Bapak satu anak asal Madura ini memiliki kegiatan sosial yang tidak biasa dilakukan oleh orang lain, yakni bersedekah dengan mobil ambulans. Ia membantu warga yang membutuhkan ambulans dengan harga murah, bahkan gratis. Ia hanya punya satu keyakinan, bahwa semakin banyak kita bersedekah, akan semakin banyak rezeki yang kita terima.
Di lingkungan
rumah sakit di Surabaya, nama Shaloeky memang sudah sangat dikenal. Bukan
karena dia ahli medis, tapi karena sifat dermawannya. Ia menyediakan ambulans
murah, bahkan gratis kepada siapa saja yang membutuhkan. Baik untuk membawa
pasien, maupun jenazah dari keluarga tidak mampu. Hampir seluruh rumah sakit di
Surabaya sudah mengetahui usahanya ini.
Bila ada pasien atau jenazah yang keluarganya pas-pasan butuh ambulans, pihak
rumah sakit pasti akan menghubunginya.
Shaloeky memang sudah sekian lama menggeluti kegiatan sosial dengan menyediakan sedekah ambulans. Aksi sosialnya ini merupakan salah satu cara Shaloeky mengucapkan syukur karena usaha warung Sate Klopo Ondomohen yang dikelola bersama istrinya, Asih, terbilang sukses. Bahkan, sate klopo ini termasuk legendaris, salah satu yang paling terkenal di Surabaya. Ia pun sudah berbagi tugas dengan sang istri. Usaha warung sate itu kini dijalani istrinya, sedangkan ia hanya membantu kulakan logistik di pasar. Selain itu, tugas utamanya lebih konsentrasi ke bidang sosial.
Dikisakan Shaloeky, warung sate berbumbu khas dengan parutan kelapa dan sambal kacang itu merupakan usaha yang diwarisi dari ayahnya dan sudah ada sejak tahun 1945. Ia melanjutkan usaha bersama sang istri di Jalan Ondomohen, Surabaya. Inilah yang membuat warung sate yang selalu ramai ini diberi nama Sate Klopo Ondomohen. Konsentrasi dengan usahanya, membuat Shaloeky tak menyangka bakal terjun di bidang sosial. Kisah sedekah mobil ambulans yang diberi nama Assabilillah ini bermula ketika tahun 2005, Shaloeky ditunjuk warga kampung menjadi pengurus bidang sosial. Salah satu tugasnya adalah mencari sewaan mobil ambulans ketika ada warga yang meninggal dunia atau sakit. Dari sini Shaloeky bisa merasakan, ternyata ongkos ambulans memang tidak semurah ongkos transportasi umum. Padahal tidak semua keluarga yang berduka itu berasal dari golongan mampu. Ia pun berpikir, kasihan sekali orang yang nasibnya sedang kesusahan, tapi harus masih memikirkan soal biaya ketika ingin menyewa ambulans.
Saat itulah Shaloeky bernazar, kelak kalau mendapat rezeki, ia ingin membeli ambulans untuk sedekah. Dan syukur, tak lama setelah bernazar, pada tahun 2010 Shaloeky mengaku mendapat rezeki. Salah satu sumber rezeki tentu saja dari warung sate kloponya yang juga sudah tenar sampai luar kota. Shaloeky lalu membeli mobil Suzuki APV baru seharga Rp 150 juta. Selanjutnya mobil tersebut ia bawa ke karoseri untuk dimodifikasi bagian dalam dan luarnya hingga menjadi sebuah mobil ambulans. Sejak itu, warga sekitar Jalan Ondomohen tidak pernah mengalami kesulitan lagi tatkala membutuhkan ambulans. Baik untuk perjalanan di dalam maupun luar kota Surabaya. Dalam perjalanan waktu, Shaloeky merasa sia-sia kalau ambulans itu hanya dimanfaatkan untuk warga kampungnya saja. Karena musibah tidak datang setiap hari, maka mobil itu akan lebih banyak menganggurnya. Padahal seharusnya masih bisa dimanfaatkan oleh masyarakat lebih luas lagi.
Secara kebetulan, Shaloeky kenal dengan aktivis LSM yang kerap mendampingi orang tak mampu di rumah sakit. Kiprah Shaloeky pun dengan cepat dikenal. Teman-temannya di aktivis LSM itulah yang kerap menghubunginya ketika ada yang membutuhkan ambulans. Jadi, secara jujur Shaloeky mengakui, bahwa dirinya bisa diketahui oleh banyak orang, salah satunya berkat jasa dari teman-temannya yang bekerja di LSM. Pada awal beroperasi, Shaloeky sempat merasa tidak enak dengan pemilik mobil ambulans lain karena merasa telah mengambil lahan rezekinya. Tapi pada akhirnya, mereka pun saling mengerti. Pemilik ambulans lain itu justru sering mengarahkan keluarga tidak mampu yang butuh ambulans kepadanya.
