WANITA DAN PROFESI : JULIE NAVA, Berbagi Ilmu Kepenulisan Dari Negeri Seberang




Tinggal di luar negeri bukan menjadi halangan seseorang untuk tetap berkiprah bagi Indonesia. Inilah yang dilakukan oleh Yuli Hastadewi. Ibu satu anak ini sudah meninggalkan Tanah Air sejak tahun 2003. Perempuan yang lebih dikenal dengan nama Julie Nava ini pernah tinggal di Bangkok selama dua tahun. Dan sejak tahun 2005 hingga kini, ia tinggal di Clinton Township, Michigan, Amerika Serikat. Istri dari Juan Manuel Nava ini sejak awal memang sudah berkarier di bidang penelitian dan public relations. Saat masih tinggal di Indonesia, Julie bekerja di beberapa proyek dan lembaga non profit. Tak heran, ia pun sudah malang melintang dan mengenal luar dalam dunia riset. Kecintaannya pada penulisan dan hobinya membaca membantu memuluskan pekerjaannya di bidang riset.

Perempuan asal Jawa Timur ini meraih banyak penghargaan lewat menulis. Mulai dari Juara 1 Menulis Prosa Ramadhan 2009 yang diselenggarakan Forum Lingkar Pena cabang Amerika-Kanada. Juara 1 Blog Kepenulisan 2012 dan Juara 1 Sastra Migrant 2012 yang diselenggarakan Voice of Indonesia (VOI-RRI). Dengan aktivitas menulisnya yang cukup tinggi, tak heran ia telah menulis banyak buku, salah satunya tentang kisah pernikahan antar bangsa dan kisah hidup inspiratif. Walaupun berada jauh dari Tanah Air, namun Julie sangat update dengan informasi yang ada di Indonesia. Ia juga bergabung menjadi penulis pada salah satu penerbit asal Bandung, yaitu Indscript. Selain menulis, Julie juga suka berdiskusi dan mendapatkan tantangan dari salah satu mentor bisnis untuk belajar personal branding. Dengan cepat, Julie menangkap peluang dan berburu training tentang strategi branding. Hasilnya, ia kini membuka kantor konsultan mengenai personal branding dengan bendera JN Consulting. Kliennya tak hanya ada di kotanya di AS, tetapi juga di Tanah Air.

Julie juga disibukkan dengan aktivitasnya di Sekolah Perempuan. Keterlibatannya di Sekolah Perempuan berawal saat Indscript berinisiatif memberikan lembaga pendidikan alternatif khusus menulis bagi perempuan, terutama ibu rumah tangga. Targetnya adalah agar para perempuan memiliki skill menulis yang bisa menunjang atau digunakan sebagai sumber penghasilan. Misalnya, ibu-ibu yang berbisnis. Kalau mereka bisa menulis dengan baik, maka tentu akan menunjang bisnisnya. Apalagi semuanya bisa dikerjakan dari rumah, jadi sangat cocok bagi perempuan yang memilih untuk beraktivitas dari rumah. Saat awal lembaga Sekolah Perempuan berdiri, Julie mendapatkan tugas untuk merancang pola yang paling tepat dalam pemberian materi maupun kurikulumnya. Di Sekolah Perempuan, peserta belajar tentang seluk beluk dunia kepenulisan, proses penerbitan, penggunaan sosial media, branding, pasar buku, sampai menyalurkan peserta yang potensial untuk direkrut menjadi tim copywriter di Indscript.



Tak hanya bertanggung jawab di belakang layar, ibu dari Alyssa Nava ini juga ikut mengajar. Materi yang diberikannya tentang riset dan hak cipta, media sosial, serta branding. Selain itu, Julie juga mendampingi peserta, terutama yang mengambil spesialisasi penulisan novel. Namun, karena perbedaan waktu antara Tanah Air dan Michigan hampir 12 jam, ia memilih mengajar pada hari Senin dan Rabu pagi waktu Michigan Eastern Time. Saat mengajar di Sekolah Perempuan, Julie menggunakan media Wiziq, semacam media Webinar yang memungkinkan peserta mendengarkan paparan materi, sekaligus melihat materinya. Julie menceritakan, bila saat kelasnya berlangsung, partisipasinya sangat meriah. Tapi karena jaringan internet di Indonesia umumnya sedikit lambat, kadang-kadang suara dan materinya sudah tidak sama.

Menurut Julie, selain memberikan konsultasi tentang branding, ia pun menikmati saat-saat mengajar. Karena dengan mengajar, ia bisa menjelaskan dan membuat orang paham, sekaligus berbagi. Itu rasanya benar-benar membahagiakan. Apalagi kalau peserta kelasnya merasa surprise bila ada info baru yang selama ini belum diketahui. Julie juga suka berbagi pengalaman selama tinggal di Amerika kepada mereka. Julie yang memajang tagline When You Write, You Deal with More Than How to Write di blognya ini mengaku memang tak bisa lepas dari aktivitas menulis. Semboyan itu memberikan arti bahwa kalau menulis itu bukan semata-mata persoalan skill. Tapi itu adalah persoalan keterlibatan kita dengan obyek yang menjadi bahan tulisan.

Ke depan Julie masih ingin konsisten dengan apa yang ia kerjakan saat ini. Menurutnya, berkontribusi dan memberikan manfaat bagi orang lain bisa melalui berbagai jalan dan cara. Dan untuk dirinya, Julie memilih membagikan ilmu mengenai branding dan skill menulis. Ia pun bisa seperti sekarang karena diawali dengan mempunyai mimpi. Karena mimpi itulah yang akan bisa membuat seseorang lebih produktif dan punya tujuan. Kalau manusia tidak punya tujuan, mau melakukan apa saja akan sia-sia. Apalagi bagi yang tinggal di luar negeri. Julie juga memberi saran bagi para perempuan yang tinggal di luar negeri. Usahakan terlibat dalam aktivitas keseharian. Yang ia lakukan pun sederhana, yang penting asalkan mencari aktifitas. Misalnya mengambil kuliah pendek. Jadi, ia bisa tetap produktif, sekaligus memperluas hubungan sosial dengan lingkungan. Satu hal yang juga penting, bergabunglah dengan grup atau kelompok sesama orang Indonesia. Ini sangat membantu mengurangi stres karena tinggal jauh di negeri orang.

Komentar