Awal tahun 2014, dokter muda asal Malang (Jawa Timur) ini meraih pemghargaan dari kerajaan Inggris berkat dedikasinya mendirikan asuransi bank sampah bagi masyarakat tidak mampu. Bahkan Pangeran Charles dari Kerajaan Inggris pun turut memberikan aspresiasi karena usahanya disebut mampu menyelesaikan dua persoalan masyarakat sekaligus. Penghargaan dari Pangeran Charles itu ia dapatkan ketika Kerajaan Inggris sedang mencari pemuda di bawah usia 30 tahun yang memiliki perusahaan atau bisnis yang memberi pengaruh sosial yang besar. Gamal pun menerima penghargaan The HRH Prince of Wales Young Sustainability Entrepreneur. Pangeran Charles mengatakan, inti dari penghargaan tersebut karena gerakan yang ia lakukan dianggap dapat membantu menyelesaikan dua persoalan penting, yaitu soal lingkungan dan kesehatan.
Usaha yang
dimiliki Gamal memang berupa asuransi bank sampah yang ditujukan bagi masyarakat
kelas menengah bawah. Dengan usahanya ini, masyarakat tidak mampu yang selama
ini sering kesulitan biaya untuk berobat ke dokter saat sakit, sekarang tidak
perlu cemas lagi. Ia memiliki terobosan pendanaan yang bisa dijangkau. Caranya,
pasien atau masyarakat tidak perlu membayar menggunakan uang, tetapi bisa
membayar dengan sampah. Jadi teknis di lapangan, setiap minggu warga bisa
mengirim sampah ke tempayt yang sudah disediakan. Sampah tersebut akan
diperhitungkan nilai rupiahnya. Dan nantinya, ketika warga tersebut sakit, bisa
berobat ke klinik yang sudah disediakan secara cuma-cuma.
Gagasan untuk membuat asuransi bank sampah ini bermula ketika dirinya tergelitik soal pembiayaan kesehatan bagi masyarakat. WHO menganjurkan agar pemerintah sebaiknya menganggarkan 15 persen dana APBN khusus untuk kesehatan. Kenyataannya UU No 36 tahun 2009 hanya mengamanahkan pembiayaan kesehatan itu lima persen per tahun. Bahkan kenyataannya di lapangan hanya tiga persen per tahun. Ini tentu sangat rendah dan tidak akan mencukupi. Padahal, di negara-negara miskin di Afrika saja, misalnya Rwanda, Liberia, maupun Nigeria, mereka bisa mengalokasikan sebesar 15 persen. Akibatnya, masyarakat Indonesia akan sering mengalami persoalan dalam pembiayaan kesehatan.
Di sisi lain, Gamal juga pernah menganalisis, setengah dari jumlah penduduk Indonesia pendapatannya hanya dua dolar per hari atau sekitar Rp 22 ribu. Bahkan 18 persen di antaranya penghasilannya di bawah satu dolar. Pertanyaan selanjutnya, dari penghasilan yang hanya Rp 22 ribu per hari, berapkah yang dialokasikan untuk biaya kesehatan ? Bila diasumsikan masyarakat yang penghasilannya Rp 1 juta per bulan, maka dia hanya akan mengalokasikannya sekitar Rp 21 ribu. Gamal yakin, dengan penghasilan yang hanya sebesar itu tidak mungkin orang akan menyisihkan untuk dana kesehatan. Untuk kebutuhan pokok hidup saja tidak mencukupi.
