Dunia otomotif yang dianggap sebagai dunia pria tak pernah membuat ibu satu anak ini gentar terjun dan mengejar prestasi di arena balap. Lahir di Jakarta, 27 Maret 1980, sulung dari tiga bersaudara yang semuanya perempuan ini sudah akrab dengan dunia adu pacu mobil sejak usia dini. Tak hanya sukses di sirkuit, anak pasangan Sidarto dan Suzy ini juga sukses di beberapa bidang lain, seperti presenter televisi dan penyiar radio.
Sejak umur 6
tahun, Rally sudah sering diajak ayahnya melihat balap mobil di sirkuit Ancol,
Jakarta. Suatu hari, ia melihat ada seorang pembalap yang mobilnya terpelintir
beberapa kali tapi akhirnya berhasil menang setelah sukses membalap semua
lawannya. Sejak itu ia jadi tertarik dengan balapan dan minta diajari ayahnya
yang memang seorang pembalap. Saat itu sebenarnya ia sempat pesimis, karena
pikirannya pasti ibunya tidak akan mengizinkan. Apalagi saat itu ia masih kecil
dan belum mempunyai Surat Izin Mengemudi (SIM). Tapi, akhirnya secara diam-diam
ayahnya tetap mau mengajarinya menyetir mobil dan balapan. Sang Ayah
menjemputnya ke sekolah lalu mengajarinya membalap setiap Jumat, Sabtu, dan
Minggu di Sentul, Jawa Barat. Perasaannya saat itu senang sekali bisa berada di
belakang kemudi, meski juga was-was takut ketahuan ibunya.
Walau belum
bisa menyetir di jalanan, tapi Rally senang juga karena saat itu bisa langsung
balapan. Enaknya berada di sirkuit ia bisa gas pol tanpa ada orang lain di
jalan, jadi lebih aman. Bulan November 1994, sang ayah menawarinya mengikuti
sebuah ajang balap. Kata ayahnya bila hasilnya bagus, maka tahun depannya ia
bisa ikut kejuaraan. Rally langsung menerima tawaran itu. Ia nekat saja
meskipun lawan-lawannya sudah dewasa dan pengalamannya lebih banyak. Ketika itu
juga belum ada pembalap perempuan, jadi hanya ia satu-satunya. Saat itu Rally
memakai mobil Suzuki Amenity dan sebuah mobil CBU. Ia mengikuti tiga kelas
langsung dan ternyata semuanya berhasil merebut juara satu.
Ayahnya jelas
senang sekali, bahkan sampai menggendong-gendong dirinya di atas pundak. Tapi
Rally masih khawatir soal ibunya. Sebelum balapan, ia memang sempat
memberitahukan ibunya bahwa akan mengikuti lomba balap. Ternyata sebelum
memberikan izin, ibunya ingin melihat dirinya saat latihan dulu. Begitu sudah
melihat, barulah ibunya yakin Rally benar-benar bisa mengikuti lomba balap.
Sejak itu, Rally pun makin serius latihan. Meski latihannya hanya memutari
sirkuit, belajar rem dan gas. Tidak ada latihan di kelas. Selain itu biasanya
ia evaluasi dan ngobrol dengan orangtuanya. Kebetulan, sejak menang lomba balap
sebelumnya, ibunya selalu menemaninya setiap kali ia latihan dan balapan.
Saat itu tahun
1995, ia belum mempunyai sponsor, jadi seluruh kegiatannya di dunia balap masih
memakai uang pribadi orangtua. Kalau dihitung-hitung, uang yang dikeluarkan
jelas cukup besar. Bisa dibayangkan, untuk ban saja bisa membutuhkan 1 set
untuk 1 seri. Sementara pemakaian biasa mungkin 1 set bisa dipakai selama
setahun. Kalau latihan, 1 set itu untuk hari Jumat, Sabtu, dan Minggu. Rally
tentu sangat beruntung punya orangtua yang memberi dukungan 100 persen. Ayahnya
selalu mengatakan, kalau ia ingin mengikuti balapan, jangan taggung-tanggung,
jadi tidak sekedar buang-buang uang. Maka ia harus fokus. Rally menceritakan,
sebelum diizinkan mengikuti balapan, ia sempat diinterogasi oleh ibunya. Ibunya
benar-benar ingin meyakinkan bahwa pilihan Rally adalah sesuatu yang memang
benar-benar ia inginkan. Ibunya sadar, bahwa olahraga balap itu tidak murah,
karena itu ibunya ingin agar Rally berpikir beribu kali dulu sebelum yakin
memang ingin serius di dunia ini, bukan untuk main-main atau musiman saja.
