Perempuan ini merupakan satu-satunya anggota tim Badan SAR Nasional (Basarnas) andalan water resque (tim penyelamatan air) yang berpengalaman. Bahkan, sejak Januari 2014 lalu, ia mendapat mandat dari Basarnas pusat bertugas sebagai instruktur selam untuk tim SAR Banda Aceh. Dialah Yusniar Amara, perempuan tangguh asal Lhue, Kabupaten Aceh Besar, Aceh, yang siap bertaruh nyawa untuk melakukan operasi penyelamatan. Perempuan kelahiran Indrapuri, 5 Mei 1980 ini bertekad akan terus menolong sesama dengan segenap kemampuannya. Sejak kecil, Yusniar, yang akrab dipanggil Yus, memang sudah hobi berenang. Lokasi rumahnya yang berdekatan dengan sungai membuatnya terbiasa berenang setiap hari sepulang sekolah. Kemampuannya berenang ini membawanya bisa bergabung sebagai tim atlet selam Banda Aceh.
Yus memang
menyukai latihan ketahanan fisik. Selain jago berenang, ia pun menekuni
beladiri karate sampai akhirnya terpilih menjadi atlet karate tahun 1998. Yus,
yang menyandang DAN II ini kemudian menjadi pelatih karate di Banda Aceh. Saat
kuliah di kampus UIN Banda Aceh, Yus juga tergabung dalam anggota pecinta alam.
Sejak kuliah, ia sudah terlatih menaklukkan beberapa gunung. Tahun 2002, saat
Yus tengah mengikuti pelatihan karate sebagai persiapan Kejuaraan Daerah
(Kejurda) tiba-tiba ia ditawari menggantikan atlet selam dalam Kejurda yang
mengalami patah kaki. Karena memang cinta berenang, ia pun menerima tawaran
tersebut dan mulai berlatih menyelam. Hasilnya di luar dugaan, bahkan ia mampu
mempersembahkan medali emas Kejurda. Sejak saat itu, ia dikenal sebagai atlet
selam dan sempat memberikan pelatihan untuk tim SAR Banda Aceh.
Sejak itu pula
ia mulai dekat dengan Basarnas dan sering diajak melakukan operasi
penyelamatan. Saat itu Yus masih kuliah. Jadi apabila ada operasi dan dirinya
diminta membantu, biasanya Basarnas datang ke kampusnya meminta izin untuk
menjemput. Salah satunya pada saat tsunami, di mana ia diminta bergabung di tim
penyelamat. Walaupun Yus masih menjadi relawan dan satu-satunya atlet selam di
tim Basarnas, ia mengaku tidak mendapatkan diskriminasi. Ketertarikan Yus pada aktitivitas
penyelamatan pun makin besar. Sarjana Pendidikan Fisika UIN Banda Aceh ini
senang apabila bisa menolong orang. Apalagi dirinya memang punya kemampuan,
jadi tidak ada salahnya bila digunakan dan dimaksimalkan. Inilah yang menjadi
motivasi Yus.
Keinginannya
bergabung dengan Basarnas membawanya mengikuti tes penerimaan calon pegawai
negeri sipil tahun 2006 setelah lulus kuliah. Ia mengikuti tes sebagai guru,
dan juga tes untuk bergabung dengan tim Basarnas. Ternyata, Yus berhasil lolos
kedua-duanya, baik sebagai guru maupun sebagai anggota Tim SAR Banda Aceh.
Untuk menjadi guru ia memakai ijazah sarjana, sementara untuk SAR ia memakai
ijazah SMA. Awalnya, pihak Basarnas pusat mengiranya akan memilih menjadi guru ketimbang
bergabung dengan Basarnas. Tetapi ternyata banyak yang terkejut karena ia
memilih Basarnas walaupun hanya menggunakan ijazah SMA.
