur menandakan sebuah kelahiran. Kedua, wara merah melambangkan kesejahteraan. Ketiga, tusuk yang vertikal menandakan hubungan manusia dengan Allah SWT. Secara keseluruhan, telur yang direbus dengan pewarna merah ini mengandung makna kelahiran Nabi Muhammad SAW, bisa meningkatkan kesejahteraan bagi seluruh umat manusia. Selain itu, seluruh umat selalu melaksanakan perintah Allah SWT dan menjauhi segala larangan-Nya.
Makanan khas Sekaten ini selalu dijajakan bersamaan dengan sego gurih dan kinang. Menurut cerita para orang tua, kalau bisa menikmati tiga makanan ini, bisa membuat awet muda dan sejahtera.
Komentar
Posting Komentar