Awalnya Shaloeky sendiri yang pegang kemudi ambulans. Baru dua tahun kemudian ia memiliki sopir khusus. Selama menggeluti bidang sosial ini, ia kerap mendengar cerita yang penuh keprihatinan, yang semakin meneguhkan niatnya untuk bisa membantu sesama. Baginya, kapan lagi bersedekah kalau tidak sekarang. Mumpung masih diberi umur panjang. Dalam membantu pun, Shaloeky melihat kemampuan masing-masing orang. Kalau orang itu tergolong masih cukup, memang tidak sepenuhnya gratis. Tapi ia juga tetap tidak ingin memberatkan. Sementara untuk keluarga miskin tidak perlu bayar sama sekali. Bahkan dalam kasus-kasus tertentu bukan saja gratis, tidak jarang Shaloeky memberi uang duka kepada keluarga yang meninggal.
Pernah ada sebuah cerita yag memilukan. Suatu ketika Shaloeky diminta mengantar jenazah seorang remaja yang meninggal di RS Dr. Soetomo, Surabaya ke rumahnya. Setiba di rumah duka di perkampungan penduduk, ia sangat terenyuh. Ternyata orangtua anak yang meninggal itu sedang mencari nafkah di luar kota. Hanya ada seorang nenek di rumah yang kecil dan sangat sederhana itu. Bahkan saking kecilnya rumah itu, keranda pun tak bisa masuk. Karena tak tega melihat, waktu pulang Shaloeky memberkan uang Rp 400 ribu kepada keluarga itu untuk tambahan biaya pemakaman. Cerita menyentuh lainnya, Shaloeky pernah menjemput jasad anak balita di RS Soewandi, Surabaya untuk dibawa ke kampung halamannya di Sampang, Madura. Ia kembali berhadapan dengan warga miskin. Ibu si bayi hanya punya uang Rp 20 ribu. Si ibu itu pun memohon-mohon kepadanya agar bisa dibantu. Shaloeky pun lantas mengatakan kepada ibu itu agar tidak usah memikirkan soal biaya. Semuanya akan ia gratiskan. Bahkan ia juga memberi sekedar santunan kepada si ibu itu. Menurut Shaloeky, ia memang kerap menghadapi drama serupa. Bahkan kejadian seperti itu sudah tak terhitung berapa kali terjadi.
Kepada sopirnya pun, Shaloeky juga berpesan agar tak memasang tarif. Sekecil apa pun uang yang diberikan, harus diterima. Pada masyarakat yang memang tidak mempunyai uang, mereka tidak perlu membayar. Dari sini ia bisa mendapatkan kepuasan batin apabila bisa membantu orang yang tidak mampu.
Shaloeky menyakini bantuan yang diberikan, akan dikembalikan dalam jumlah yang jauh berlipat ganda. Keyakinannya ini bukan tanpa dasar. Pernah, suatu ketika ia mengantar jenazah ke Kediri yang berjarak sekitar 160 km dari Surabaya, hanya menerima imbalan Rp 300 ribu. Berbeda dengan sewa ambulans lain yang bisa mencapai jutaan rupiah. Walau sebenarnya si penyewa ambulans itu termasuk keluarga berada, ia tetap menerima dengan ikhlas. Saat kembali ke Surabaya, ada enam pelayat yang ikut. Sampai di Jombang pukul 20.00. Ketika ia merasa lapar, ia langsung mengajak makan satu rombongan pelayat itu. Dan setibanya di Surabaya pukul 22.00, ia mendapat laporan bahwa sejak sore warung satenya sangat ramai. Bahkan sekitar pukul 20.00, ada rombongan penumpang bis yang semuanya makan sate di warungnya.
Selama menjalankan usaha ambulans ini, Shaloeky mengaku semakin paham tabiat orang. Pernah suatu ketika ia menerima imbalan Rp 500 ribu. Namun yang aneh, setelah ia terima, orang yang memberikannya itu memintanya lagi. Rupanya mereka baru mendapat informasi bahwa ambulans yang dijalaninya bisa gratis. Dari pengalamannya bersedekah pula, ia semakin yakin jika seseorang beramal dengan ikhlas, maka Tuhan pasti akan melipatgandakan rezekinya. Terbukti setelah memiliki ambulans, pembeli sate klopo di warungnya meningkat tajam. Bahkan saking ramainya, Shaloeky mengaku materi yang diterimanya sangat berlimpah. Tanpa bermaksud untuk takabur, Shaloeky merasa soal kenikmatan duniawi, semuanya sudah ia miliki. Bahkan harta yang dimilikinya sekarang ini pun tidak akan habis dimakan cucunya.
Shaloeky yakin, materi yang berlimpah tidak datang dengan sendirinya. Tapi imbas dari sedekah yang ia berikan selama ini. Oleh karena itu, ia pun berniat ingin menambah jumlah ambulannya lagi, agar bisa lebih banyak membantu orang yang tidak mampu. Tak hanya bersedekah lewat ambulans, Shaloeky juga telah memberangkatkan umroh dan haji sebagian karyawannya. Karena ia sadar, usahanya bisa maju salah satunya berkat kerja keras karyawannya. Shaloeky dan istri pun bahagia, usaha dan sedekah mereka bisa sama-sama lancar.
Komentar
Posting Komentar