Akhir 1995,
Rally berhasil menjadi juara nasional di sirkuit Sentul. Ia kemudian masuk
kelas pembalap senior, padahal saat itu ia termasuk masih kecil. Tahun 1997, ia
mulai mendapatkan sponsor. Sampai kemudian, pelan tapi pasti, ia mendapatkan
sponsor yang profesional. Meski begitu, tetap masih mengeluarkan uang pribadi
orangtuanya juga, apalagi saat itu ia masih sekolah dan belum punya
penghasilan. Bahkan ia pernah latihan memakai ban yang sudah botak, karena
sudah tidak memiliki uang sama sekali. Ia pun menerima apa adanya saja, dan
beruntung juga saat itu tidak terjadi apa-apa.
Meski kini
sudah banyak pembalap perempuan, tapi sampai sekarang kadang ia masih dipandang
sebelah mata oleh pembalap pria. Apalagi kalau mereka tidak pernah berada di
kelas yang sama dengan Rally. Mereka kadang suka meremehkan. Tapi kalau sudah
pernah membalap di satu kelas dengan dirinya, pasti mereka akan berpikir beda.
Ya, walaupun dirinya perempuan, saat berada di sirkuit ia bisa memberikan
perlawanan. Memang ada perbedaan antara pria dan perempuan, terutama soal
fisik. Pasti pembalap pria punya ketahanan fisik yang lebih dibanding
perempuan.
Hal serupa
juga terjadi di luar negeri. Apalagi selain perempuan, ia juga berasal dari
Indonesia. Jadi ada dua alasan bagi lawan pria untuk meremehkannya. Perubahan
hormon saat menstruasi juga ikut mempengaruhi mood-nya. Tetapi kalau sudah biasa me-manage mood, bisa ditekan sementara saat balapan. Jadi selama ini
tidak ada masalah bagi dirinya pribadi. Supaya tidak terus diremehkan, Rally
pun rajin berlatih untuk meningkatkan skill, terlebih sekarang semakin banyak
lawan-lawan baru. Sekarang, semua orang bisa jadi pembalap. Kalau dulu sangat
terbatas karena biayanya yang cukup mahal. Apalagi dengan kecanggihan teknologi
saat ini, setiap orang bisa saja jadi pembalap. Karena permainan game balapan pun sudah mirip sekali
dengan aslinya. Bahkan, pembalap di luar negeri juga kadang berlatih melalui game. Sekarang pun sudah makin canggih,
bahkan sudah ada game yang mempunyai
fitur suspensi.
Namun Rally
sempat ‘menghilang’ dari dunia balap. Tahun 2009 ia menikah, dan setahun
kemudian melahirkan. Ia sempat vakum membalap sejak hamil. Ini karena waktu
hamil beberapa minggu ia mencoba mengikuti balapan, dan ternyata mengalami
tabrakan. Mobilnya hancur. Jadi memang cukup lama ia cuti dari balapan. Ia mulai
turun lagi ke sirkuit tahun 2012. Tapi, karena lama tidak balapan sungguh
membuatnya kehilangan fokus. Skill-nya
jadi jauh sekali dibanding sebelumnya. Jika dulu ia bisa mengerem dekat sekali
dengan belokan, usai melahirkan, ia menginjak rem jauh sekali dari belokan.
Entah mengapa, rasanya ngilu sekali
untuk kembali lagi balapan. Semuanya jadi berantakan, dan mungkin karena ia
terlalu khawatir dengan keberadaan anaknya. Pun saat memakai seatbelt, payudaranya juga masih terasa
sakit karena saat itu ia juga masih menyusui.
Tapi Rally
tetap berlatih sampai akhirnya bisa kembali lagi seperti semula. Tahun 2012, ia
berhasil masuk ajang Asia. Ceritanya, di tahun 2012 Lamborghini menghubunginya untuk
ikut Lamborghini Blancpain Super Trofeo Asia Series di Sirkuit Sepang Malaysia.
