WINDOW OF LIFE : MEMBATIK DI MUSEUM DANAR HADI




Tangan-tangan perempuan itu begitu terampil memainkan canting, menempelkan malam di atas kain, membentuk pola batik. Mereka,-dalam bahasa Jawa- sedang mbathik atau nglowong alias membatik, masih dengan cara tradisional. Ada sejumlah tahapan untuk menghasilkan batik tulis yang mengundang pesona. Begitulah, salah satu aktivitas yang terlihat di pabrik batik Danar Hadi, Solo, yang didirikan oleh H. Santosa Doellah.




Terdapat tiga cara pembuatan batik tulis yang biasa dilakukan. Ada pembuatan batik secara tradisional, secara kesikan, dan pesisiran. Yang dijelaskan di atas adalah pembuatan batik secara tradisional. Di sini ada tahap-tahap dalam mengerjakannya. Setelah membuat pola, dilanjutkan dengan nembok, yaitu menutup bagian pola yang akan dibiarkan berwarna putih dengan menggunakan malam. Lapisan malam berfungsi sebagai tembok penahan zat pewarna agar jangan merembes ke bagian yang ditembok.

Berikutnya tahap medel, yaitu mencelup kain yang telah diberi malam ke dalam pewarna untuk memberikan warna dasar. Ada lagi tahap ngerok, mbironi, nyoga, dan nglorod. Proses membatik memang butuh ketekunan.


H. Santosa Doellah mendirikan museum batik Danar Hadi sebagai bentuk kecintaannya pada batik. Dia adalah kolektor batik kuno yang mendirikan museum sebagai obsesi dan dedikasinya pada seni kerajinan batik. Museum sering dikunjungi, baik oleh wisatawan maupun pelajar yang ingin tahu tentang sejarah batik. Di museum ada 9 jenis batik, yaitu batik Belanda, Cina, Jawa Hokokai, baik pengaruh India, Keraton, Saudagaran, sampai Batik Danar Hadi sendiri.

Komentar