Program asuransi sampah ini salah satunya Gamal ambil dari pendapat Notoamijoyo, yang mengatakan, hakikat tertinggi program kesehatan itu adalah bagaimana mengambil sumber daya masyarakat untuk dikembalikan kepada mereka. Jadi tidak sekedar hanya diberi atau dibantu karena pada dasarnya semuanya itu berasal dari masyarakat juga. Dengan fakta demikian, Gamal berpikir bagaimana merancang sebuah keuangan mikro bagi masyarakat menengah ke bawah. Jelas tidak mungkin kalau mereka diminta untuk mengumpulkan uang Rp 2000-Rp 3000 per hari sebagai persiapan sakit, karena pendapatan mereka yang sudah sangat kecil. Lalu, Gamal pun membuat rekayasa sosial yaitu dengan membentuk sistem asuransi dengan sampah sebagai sumber pembiayaan kesehatan. Jadi, warga yang sehat pun harus tetap membayar sampah sebagai persediaan kalau mereka sakit. Oleh karena itu, ketika Gamal datang dan menawarkan program ini ke masyarakat tidak mampu, mereka menyambutnya dengan gembira. Mereka pastinya bisa melakukan dengan mudah mengingat persoalan sampah kita selama ini 35 persen dibakar dan 75 persen ditimbun.
Kemudian, di tahun 2009 ketika awal Gamal menjadi mahasiswa kedokteran Universitas Brawijaya Malang, bersama dosennya, Dr. Ita Rosita dan dibantu empat rekan (Mohamad Maulana, Hamid Aluza, Sapta Adi, serta Didin Arya), ia mulai mengeluarkan rancangan atau ide asuransi bank sampah ini. Sebagai mahasiswa yang terbilang baru dengan keterbatasan biaya dan SDM, ia memulai ide ini di tahun 2010. Pertama kali, ia menggunakan klinik milik dosennya di daerah Lowokwaru, Malang. Tapi SDM yang terlibat masih sedikit. Sistemnya juga belum bagus. Gamal mengaku sangat kesulitan karena banyak kendala yang ditemuinya di tengah jalan. Namun setelah kegagalan itu, ia langsung mendirikan usaha yang diberi nama Indonesia Medika. Gamal merekrut tenaga anak-anak muda yang memiliki riwayat penelitian cukup banyak mengenai produk pengembangan kesehatan massa. Lalu, ia menjadikan asuransi sampah ini sebagai program andalan.
Sebenarnya selain asuransi sampah, perusahaannya ini banyak menelurkan produk inovatif. Misalnya membuat sabuk bayi pintar. Sabuk ini dikenakan oleh ibu hamil dan bisa diprogram untuk mengeluarkan suara, baik ayat-ayat suci Al-Quran atau musik-musik klasik yang bisa merangsang kecerdasan bayi dalam kandungan. Gamal mendirikan perusahaannya ini di daerah Sawojaja, setelah klinik yang ada di Lowokwaru tutup. Sempat pula usahanya ini tutup lagi karena berdiri di lokasi perumahan mewah sehingga tidak cocok dengan konsepnya. Selanjutnya, ia mendirikan di daerah Gadang yang dianggap lokasinya sangat tepat. Selain di lingkungan menengah ke bawah, tempatnya juga berdekatan dengan pasar.
Mekanismenya, antara pihaknya dengan anggota asuransi sama-sama memiliki hak dan kewajiban. Kewajiban dari anggota adalah mengumpulkan sampah setiap hari Sabtu, berupa plastik atau kertas. Saat ini sudah dikembangkan pula bisa menerima jenis-jenis sampah organik untuk pupuk. Gamal menargetkan setiap bulannya bisa terkumpul sampah senilai Rp 100 ribu. Dengan nilai sebesar itu, mereka bisa berobat sebanyak 2 kali dalam sebulan secara gratis di klinik yang sudah ia sediakan. Untuk mengelola klinik tersebut, Gamal merekrut karyawan-karyawan muda termasuk dokter yang ada di klinik. Mereka ia gaji layaknya karyawan. Walaupun nilainya sedikit lebih rendah karena ada nilai sosialnya. Posisi para karyawan ini pun macam-macam. Ada yang menjadi marketing, pengepul sampah, dan lain-lain. Saat ini, untuk di Malang jumlah anggota asuransi sampah sudah sekitar 700 orang, dan ia sudah memiliki 70 orang karyawan untuk operasional. Bahkan programnya ini kemudian sudah diduplikasi di daerah Ciwidey (Bandung) serta Yogyakarta. Bahkan untuk di Ciwidey, ia mencoba menawarkan tidak sekedar berobat rawat jalan saja, tapi bisa juga sampai rawat inap.
