Bila anda
ingin menikmati kambing dengan rasa yang berbeda, datanglah ke Kambing Bakar
Cairo. Memakai nama ibu kota Mesir, bukan berarti rumah makan ini berasal dari
negeri piramid itu. Novel Cholid, pemiliknya, memberi nama demikian pada rumah
makannya karena keluarganya memang berasal dari Timur Tengah. Itu sebabnya
pula, kambing bakar yang menjadi kuliner khas Timur Tengah menjadi pilihan
Novel untuk berbisnis. Novel mengaku, ia memang mengikuti jejak orangtuanya
berbisnis kuliner. Resep kambing bakar yang menjadi menu andalan pun Novel
dapat dari ibunya, yang sudah lebih dulu membuka rumah makan kambing bakar di
Cirebon. Novel lalu memutuskan tinggal terpisah dari ibunya dan memilih tinggal
di Bandung. Di kota inilah, ia membuka rumah makan kambing bakar sendiri
bersama partner-nya.
Jangan
membayangkan kambing bakar di restoran ini memiliki warna cokelat karena
gosong. Penampilannya lebih mirip daging ungkep, tapi rempah-rempah yang
digunakan sebagai bumbu terserap dengan baik dan menimbulkan aroma khas yang
membuat perut tak sabar ingin segera mencicipi. Novel menjelaskan, sebelum
dibakar, daging memang direbus dulu dengan rempah-rempah. Ia juga menjamin tak
perlu khawatir mencium bau prengus atau
kadar kolesterol naik setelah menyantap kambing bakarnya. Rahasia dibaliknya
adalah pada pemilihan kambing yang berusia di bawah enam bulan, sehingga lemaknya
hanya sedikit. Lemak itu lalu dinetralisir dengan rempah-rempah khas Timur
Tengah dan dibakar, sehingga kadar kolesterol maupun bulu kambingnya hilang.
Jadi, aman dikonsumsi. Proses penyaringan kolesterol dilakukan sampai tiga kali
saat memasak. Lantaran kambing yang dipilih masih muda, bau prengus-nya pun tidak ada. Dan Novel
mengaku hanya menggunakan daging kambing berkualitas terbaik dengan bobot 5-6
kg per ekor tanpa kepala, kaki, maupun jeroan.
Paduan
kualitas dan bumbu yang pas menciptakan kambing bakar dengan tekstur daging
yang sangat lembut dan rasa lezat. Bahkan, tulang iga yang menempel pun bisa
ikut dihabiskan karena sangat lunak. Untuk mempertahankan rasa daging yang
sudah gurih dan lezat, Novel sengaja tak mau membumbuinya secara berlebihan.
Itu sebabnya, tidak ada penggunaan saus di Kambing Bakar Cairo. Inilah yang
menjadi ciri khasnya. Kecap manis, irisan cabai rawit, dan merica bubuk yang
ditempatkan dalam tatakan kecil hanya sebagai pelengkap. Tak heran, Novel
berani menulis slogan “Terlezat ke-2 se-Timur Tengah” di bawah nama rumah
makannya. Sengaja ditulis nomor dua, karena menurut Novel yang nomor satu ada
di Timur Tengah.
Untuk
memastikan pelanggannya mendapatkan daging kambing terbaik, Novel pun melakukan
survei sendiri ke pemasok daging kambingnya. Ia memberlakukan syarat harus
halal, termasuk cara pemotongannya. Kalau tidak halal, ia tidak akan mau. Novel
tak khawatir kehabisan pasokan daging karena memiliki 5-6 pemasok. Kelezatan
kambing bakarnya membuat banyak orang yang ketagihan. Berawal dari rumah makan
pertama yang ia buka di daerah Geger Kalong Hilir, Bandung tahun 2007 silam,
kini Novel sudah memiliki enam cabang rumah makan. Tiga cabang berada di
Bandung, yaitu di Jalan Geger Kaling Hilir, Jalan Cihampelas, dan Jalan
Cihapit. Sisanya berada di Jakarta, yaitu di Kelapa Gading, Jalan Wolter
Monginsidi, dan Jalan Sambas III. Pada hari biasa, satu cabang bisa
menghabiskan 8 ekor kambing. Sedangkan pada hari libur mencapai 12-15 ekor per
cabang.
Kambing Bakar
Cairo sendiri tersedia dalam bentuk iga, punggung, dan paha. Masing-masing
memiliki tiga ukuran yaitu small dengan
berat 250 gram, medium 350 gram, dan large seberat 500 gram yang bisa
disantap berdua. Harganya cukup terjangkau. Untuk ukuran small, harga punggung Rp 47.000, iga Rp 48.000, dan paha Rp 50.000.
Sementara harga medium untuk punggung
Rp 71.500, iga Rp 72.500, dan paha Rp 76.000. Lalu, untuk ukuran large atau besar harga punggung Rp
92.000, iga Rp 94.000, dan paha Rp 98.000. Di samping kambing bakar, tersedia
juga kambing goreng yang penampilannya tak jauh berbeda dari versi bakarnya.
Selain itu, ada pula nasi goreng kambing, gulai, tongseng, soto Mesir, dan roti
cane. Semuanya dengan rempah yang cukup terasa dan harganya terjangkau.
Selain
pengunjung yang datang dari berbagai kota terutama Jakarta, Kambing Bakar Cairo
biasanya juga sering dipesan untuk beragam acara, antara lain arisan, rapat,
pertemuan, dan pernikahan. Untuk pernikahan biasanya pemesanannya per ekor dan
Novel akan mengirimkan ke lokasi beserta kokinya. Rumah makan Kambing Bakar
Cairo buka setiap hari pukul 11.00-22.00, kecuali hari Jumat dibuka mulai pukul
13.00.
Komentar
Posting Komentar