Dunia seni hiburan selalu butuh sri panggung. Dari khasanah penyanyi lokal ujung timur tanah Jawa, lahir penyanyi dengan perjuangan keras dan dedikasi luar biasa. Dialah, Suliyana. Dara jelita ini adalah seorang penyanyi berbahasa osing alias banyuwangian. Suliyana sendiri mengaku, tidak pernah membayangkan sama sekali akan menjadi penyanyi ternama dan idola banyak orang. Dengan pencapaian yang ia dapatkan saat ini, ia selalu berucap syukur.
Suliyana mulai
tampil menyanyi di depan umum sejak selepas SMP di Tapanrejo, Muncar. Muncar
adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur. Bersama
teman-temannya, ia ikut grup bnad yang memainkan musik pop. Kala itu, hanya
sebatas untuk senang-senang saja. Selain itu, di masa SMP ia juga sering ikut
lomba menyanyi baik di tingkat kecamatan atau kabupaten. Memasuki bangku SMA,
barulah ia mengawali karier sebagai penyanyi profesional. Ia merintis lewat
dunia rekaman, lengkap dengan pembuatan video klip. Ia berhasil masuk dapur
rekaman berkat bantuan seseorang yang dipanggil Papa Sugeng.
Suliyana mengenal
Papa Sugeng semasa SMP. Kebetulan pria itu tidak mempunyai anak perempuan, dan
dia lalu mengangkat Suliyana sebagai anaknya. Suliyana pun sempat tinggal di
rumahnya. Sepulang kerja, ayah angkatnya itu sering memainkan elekton dan ia
diminta untuk menyanyi. Lalu, Papa Sugeng mengenalkannya dengan seorang produser
musik dari Banyuwangi sampai akhirnya ia berhasil masuk dapur rekaman. Saat itu
ia diminta menyanyikan lagu berbahasa osing. Usai rekaman, ia juga dibuatkan
video klip yang diedarkan melalui CD. Lewat CD itulah, masyarakat akhirnya bisa
mengenal sosok Suliyana. Selanjutnya, datang permintaan menyanyi di panggung.
Pengalaman
pertama manggung sebagai penyanyi profesional dirasakan Suliyana sangat seru
sekali. Karena baru pertama kali dengan kemampuan menyanyi yang masih terbatas,
maka bayarannya saat itu masih sedikit. Suliyana masih ingat, pertama kali
manggung di bayar hanya Rp 20.000, kemudian terus meningkat menjadi Rp 40.000. Dan
akhirnya sekarang bayarannya sudah mencapai jutaan rupiah sekali manggungnya.
Di Banyuwangi sendiri memang tumbuh subur industri rekaman lagu bebahasa osing,
dan Suliyana termasuk penyanyi yang sangat produktif. Sampai saat ini album
rekamannya yang beredar jumlahnya sudah mencapai puluhan album.
Sebagai
penyanyi, Suliyana memang fokus pada lagu khas banyuwangian, dan belum ada
keinginan untuk mencoba merintis di jalur jenis musik lain. Namun, kalau
sekedar untuk menyanyi di panggung saja, masih bisa ia lakukan seperti ketika
saat ia masih duduk di bangku SMP. Hanya saja tidak pernah menekuninya dengan
serius. Suliyana mengakui, ia sudah sangat cinta dengan budaya Blambangan. Ia merasakan
budaya Banyuwangi ini sangat keren dan berkarakter. Meskipun sebenarnya, ia
sendiri bukan asli Banyuwangi. Suliyana adalah gadis ‘blasteran’ Kalimantan
dengan Solo. Ayahnya Mohamad Dardiansyah berasal dari Kalimantan Timur,
sedangkan ibunya Siti Aminah, berasal dari Solo, Jawa Tengah.
Suliyana
menghabiskan masa kanak-kanak dari sekolah sampai kelas 6 SD di Banjarmasin. Akan
tetapi, perjalanan hidupnya berkata lain. Hubungan orangtuanya ada masalah,
sampai akhirnya terjadi perpisahan. Kemudian ibunya menikah lagi dengan orang
Banyuwangi yang tinggal di Banjarmasin. Akhirnya, bersama ibunya, ia pun diajak
boyongan pindah ke Banyuwangi. Tapi lagi-lagi perjalanan rumah tangga sang ibu
tidak langgeng. Sekarang ini, ibunya hidup sendiri lagi, dan sejak itulah ia
terus menetap di Banyuwangi hingga saat ini. Hidup tanpa ayah tentu saja
Suliyana harus melewati sebuah perjalanan yang cukup berat. Ia masih ingat,
bagaimana ibunya harus berjuang mati-matian untuk menghidupi dirinya dan seorang
adik. Untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, ibunya harus bekerja di pabrik.