Sebelum dapat penghargaan dari Kerajaan Inggris, Gamal telah mendapatkan penghargaan dari Asoka karena dianggap sebagai pemuda perubahan tahun 2013. Asoka adalah lembaga social entrepreneur yang berpusat di Inggris. Dan Asoka inilah yang kemudian mengusulkannya menjadi salah satu kandidat ke kerajaan. Saat itu jumlah peserta dari seluruh dunia kurang lebih mencapai 511 orang. Lalu peserta mengerucut menjadi 14 besar, dan kemudian dilakukan proses wawancara melalui tele conference dengan pihak Cambridge University. Setelah lolos, tersaring menjadi 7 besar. Perwakilan dari berbagai negara itu kemudian diminta datang ke Inggris untuk melakukan lima presentasi di depan dewan juri. Selain Gamal, negara yang mengirimkan perwakilannya adalah Meksiko, Peru, Nepal, Nigeria, India, serta Guatemala.
Dalam kesempatan itu, Gamal juga sempat mengobrol dengan Pangeran Charles, bahkan diajak makan bersama dalam satu meja. Menurut Gamal, Pangeran Charles sangat kagum dengan program asuransi sampah ini. Gamal mengakui, ketika menerima penghargaan itu perasaannya campur aduk, antara bahagia juga gelisah. Karena sehari sebelum pengumuman resmi, sebenarnya ia bersama peserta yang lain sudah diberitahu, bahwa dirinya lah yang keluar sebagai pemenang. Persoalannya, peserta sama sekali tidak boleh menceritakan kepada siapa pun termasuk pada keluarganya. Dan yang membuat ia gelisah adalah, Gamal terus menerus menerima SMS dari ibunya yang menanyakan siapa pemenangnya.
Selain kegigihan, Gamal menyadari, apa yang ia dapatkan ini bukanlah sekedar usahanya sendiri. Tapi ada kekuatan besar lain yaitu doa ibunya, Eliza Abdat. Gamal yakin, keikhlasan dan kesungguhan ibunya berdoa, adalah bagian yang tak terpisahkan dalam keberhasilannya selama ini. Dalam hal berdoa, Gamal punya cerita tersendiri. Menurutnya, ibunya tidak pernah lepas berdoa untuk anak-anaknya termasuk dirinya. Setiap saat, ibunya selalu memohon kepada Tuhan untuk keberhasilan anak-anaknya. Salah satu contoh, ketika Gamal akan ujian atau presentasi, sebelum ia berangkat dari rumah, ibunya selalu menanyakan jam beapa ia akan melakukan presentasi. Begitu sudah tahu jamnya, ibunya sudah berdoa khusus ssebelumnya agar Tuhan memberikan kelancaran baginya. Oleh karena itu, ketika Gamal akan menghadapi presentasi atau ujian, ia sangat percaya diri. Bukan hanya karena kemampuannya, tapi semata-mata karena Tuhan. Gamal pun mengaku kekagumannya terhadap sang ibu tidak akan pernah hilang.
Sejak kecil Gamal memang sudah bercita-cita menjadi dokter. Kebetulan ayahnya, Saleh Arofan Albinsaid, pernah ingin sekali menjadi dokter tapi tidak kesampaian. Oleh karena itu, ketika Gamal diterima di Fakultas Kedokteran, ayahnya gembira bukan main. Apalagi selama kuliah, Gamal mampu mengukir sejumlah prestasi. Selain sukses melahirkan asuransi sampah, Gamal juga pernah meraih penghargaan sebanyal 12 kali baik dari dalam dan luar negeri, seperti dari pengembangan produk, karya ilmiah, serta beasiswa.
@Gamal_Albinsaid
CEO Indonesia Medika,
Dokter Muda, Kordi Asia Tenggara ISECN,
email :
gamal.albinsaid@gmail.com,
kontak : 081252187266/08179602820
kontak : 081252187266/08179602820
Komentar
Posting Komentar