TRAVELING : LIBURAN SERU DI MUSEUM



Mengunjungi museum bisa menjadi alternatif pengisi masa liburan putra-putri anda. Berikut beberapa museum yang menarik untuk wisata bersama keluarga anda :

MUSEUM ANAK KOLONG TANGGA





Museum ini sengaga didesain untuk mengisi ruang kosong tepat di bawah tangga gedung pertunjukan Taman Budaya Yogyakarta. Nuansa khas anak pun langsung terasa ketika tiba di loket karcis. Banyak lukisan bertema anak dengan warna-warni cerah. Ada pula replika seorang ibu berbusana tradisional Jawa yang tengah menjual berbagai mainan tradisional anak-anak.

Museum Anak Kolong Tangga bisa dibilang surganya anak-anak bermain. Memasuki museum, terlihat ratusan mainan anak-ana dipajang dengan apik. Mulai mainan tradisional hingga mainan modern. Pengunjung dewasa pun seakan bernostalgia kala melihat mainan-mainan yang kini sudah langka. Contohnya, dakon atau congklak yang terbuat dari kayu. Banyak pula mainan lain yang tak kalah menarik. Ada boneka dari kayu dan plastik, beragam miniatur seperti vespa, mobil, kuda kepang, dan mainan dari gerabah.





Museum yang diprakarsai seniman Belgia, Rudi Corens, ini sebenarnya punya ribuan koleksi. Namun, karena keterbatasan ruang, pihak museum memajangnya bergantian. Rudi yang tinggal di Yogyakarta sejak tahun 1991, membuat museum ini karena merasa prihatin anak-anak tidak lagi akrab dengan warisan budayanya sendiri. Nah, lewat koleksinya di museum ini, Rudi berharap anak-anak mau mengenali kembali mainannya, bukan hanya mengakrabi permainan elektronik dan tayangan teve. Untuk itu, pihak pengelola juga membuka kelas membuat mainan anak-anak. Jadi, sambil bermain, anak pun bisa tahu proses pembuatan mainan tradisional. Sangat mengasyikkan.

MUSEUM LAYANG-LAYANG





Jakarta punya banyak museum. Salah satunya, Museum Layang-Layang yang berlokasi di Jl. H. Kamang No 38, Pondok Labu, Jakarta Selatan. Museum yang didirikan tahun 2003 ini pantas direkomendasikan untuk putra-putri anda. Lokasinya yang luas dengan rindang pepohonan membuat pengunjung betah. Apalagi, layang-layang begitu lekat dengan dunia anak.

Memasuki ruang pamer, mata dimanjakan dengan keindahan beagam layang-layang, tidak hanya dari negeri sendiri, tapi juga dari luar negeri. Bentuknya pun sangat beragam dengan warna yang memikat. Ada bentuk aneka satwa seperti burung, kupu-kupu, ikan, kuda terbang. Keberagaman museum yang kerap dikunjungi anak-anak ini juga terlihat dari ukuran. Ada layang-layang mini hanya berukuran 2 cm sampai ukuran raksasa 9 x 26 meter. Beberapa layang-layang raksasa ini juga disewakan untuk berbagai keperluan.





Tak hanya menyaksikan koleksi, museum juga menyelenggarakan berbagai aktivitas menarik. Kreativitas yang ditawarkan antara lain membuat keramik, melukis payung, dan tentu saja membuat layang-layang. Ternyata, tidak sulit membuat layang-layang. Bahkan, pihak museum juga menyediakan kursus kilat membuat layang-layang untuk anak TK dan SD.

MUSEUM KERETA





Di museum ini pengunjung diajak menapaki jejak sejarah alat transportasi yang digunakan keluarga Kaslutanan Yogyakarta dari masa ke masa. Di papan, terpampang tulisan Museum Kereta, tapi yang dimaksud bukan kereta api, melainkan kereta kuda. Berlokasi di dalam lingkungan kompleks Keraton Yogyakarta (Jl. Rotowijayan), puluhan kereta milik keraton tertata rapi layaknya berada di sebuah garasi. Kereta tersebut terbagi dalam tiga jenis, yaitu kereta atap terbuka beroda dua, kereta atap terbuka roda empat, dan kereta atap tertutup beroda empat. Kunjungan pun akan semakin menambah ilmu dengan informasi yang diberikan guide museum soal asal-usul dan fungsi kereta.

Misalnya, Sultan Hamengkubuwono I yang mewariskan kereta tertua yang dinamakan Kereta Kanjeng Nyai Jimad. Kereta buatan Belanda tahun 1750 ini merupakan pemberian Gubernur Jendral Hindia Belanda, Jacob Mossel. Bisa jadi karena dianggap ‘paling sepuh’ dibandingkan kereta lain, Nyai Jimad diperlakukan sangat istimewa. Di bagian atasnya berselubung kain putih. Kereta transportasi Sultan Hamengkubuwono I ini juga dikeramatkan dengan sesajian tiap Selasa Kliwon.