Karena itulah, kekagumannya terhadap sang ibu tak akan bisa terhapus sampai
kapan pun. Sosok ibu bagi Suliyana adalah seorang yang sangat hebat.
Untuk menapaki
karier seperti yang dijalani saat ini pun, Suliyana harus melewati perjalanan
yang sangat berliku. Ia mengakui, dirinya diperhitungkan sebagai penyanyi
profesional, baru mulai sekitar tahun 2011. Sebelumnya, ia masih dianggap bukan
apa-apa. Bahkan, ia punya cerita yang sangat mengharukan saat merintis karier
sebagai penyanyi. Agar mudah mendapatkan tawaran manggung, ia terpaksa harus
kost di kota Banyuwangi. Orangtuanya yang saat itu belum berpisah, tetap
tinggal di Plampangrejo, Muncar, yang cukup jauh dari Banyuwangi. Namun meski
sudah kost, tawaran manggung yang diterimanya masih jarang. Bahkan ia mengaku
pernah, karena tidak memiliki uang untuk makan, dan sudah tidak bisa menahan
lapar, sampai harus makan ubi rebus.
Tapi saat itu
Suliyana tetap yakin, ia akan bisa menjadi orang besar seperti yang dicapainya
sekarang. Ia tetap berusaha sabar dan terus memperbaiki penampilang panggungnya
dan tentu saja juga berlatih olah vokal. Ia punya keyakinan, menjadi penyanyi
adalah jalan hidupnya. Dan akhirnya, secara perlahan ia pun mulai mendapatkan
pekerjaan. Ternyata masyarakat pun juga suka dengan penampilannya. Dan
lama-kelamaan jadwal manggungnya kian padat.
Saat ini,
kalau dituruti semuanya, ia bisa hampir setiap hari mendapat tawaran manggung.
Siang dan malam selalu ada tanggapan dari satu panggung ke panggung lain. Tapi
Suliyana berusaha membatasi penampilannya. Ia tidak mau memforsir dirinya, yang
bisa berakibat menganggu kualitas penampilannya. Suliyana tentu saja tidak
menduga bisa menjadi seperti sekarang ini. Namun meskipun sudah sukses, ia
tetap berusaha bersikap biasa saja, tentap menjadi Suliyana yang dulu.
Seiring
perjalanan waktu, penampilannya saat berpentas di atas panggung memang semakin
baik. Secara kostum, makeup, maupun
gaya panggungnya sudah tidak kalah dengan artis ibukota. Padahal, Suliyana
mengakui dulunya ia termasuk gadis yang penampilannya agak norak. Semua
perubahan itu tak lepas dari jasa sahabat baiknya Ocha Laros yang kini sebagai makeup artisnya, dan Roy Chandra yang
menjadi manajernya. Mereka yang selalu memberi masukan soal penampilan
Suliyana. Selain itu, Suliyana juga selalu berpikir bagaimana agar dia bisa
tampil lebih menarik dalam setiap pertunjukannya. Tujuannya salah satunya
adalah agar penyanyi daerah seperti dirinya, tidak dipandang sebelah mata. Dan
Suliyana bersyukur, apa yang ia lakukan bisa diterima masyarakat.
Suliyana tidak
tertarik untuk ikut-ikutan mengubah nama panggilannya seperti yang biasa
dilakukan artis-artis lain. Karena ia yakin di dalam nama juga tersimpan rezeki
dan doa dari orangtua. Memang dulu pernah ada MC panggung yang mengubah namanya
agar terdengar lebih keren. Tapi itu malah membuat penonton bingung sehingga
namanya dikembalikan seperti semula.
Meskipun
membawakan lagu berbahasa osing, tetapi penggemar Suliyana tidak hanya sebatas
masyarakat Banyuwangi saja. Saat ini lagu-lagunya juga sudah banyak beredar di
Lumajang, Probolinggo, bahkan Surabaya. Menurutnya, musik itu merupakan bahasa
universal. Banyak penikmat yang menggemari sebuah lagu, padahal tidak tahu
bahasa yang digunakan penyanyinya. Yang terpenting terasa enak di telinga,
masyarakat pasti akan suka, bahkan mencoba untuk menyanyikannya. Suliyana pun
mengaku ia pernah tampil sebagai duta budaya menyanyi di Australia dan Singapura
dengan tetap membawakan lagu berbahasa osing. Meski membawakan lagu banyuwangian,
tapi tetap saja penonton di sana bisa menikmatinya.