Menurut Yus,
pilihannya ini merupakan panggilan jiwa untuk membantu dan menggunakan
kemampuannya. Saking cintanya pada Basarnas, ia tidak ada beban menjalani
tugasnya. Karena ia melakukannya dengan senang hati. Pertimbangan berikutnya
karena ia masih tercatat sebagai atlet PON Aceh dan dukungan sepenuhnya
diberikan oleh Basarnas. Jadi, bila ada pertandingan, ia mudah diberi izin dan bisa
kembali bekerja setelah selesai pertandingan. Sementara kalau ia memilih
menjadi guru, sepertinya agak susah meninggalkan murid-muridnya. Karena Yus
tidak mau setengah-setengah dalam menjalani profesinya. Sebagai anggota SAR
Banda Aceh, hampir setiap minggunya Yus melakukan operasi penyelamatan. Karena
di wilayah Aceh memang banyak kasus orang tenggelam. Dengan luas pantai yang
sangat panjang, hampir tiap minggu tim SAR setempat harus melakukan pencarian
dan penyelamatan.
Operasi
penyelamatan nasional lain yang Yus lakukan antara lain tsunami Mentawai tahun
2010 yang mengharuskannya 10 hari berada di atas kapal dan menerjang ombak
setinggi 6 meter. Yus juga terlibat saat pengiriman operasi ke luar negeri. Dan
ia juga pernah dipanggil Basarnas pusat untuk evakuasi korban jatuhnya pesawat
Air Asia QZ8501 di Teluk Kumai, Kalimantan Tengah. Selama melakukan operasi
penyelamatan, menurut Yus, yang paling berkesan adalah saat evakuasi pesawat
Air Asia QZ8501. Saat itu ombaknya setinggi 4 meter dan ia harus bertugas
selama 2 minggu. Selain jadi resquer,
ia juga ditugaskan menjadi koki. Biasanya selain operasi penyelamatan, sebagai
perempuan memang ada tugas tambahan yang musti dilakukannya, yaitu memasak. Yus
pun senang bisa memasak untuk kawan-kawannya di kapal. Padahal, Yus mengaku di
rumah ia jarang memasak, karena pekerjaan itu biasa dilakukan kakaknya. Tapi,
sejak ia suka naik gunung jadi terbawa suka memasak.
Meski
pekerjaannya penuh risiko, tapi dukungan keluarga dan orangtuanya besar. Yus
bercerita, orangtuanya sebenarnya tak banyak tahu kalau ia hendak berangkat operasi.
Kebetulan ia tinggal di mess, sedangkan rumah orangtuanya 25 km jauhnya dari
Banda Aceh. Biasanya, Yus akan mengirim SMS ke ibu dan kakaknya setelah sampai
di lokasi. Dan mereka selalu mengingatkan Yus untuk berdoa serta tidak meninggalkan
sholat. Setelah selesai bertugas, Yus pun kembali akan mengabari keluarganya.
Yus mengaku menjalani hidupnya seperti air yang mengalir dan tidak mematok
pencapaian apa pun. Apa pun arahan dari kantornya, ia hanya berusaha melakukan
yang terbaik saja.
Namun, Yus
memiliki harapan, ke depan akan ada tim water
resque perempuan lainnya selain dirinya. Sampai hari ini, tim penyelam SAR
Aceh dan Basarnas pusat belum ada yang perempuan, dan ia berharap bisa ada
dalam waktu dekat. Sebenarnya, menurut Yus, laki-laki atau perempuan tidak
dibedakan di Basarnas. Apalagi ada tes kompetensi di dalamnya. Jadi, kalau
memang memiliki kompetensi water resque,
tentu bisa bergabung dan mendapatkan tugas. Yus sendiri siap dipanggil untuk
membantu selama dirinya masih bernafas. Ia teringat, pernah kehilangan teman
dekatnya saat tsunami. Itulah yang memotivasinya untuk terus membantu yang lain.
Ini merupakan panggilan jiwa yang akan terus ia lakukan.
Komentar
Posting Komentar