MAJELIS TAKLIM TELKOMSEL : Lebih Dari Sekedar Majelis Taklim



Majelis Taklim Telkomsel (MTT) yang anggotanya tersebar di seluruh Indonesia ini awalnya adalah kelompok pengajian kecil karyawan PT Telekomunikasi Selular (Telkomsel). Kini MTT memiliki banyak aktivitas yang sesuai dengan Musyawarah Nasional yang diadakan tahun 2014, yakni terfokus pada tiga pilar utama, pembangunan karakter, syariahpreneurship dan social responsibility. Dengan beranggotakan 4000 orang lebih dan tersebar di seluruh Indonesia, diharapkan MTT dapat semakin banyak memberi dampak positif pada anggotanya dan masyarakat. Banyak sudah aktivitas dan program yang dilahirkan MTT. Bahkan program itu cukup jauh melebihi nama MTT sendiri. Maka tak mengherankan bila banyak yang merasa organisasi ini sudah tidak pantas disebut sebagai majelis taklim lagi.

Pasalnya, selain menjalankan aktivitas keagamaan, MTT kini sudah memiliki rumah sakit, sekolah, ambulans, dan lain-lain. Setiap tahunnya selalu diadakan rapat kerja nasional (rakernas) dan tiga tahun sekali ada musyawarah nasional (munas). Dan tiga pilar yang disebutkan di atas adalah hasil dari munas tahun 2014. Alasannya, pertama mengenai pengembangan karakter. Karena mereka ingin menjadi mitra perusahaan untuk membentuk karakter. Karena sumber daya manusia di sebuah perusahaan itu yang dibutuhkan bukan sekedar IQ atau keterampilannya saja, tapi juga dibutuhkan sumber daya manusia yang memiliki karakter yang baik. Dan kejujuran, kedisiplinan, dan kerja keras itu datang dari karakter yang bagus. Karakter yang baik itu pun bisa tumbuh secara spiritual. Dan sebagai muslim yang baik, tentu harus mempunyai karakter itu.


Kedua, tentang mengapa harus fokus pada syariahpreneurship ? Ada dua alasan, pertama mereka ingin ada awareness bahwa seluruh bisnis mereka harus belandaskan kepada nilai-nilai kebenaran. Termasuk itu adalah nilai-nilai spiritual dan nilai-nilai syariah. Mereka sadar, tumbuhnya perusahaan tempat mereka bekerja tidak semata-mata hanya dari usaha keras mereka saja, tetapi juga karena diridhoi Allah. Untuk mendapatkan ridho Allah itulah, maka mereka harus paham akan cara Allah, mana yang halal dan mana yang haram. Sehingga, ketika melakukan bisnis itu ada rambu-rambunya. Tidak boleh mencurangi atau sikut-sikutan. Bagian preneurship-nya, mereka ingin membekali teman-teman karyawan tentang ilmu usaha yang berlandaskan syariah. Sehingga, ketika mereka tidak menjadi karyawan lagi, mereka pun sudah memiliki modal keahlian-keahlian itu. Di samping itu, akan sangat bermanfaat pula dalam menjalankan bisnis di perusahaan lain.

Pilar ketiga yang dimakus social responsibility adalah bahwa MTT secara alami juga melakukan kegiatan social dari sumber dana infak, sodaqoh, dan zakat. Dana itu yang kemudian mereka kelola secara profesional. Mereka pun kini juga sudah mengajukan diri menjadi lembaga amil zakat, dengan terus berusaha menyesuaikan diri dengan peraturan undang-undang zakat dan seterusnya. Harapannya, ke depan mereka akan memiliki lembaga sendiri seperti lembaga amil zakat yang sudah ada.


MTT yang dimulai pada tahun 1997 silam sudah berbentuk yayasan pada tahun 2012. Awalnya, komunitas ini memang belum berbentuk lembaga hukum, namun selalu berhubungan dengan lembaga dan yayasan lain. Untuk itu, pada tahun 2012 itulah mereka mulai memutuskan untuk membentuk yayasan MTT. Sejak berbentuk yayasan, MTT terus berkembang dan mampu menciptakan banyak program dan aktivitas yang positif. Di antaranya, mereka bisa mendirikan Rumah Sakit Ibnu Sina MTT di Grogol, Jakarta Barat pada akhir 2014. Juga mendirikan SMK Juara Peternakan di Subang, Jawa Barat tahun 2013. Di sana murid dapat bersekolah gratis, yang kini total jumlahnya ada sekitar 150 orang.

Kemudian ada pula Program Gerai MTT, sebagai pusat pemberdayaan masyarakat. Saat ini sudah tersebar di 6 titik di Indonesia seperti Depok, Medan, Jawa Tengah, Jawa Timur, dan lain-lain. Di situ terdapat beberapa program seperti Posyandu, PAUD, dan pemberdayaan ekonomi. MTT juga mampu membuat program beasiswa untuk anak petugas keamanan dan office boy serta masyarakat di luar lingkungan MTT. Ada juga program kesehatan di Jawa Tengah berupa pelayanan kesehatan keliling. Sementara di Makassar ada perahu simpatik, kapal kesehatan yang keliling setiap minggu ke pulau-pulau kecil dan terluar untuk melakukan pengobatan gratis kepada masyarakat.


Karena pengurus MTT masih terikat sebagai karyawan, maka dalam membuat program dan aktivitas tersebut harus dilakukan di luar jam kerja. Semua yang aktif dalam MTT pun harus berprestasi pula di kantornya. Bahkan organisasi ini akan berusaha memacu prestasi anggotanya. Dengan berorganisasi, akan melatih IQ, EQ, dan jiwa leadership para anggota. Mereka meyakini, dengan menjadi muslim yang baik pasti pekerjaan yang dilakukannya pun juga akan baik. Beruntung di Telkomsel pekerjaannya base on target, sehingga waktu relatif fleksibel. Walau target yang harus dicapai sangat ketat, namun mereka masih memiliki waktu untuk melakukan kegiatan organisasi. Selain itu, anggota MTT pun dapat memanfaatkan waktu istirahat atau usai waktu kerja. Pada Sabtu atau Minggu kerap juga diadakan kegiatan yang bisa dilakukan bersama seluruh anggota keluarga. Misalnya program parenting, mulai dari seminar pranikah, sampai komunikasi antar suami dan istri, serta pendidikan anak. Membina keluarga yang baik juga menjadi salah satu tujan MTT. Pasalnya, ketika keluarga tidak kokoh, akan mempengaruhi pekerjaan dan berpengaruh pula terhadap perusahaan.

Selain membuat program dan aktivitas berlandaskan agama, MTT juga memiliki kegiatan lain dengan membuat beberapa komunitas. Sekarang mereka memiliki komunitas memanah, yang ke depannya akan menjadi organisasi otonom dari MTT dengan nama MTT Archery Club. Mereka juga sedang menggagas MTT Content Club, komunitas yang isinya orang-orang yang punya passion tentang konten digital. Konten digital ini nantinya akan fokus menyebarkan nilai-nilai kebaikan. Misalnya bagaimana mewarnai internet yang sehat, maka harus diisi dengan konten-konten yang positif. Beberapa komunitas yang dibuat itu memang berdasarkan keinginan dari para anggota juga, kemudian tinggal dikelompokkan saja.


Komentar