WINDOW OF LIFE : PERJUANGAN MANUSIA BATU DI KOTA TUA - JAKARTA




Kehadiran komunitas manusia batu yang tampil bak patung, telah memeriahkan suasana kota tua. Ternyata, mereka juga kerap diundang ke berbagai acara. Mulai dari launching produk sampai acara pernikahan.

Suatu siang di kawasan wisata kota tua, tepatnya di depan Musem Jakarta. Di bawah terik matahari, nampak manusia batu berdiri dengan pose unik. Di dekat meriam, misalnya, sosok pejuang 45 membawa senapan sungguh mirip patung asli. Tak jauh darinya, sosok perempuan bertubuh subur, tampil dengan dandanan ala Noni Belanda. Lengkap dengan gaun putih mirip busana pengantin, wig, topi dan payung. Kehadiran manusia batu yang berjumlah 10 karakter bertema perjuangan itu, memberi warna pada kota tua. Sebab, banyak pengunjung yang tertarik ingin foto bersama. Sebagai imbalannya, pengunjung akan memberikan uang seikhlasnya dan cukup menaruhnya di kotak atau keranjang yang disiapkan. Pegunjung bisa memberi berapa pun, Rp 2000, Rp 5000, atau bahkan tidak memberi sama sekali juga tidak masalah.





Idris, adalah salah satu yang menikmati pekerjaannya sebagai manusia batu. Apalagi, keberadaannya mendapat apresiasi dari masyarakat. Banyak yang mengatakan, kehadiran manusia batu ini telah menjadi salah satu ikon kota tua. Sering pula mereka dilibatkan dalam berbagai acara, misanya saja dalam ulang tahun Jakarta. Dikisahkan oleh pria yang tinggal di Bogor ini, dirinya tak sengaja bisa menjadi manusia batu. Kala itu, di bulan Juni 2012, ia yang tak memiliki pekerjaan, datang ke kawasan kota tua. Sebenarnya ia berniat ingin berdagang. Tapi ternyata, jumlah pedagang yang ada di sana sudah sangat banyak. Mulai yang menjual makanan, suvenir, dan lain-lainnya. Sesampai di halaman Museum Jakarta, matanya lalu tertuju pada meriam. Tiba-tiba saja, dari situ timbul keinginannya untuk jadi manusia seperti patung yang berdiri di dekat meriam. Apalagi ia melihat, pengunjung kota tua yang cukup ramai, selalu ingin berfoto di dekat museum dengan latar yang menarik.

Tak jadi berjualan, Idris pun segera pulang ke Bogor dan mengungkapkan keinginannya menjadi manusia patung pada istrinya. Meski sempat menolak, sang istri akhirnya menyetujui. Bahkan, istrinya mau saat disuruhnya meminta baju seragam bekas milik petugas hansip yang ada di lingkungan tempat tinggalnya. Setelah dapat dua setel seragam hansip bekas, pakaian itu langsung ia warnai dengan cat tembok warna abu-abu. Namun, setelah pekerjaan itu selesai, awalnya Idris sempat ragu sebelum akhirnya benar-benar mantap untuk menjadi manusia patung.





Idris, yang tak tamat SMP ini, mengaku tak punya pengetahuan tentang seni. Itu sebabnya, untuk menjadi manusia batu, ia asal saja mengecat tubuhnya. Sampai di kota tua, ia mengecat seluruh tubuhnya dengan cat tembok. Rasanya sangat tidak nyaman. Setelah kering, cat itu mengeras. Banyak orang yang melihat dirinya, mengatainya ‘orang gila’. Meskipun begitu, ia tetap pada niatnya untuk bekerja. Momen bersejarah pun dicatat dalam ingatan Idris. Ia hafal betul, Sabtu 14 Juni 2012 persis jam 12.30, adalah saat pertama kalinya ia berdiri di dekat meriam sebagai manusia batu. Kala itu, bertepatan dengan jelang hari ulang tahun Jakarta. Pengunjung kota tua pun sangat ramai. Di sanalah, Idris berdiri tak bergerak, berpose ala patung. Tanpa diduga, pengunjung tertarik ingin foto bersamanya. Lalu setelah itu lembaran rupiah dimasukkan ke dalam keranjang yang telah ia siapkan. Lima jam kemudian, Idris baru menyudahi aksinya.

