BEST YOUNG INDONESIA : OKTARIANI NURUL PRATIWI, Kembangkan Aplikasi Untuk Dunia Pendidikan




Perkembangan cepat dunia IT dianggap Oktariani sebagai tantangan untuk tidak pernah berhenti belajar. Di tengah kesibukannya membuat beragam aplikasi, perempuan kelahiran Bandung 27 Oktober 1987 ini kini juga tengah menyelesaikan studi S3 di Institut Teknologi Bandung.

Oktariani sudah belajar tentang programming sejak SMP, tapi baru benar-benar tertarik dengan teknologi informasi ketika kuliah S1. Didorong karena tuntutan tugas, banyak diskusi dengan teman, iseng-iseng ia membuat aplikasi hingga sekarang melanjutkan penelitian di dunia teknologi informasi. Aplikasi di dunia IT bisa disebut sebagai software (perangkat lunak) yang digunakan pada komputer. Tujuannya untuk memudahkan pekerjaan manusia. Contohnya, yang sekarang sudah banyak dipakai sebagai media untuk bersosialisasi oleh masyarakat Indonesia, seperti Facebook, Twiter, Path, dan sebagainya.

Sejak awal menekuni bidang ini, Oktariani menganggap pekerjaan ini penuh dengan tantangan. Tantangan yang paling terasa adalah perkembangan IT yang sangat cepat. Jadi untuk mengatasinya, maka ia harus terus belajar, banyak membaca, diskusi dan rajin mencoba hal baru. Baik dari tehnik pemrograman, algoritma yang sedang berkembang, bahasa pemrograman, hingga device-nya. Hal ini membuatnya seolah berlomba dengan kecepatan perkembangan IT.

Oktariani kerap mendapatkan ide membuat aplikasi dari lingkungan sekitar. Menurutnya, ada banyak masalah di sekitar kita yang dapat dibantu dengan IT. Jadi, dari situlah bisa diangkat menjadi aplikasi yang bermanfaat. Aplikasi yang pertama ia buat sebenarnya adalah animasi media pembelajaran sederhana. Waktu yang dibutuhkan untuk membuatnya sekitar 4 bulan. Saat itu termasuk cukup lama karena ia juga baru pertama kali belajar membuatnya. Dan hingga saat ini sudah ada beberapa aplikasi yang sudah berhasil ia buat, mulai dari aplikasi web hingga aplikasi mobile. Oktariani selalu senang pada aplikasi yang ia buat, tapi selalu ada perasaan tidak puas seketika aplikasi itu selesai. Karena, selalu ada sesuatu yang ingin diubah menjadi lebih baik. Entah itu gaya bahasa pemrogramannya, algoritmanya, atau penambahan fiturnya.

Saat ini Oktariani sedang mengembangkan aplikasi pendidikan bersama tim risetnya di kampus. Sejauh ini, memang masih pada tahap uji coba di sekolah-sekolah di Bandung. Tentu perasaannya senang sekali melihat para guru dan siswa begitu antusias mencoba aplikasi yang sedang ia kembangkan ini. Harapannya, aplikasi tersebut dapat benar-benar diimplementasikan. Bukan hanya sekedar penelitian.

Oktariani juga telah berhasil mendapatkan beasiswa dari Blackberry. Saat itu, ia memang sedang mencari beasiswa untuk melanjutkan studi S3. Waktunya bertepatan dengan pembukaan beasiswa BlackBerry. Kemudian ia coba untuk penuhi semua persyaratan yang dibutuhkan, seperti TOEFL, TPA dan proposal penelitian. Kemudian ia berhasil lolos tahap administrasi, dilanjutkan dengan tahap interview dan presentasi proposal penelitian. Beruntung, ia pun berhasil lolos seleksi. Dari beasiswa tersebut, ia diberi fasilitas penelitian mulai dari ruang residensi yang nyaman, dana penelitian, hingga peralatan riset untuk kurun waktu 3 tahun. Dalam perjanjian beasiswa tersebut tidak ada ikatan dinas, tapi memang ia dituntut untuk dapat submit aplikasi mobile berbasis Blackberry dan publikasi penelitian internasional.



Beruntung, kedua orangtuanya sangat mendukung dalam perjalanan karir Oktariani hingga saat ini, dan ia pun berharap kedua orangtuanya juga turut senang  atas prestasi-prestasi yang telah digapainya. Rencana ke depan, Oktariani benar-benar ingin mengimplementasikan aplikasi IT untuk dunia pendidikan. Ia ingin lebih banyak lagi membuat aplikasi yang dapat dimanfaatkan untuk dunia pendidikan dan memberikan kontribusi dalam penyelesaian masalah pendidikan di Indonesia.

Saat ini, hari-harinya banyak dihabiskan di ruang residensi, karena memang tuntutan beasiswa yang mengharuskannya fulltime di kampus. Dan sudah sejak 2012 ia juga mendapat tanggung jawab untuk membawahi mahasiswa S2 dan S1 yang memiliki topik sama dengan penelitiannya. Di ruang residensi, ia bersama para mahasiswa tersebut banyak menghabiskan waktu dengan membaca paper, mengembangkan aplikasi, diskusi dan bimbingan penelitian. Sesekali, ia bersama timnya juga terjun langsung ke sekolah sebagai tempat untuk implementasi proses penelitian. Oktariani mengaku memang sangat suka dengan dunia pendidikan, dan ia juga ingin dapat merasakan menjadi tenaga pengajar. Karena itulah sambil sekolah, ia juga aktif menjadi dosen.

Oktariani dan keluarga

Ia mengaku tidak sulit dalam membagi waktunya. Pada weekdays ia sibuk menjadi peneliti dan di hari weekend ia mnejadi pengajar. Waktu mengajarnya pun tidak banyak. Jadi ia juga masih punya waktu untuk dihabiskan bersama keluarga, teman, atau memanjakan diri sendiri. Bagi Oktariani, hidup memang harus seimbang. Jadi sesibuk apapun dirinya, tetap harus dapat meluangkan waktu untuk bersantai dan berlibur. Biasanya, ia meluangkan waktu santainya dengan membaca novel, menonton film, jalan-jalan dengan teman atau keluarga. Cukup diisi dengan hal-hal yang sederhana saja.

Komentar