Ia ditarik menjadi pembalap mereka, tandem bersama pembalap perempuan Jepang,
Mika Kagoshima. Berbeda dengan balap mobil biasa, balap dengan mobil sejenis
Lamborghini tentu memberikan tantangan tersendiri. Satu jam berada di dalam
Lamborghini itu terasa letih sekali dan panas. Oleh karena itu, balapannya
dilakukan secara tandem seperti estafet, bergantian. Tantangan lainnya, ia dan
Mika ternyata sama-sama baru untuk balapan memakai Lamborghini. Mobilnya pun
memakai setir di kiri. Dan juga Rally saat itu baru pertama kalinya mengikuti
balapan di Sepang, Malaysia. Jadi, rasa kagetnya bertubi-tubi.
Lamborghini adalah
mobil yang jalannya kencang sekali. Kalau menginjak gas, kepala rasanya seperti
dijambak. Belum lagi rasa khawatir kalau mengalami tabrakan atau mobil rusak.
Sebelum ikut balapan itu, ia diberi waktu latihan selama tiga hari. Dan
berhasil menyelesaikannya meski hasilnya kurang begitu bagus. Total, ia dan
Mika menjadi juara kelima. Namun itu masih cukup bagus, minimal ia masih berada
di depan pembalap-pembalap pria asal Jepanhg dan Indonesia yang lain. Itu
adalah pengalaman berharga yang tidak bisa dibeli atau ia alami lagi.
Belakangan
ini, ajang lomba balap mobil sangat kurang, tidak seperti dulu. Bukan hanya
dirinya saja, tapi hampir semua pembalap lain juga kebingungan dengan situasi
ini. Rally juga berencana ingin mengikuti offroad.
Apalagi, cerita ayahnya, ada ajang balap
one make race kendaraan offroad dari sebuah perusahaan otomotif.
Rally sendiri sangat menyukai double
cabin, jadi ia semangat kalau bisa ikut serta. Bedanya balap di sirkuit dan
offroad adalah, di sirkuit disiplinnya
lebih tinggi. Misalnya, kita masuk finish
dengan waktu 8 menit 008 detik sementara lawan mencatat waktu 8 menit 009
detik, maka yang menang pastilah yang 8 menit 009 detik, meski bedanya hanya 1
detik. Beda dengan offroad, semuanya
bergantung pada alam. Ada hal-hal yang tidak bisa diantisipasi dan muncul
begitu saja. Yang membuat Rally menyukai balap di sirkuit adalah bisa satu
lawan satu, bisa ambil posisi di tikungan, dan lainnya. Sementara di offroad, melakukannya sendirian, jadi
tidak ada saling memepet.
Selain
membalap, sekarang ini Rally juga sedang konsentrasi untuk menjadi pengajar public speaking. Sejak dulu ia memang
menyukai ilmu public speaking. Ia
sempat menjadi penyiar radio dan presenter televisi. Dan semuanya itu ia
pelajari sendiri. Namun saat ini ia ingin mempelajarinya dengan kurikulum yang
benar. Ia pun sampai terbang ke Bali untuk menjalani pelatihan. Baru setelah
itu akan mengajar. Ia ingin sekali mengajar karena menurutnya ini pekerjaan
yang seru. Karena meski merasa sudah tahu semua, tapi masih juga ditemukan hal-hal
baru. Selain itu kesibukannya yang lain tentu saja mengurus anak. Mumpung
anaknya belum besar, ia ingin memuaskan diri dengan sebanyak mungkin meluangkan
waktu bersama anaknya.
Bila melihat
ke belakang, segala yang ia lakukan sampai saat ini adalah dimulai dari balap
mobil. Misalnya, dulu ia pernah menjadi penyiar radio dan televisi karena punya
latar belakang balap, sehingga ia bisa mengetahui beberapa hal soal balap.
Benang merah itu semua soal balapan, sehingga kemudian membuka pintu rezeki
yang lain. Semua muncul karena ia konsisten dan komit untuk berada di dunia
balap mobil.
Luar biasa seorang wanita yg bisa jadi teladan
BalasHapusLuar biasa seorang wanita yg bisa jadi teladan
BalasHapusgara2 suka denger most radio, jd kesini. suaranya enak renyah mba rally
BalasHapus