Idris mengaku takjub usai menghitung uang recehan itu, terkumpul Rp 320.000. Tangannya sampai gemetar, tak mempercayai, sepanjang hidupnya baru kali itu saja ia bekerja selama setengah hari, bisa mendapatkan uang sebanyak itu. Namun setelah itu, Idris mengaku cukup kesulitan untuk membersihkan cat tembok di tubuhnya. Sampai dua bulan kemudian, Idris ingin mempunyai karakter yang lebih kokoh. Segera saja ia pergi ke warnet, dan dari hasil pencariannya di internet itu, ia tertarik dengan tokoh Bung Tomo. Jadilah, ia berdandan ala pejuang. Tidak lagi memakai kostum hansip, tapi ia merias dirinya serupa pahlawan. Ia juga sengaja berbelanja kostum, seperti peci, senapan rusak, granat yang tak aktif, dan sepatu tentara. Total dana yang ia habiskan sebesar Rp 430.000





Persis tanggal 17 Agustus 2012, sore di bulan puasa itu, Idris tampil dengan dandanan baru. Hasilnya, sungguh luar biasa. Bahkan media cetak dan televisi memberitakan aksinya di tengah terik matahari itu dengan judul Perjuangan Manusia Batu. Suara pengunjung juga membesarkan hatinya. Ada yang berkomentar, penampilannya mengingatkan tentang sejarah dan perjuangan bangsa. Rupanya Idris tak mau berhenti belajar. Ia mencari tahu tentang alat make up yang pas untuk menunjang pekerjaannya. Lagi-lagi dari hasil pencarian di internet ia mengetahui, istilah untuk mewarnai kulit dengan cat itu dinamakan body painting. Dan cat yang digunakan memang adalah jenis pewarna untuk make up pemain teater atau sinetron. Idris membelinya pada sebuah toko di Pasar Baru. Dan di sana ia seperti mendapatkan harta karun. Di toko itu semua warna ada dan harganya pun tidak mahal. Untuk warna hitam, harganya hanya Rp 12.000 dan bisa dipakai hingga empat kali.

Idris juga mengganti cat tembok di kostum dengan cat minyak. Sejak mendapatkan ilmu baru itulah, ia pun makin yakin dengan profesinya. Setiap hari ia lakoni pekerjaannya menjadi manusia patung, tak peduli dengan cuaca. Hasilnya pun semakin menjanjikan. Selama ini, jika sedang sepi pengunjung ia bisa mendapatkan Rp 200.000 dalam sehari. Namun begitu tiba hari Minggu atau libur, ia pernah mendapatkan sampai Rp 1 juta lebih. Senangnya lagi, ia juga sering mendapatkan uang dari turis asing. Uang itu lalu ia koleksi. Hingga saat ini di rumahnya ada setumpuk uang dari berbagai negara. Sama sekali Idris tak menduga, banyak instansi yang menggandengnya untuk berbagai acara. Ia kerap diminta untuk tampil pada acara launching produk, pernikahan, bahkan acara partai. Bila ada permintaan demikian, ia cukup bertanya apa tema yang diinginkan pengundang, agar ia bisa mempersiapkan penampilan yang diinginkan. Seringnya ia mendapatkan order tampil di berbagai acara, maka mau tak mau ia harus menyiapkan banyak kostum. Saat ini ia sudah mempunyai lebih dari 60 kostum.





Idris yang kini telah mengontrak rumah tak jauh dari kota tua mengaku, beberapa orang yang semula pedagang makanan di kota tua, ikut beralih profesi menjadi manusia batu. Sampai akhirnya jumlahnya saat ini ada 10 orang. Bersama mereka, Idris pun sepakat untuk membentuk komunitas dan dirinya yang ditunjuk sebagai ketua. Mereka juga sepakat bahwa komunitas ini tidak akan menambah anggota lagi. Dan Idris pun senang, kini pekerjaan sebagai manusia batu juga banyak tumbuh di berbagai kota lain.

Selain Idris, Sopiah, juga sudah lebih nyaman menjadi manusia batu. Apalagi, dirinya saat ini benar-benar menjadi tulang punggung keluarga, setelah suaminya tak bekerja lagi. Sopiah mengisahkan, semula ia berdagang minuman di kawasan Kota Tua. Namun beberapa kali ia harus menerima ditertibkan oleh petugas Satpol PP. Itu sebabnya, akhirnya ia memutuskan menjadi manusia batu saja setelah melihat penampilan Idris. Sopiah pun mulai berperan menjadi Noni Belanda sejak tahun 2013. Biaya kostum yang dipakai ibu tiga anak ini cukup mahal. Ia mengaku menghabiskan Rp 1 juta lebih untuk membeli busana, wig, sepatu, topi, dan payung. Ternyata, bekerja sebagai manusia batu penghasilannya cukup besar. Pernah dalam sehari ia bisa mendapatkan Rp 600.000 lebih. Sopiah pun tetap menjalani pekerjaannya meskipun pernah tubuhnya sedang hamil. Ia baru berhenti bekerja sampai menjelang melahirkan. Dan beberapa hari setelah cuti melahirkan, ia pun bekerja kembali.





Hasil yang didapat Sopiah memang jauh lebih besar ketimbang pekerjaan sebelumnya. Bahkan Sopiah yang awalnya hanya mengontrak rumah bersama keluarganya, sudah berhasil membuat rumah sendiri. Dan lebih bahagianya lagi, dari pekerjaannya ini, ia sering bertemu dengan para pejabat. Bahkan ia mengaku pernah mengobrol dengan Pak Jokowi dan Ahok. Baginya itu merupakan sebuah pengalaman yang luar biasa. Idris, Sopiah, dan rekan-rekan lainnya pun bangga menjadi manusia batu dengan kostum masa lalu.

Komentar