Suliyana merasakan
seni di Baywangi memang begitu kuat. Di kota ini seni berkembang begitu pesat.
Tidak hanya di bidang musik, tapi juga seni-seni lainnya. Seni Banyuwangi
merupakan perpaduan dari berbagai suku yang ada. Mulai dari Jawa, Bali, maupun
masyarakat osing sendiri.
Selama
perjalanan kariernya, Suliyana juga pernah punya pengalaman buruk. Bahkan
saking buruknya, peristiwa yang sudah terjadi beberapa tahun lalu itu tak
pernah ia lupakan. Ceritanya, ada seseorang yang mengaku dari sebuah instansi,
memintanya tampil menyanyi pada sebuah acara di sebuah hotel di Banyuwangi.
Sebagai penyanyi profesional, tentu saja ia senang menerima tawaran itu. Ketika
sudah masuk tanggal, hari, dan jam yang sudah ditentukan, bersama manajernya ia
datang ke hotel itu. Sesampainya di sana, Suliyana langsung diminta masuk kamar
hotel untuk makeup dan berganti baju.
Namun saat itulah, Suliyana mulai curiga. Karena sejak ia datang pukul 19.00
sampai pukul 20.00 dengan posisi sudah ber-makeup
dan berganti kostum, suasana hotel nampak tidak ada kegiatan apa-apa. Lalu
kecurigaannya pun terjawab. Pada jam 23.00 seorang pengundang datang ke
kamarnya dan memberi tahu bahwa ia tidak menyanyi seperti layaknya penyanyi
dengan iringan musik di panggung. Tapi ia diminta menyanyi di karaoke untuk
menghibur tamu-tamu lelaki sambil ditemani minuman keras. Tentu saja Suliyana
sangat syok. Karena pikirannya pada si pengundang sudah buruk, seketika itu
juga ia langsung memutuskan pulang.
Sebagai
penyanyi, Suliyana juga memiliki idola penyanyi lain. Ia mengaku sangat mengidolakan
mendiang Broery Pesolima. Suliyana sangat suka dengan karakter suaranya saat
membawakan lagu-lagu tembang kenangan. Sementara untuk orang yang dianggapnya
paling berjasa dalam hidupnya, pertama tentu saja Suliyana menjawab ibunya.
Sedangkan yang kedua adalah ayah angkatnya, Papa Sugeng beserta keluarganya.
Untuk saat ini, konsentrasinya adalah ingin membahagiakan ibunya. Suliyana bersyukur,
dari hasil jerih payahnya sebagai penyanyi, ia sudah bisa membelikan rumah
untuk ibunya.
Apakah ini benar sumber'x dari suliyana, dan apakah semua yg d tulis d sini nyata dan bisa d pertanggung jawabkan?
BalasHapusKalau admin bisa hubungkan kontak ke suliyana,saya banyak lagu ciptaan sendiri,versi jawa umum,saya yakin suliyana pasti cocok dengan karakter lagu ciptaan saya. 082247135868 pin 2bd12023
BalasHapusMending mas mazprie syekh kober langsung tawarin k akun fb nya "suliyana" atau "wandra restusiyan" mereka sama2 penyanyi d Banyuwangi...
HapusMending mas mazprie syekh kober langsung tawarin k akun fb nya "suliyana" atau "wandra restusiyan" mereka sama2 penyanyi d Banyuwangi...
HapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusVISIT (KUNJUNGI)
BalasHapushttp://bit.ly/2x1iSpV
Software Cek Struktur Nama Merupakan Aplikasi Yang Mirip ARKAND SCS (Secret Codes Site) Tool Yang Digunakan Untuk Cek Struktur Nama Dan Tanggal Lahir Untuk Mengetahui Tingkat Kesuksesan Seseorang.
Software Cek Struktur Nama Tidak Perlu Install, Langsung Bisa Dipakai, Support OS Windows 32 Dan Windows 62 Karena Merupakan Portabel.
keren
BalasHapussalut buat kak suliyana....slam dr wong solo
👍👍👍
BalasHapusTop wes..
BalasHapus