Generasi berikutnya adalah peninggalan Hamengkubuwono II, sebuah kereta buatan Inggris tahun 1800. Menurut sang pemandu wisata, kereta yang diberi nama Kyai Mondro Juwolo ini pernah dinaiki Pangeran Diponegoro. Adapun Hamengkubuwono VII paling banyak meninggalkan warisan sebanyak 12 kereta. Yang terlihat unik adalah Kereta Kiai Biru yang berwarna biru. Namun, ternyata tak semua kereta keraton berasal dari luar negeri. Ada juga yang dikerjakan seniman lokal, yaitu Kereta Permili yang dibuat di Yogyakarta tahun 1901.

MUSEUM ANGKUT & MOVIE STAR STUDIO BATU





Kota Batu, Malang, tumbuh menjadi kota wisata yang komplet dan menyenangkan untuk dikunjungi. Yang terbilang masih baru adalah Museum Angkut di Jl. Terusan Sultan Agung Atas No 2. Museum Angkut adalah museum khusus kendaraan baik di Indonesia maupun seluruh dunia. Penataan kendaraan angkut di museum seluas 3,7 hektar ini dibagi dalam berbagai zona. Misalnya, zona Jerman, Italy, Perancis, Las Vegas, Inggris, Gangster & Broadway. Pengunjung pun seolah dibawa ke suasana seperti nama zona yang ada. Di zona Gangster, pengunjung bagai menikmati suasana seperti yang selama ini hanya bisa disaksikan dalam film. Belum lagi, arsitektur bangunannya dibuat sama seperti di negeri asalnya.

Museum Angkut pun menyajikan panorama suasana negeri sendiri. Yaitu zona Batavia, Pecinan, dan Sunda Kelapa. Di zona Batavia, nuansa bangunan yang eksotis membawa kita ke masa Jakarta tempoe doeloe. Di museum ini, unsur hiburan dan edukasi juga kental tersaji. Misalnya, di zona Edukasi pengunjung bisa mengetahui sejarah angkutan darat, laut, udara dengan segala jenis angkutannya. Salah satu yang menarik adalah mobil warna krem dengan bendera Merah Putih. Plat nomornya bertuliskan 1 Indonesia, Ex Soekarno. Ya, mobil ini adalah kendaraan yang pernah dipakai presiden pertama RI, Bung Karno.





Ratusan kendaraan angkut lainnya pun dipajang dengan penataan menarik. Sebab konsep penataan dipadukan dengan legenda dari berbagai belahan dunia. Lihat saja pemandangan unik tatkala superhero Hulk dalam bentuk paung raksasa tengah menginjak mobil. Masih dari ranah superhero Amerika, ada pula replika kendaraan Batman. Keduanya, terdapat di zona Hollywood. Capek jalan-jalan ? Tenang saja. Museum ini juga memadukannya dengan pusat kuliner dari berbagai daerah, seperti nasi timbel, gudeg Jogja, soto Madura. Bahkan, dilengkapi dengan pasar terapung seperti di Banjarmasin, Kalimantan Selatan.

MUSEUM SATWA BATU





Berjarak sekitar 20 km di sebelah barat kota Malang, museum yang merupakan bagian Jatim Park 2 ini, mengusung tema sarat edukasi. Pengunjung disuguhkan beragam satwa yang diawetkan dari berbagai belahan dunia. Mulai dari jenis reptilia, mamalia, burung, dan banyak lagi. Bahkan, ada juga fosil hewan purba. Mulai dari benua Amerika, Afrika, Asia, Australia, Eropa, bahkan Antartika. Selain itu, museum juga menyajikan replika satwa purba yang biasa kita lihat di film petualangan. Misalnya, Apatosaurus, Tyrannosaurus-Rex, Stegosaurus, dan Mammoth.      





Museum satwa juga memajang ribuan serangga yang sudah dikeringkan. Serangga-serangga ini berasal dari berbagai negara di dunia. Beragam jenis serangga yang ada antara lain laba-laba, belalang, kupu-kupu. Untuk sarana edukasi, museum juga dilengkapi dengan ruangan Khazanah Pengetahuan Fauna. Karena fungsinya sebagai tempat pelestarian alam, semua hewan disini tidak diperoleh dengan sengaja memburu hewan yang hidup, melainkan hewan yang memang sudah mati. Pengelola Museum Satwa pun bertujuan memberikan ilmu pengetahuan terutama para murid sekolah tentang satwa dan habitatnya.  

Komentar