Siapkan dan
lapangkanlah hati anda ketika membeli es krim ini. Maklum, sesuai dengan
kebiasaan di Turki, es krim yang resepnya dibawa langsung dari Turki ini memang
menyajikan atraksi yang membuat pembelinya seolah merasa dikerjai. Ya, entertaining memang menjadi daya tarik
es krim Turki, selain rasanya yang lezat. Itulah yang membuat es krim ini jadi
berbeda dari es krim lain. Biasanya, usai mengambil es krim dari mesin penyaji
es krim yang berlubang tiga dengan stik panjang, pelayan akan menyerahkan
contong es krim pada pembeli. Meski sudah berada di atas contong, es krim yang
lengket dan liat itu sendiri belum dituang ke dalamnya dan masih menempel di
ujung stik yang berbentuk segi empat. Pembeli yang mengira es krim akan segera
dituang, menerima contong itu. Namun, stik berisi es krim itu diputar oleh
pelayan, sehingga es krim batal tertuang ke contong dan pembeli hanya
mendapatkan contong saja.
Ketika es krim
akhirnya masuk ke contong dan diserahkan pada pembeli, pelayan mengambil tisu
lalu ditempelkan ke contong. Lagi-lagi, pembeli terkecoh karena dengan sigap
pelayan mengambil contong itu, sehingga pembeli hanya mendapatkan tisu. Aksi
mengambil tisu ini kembali diulang hingga akhirnya pembeli lelah mengejar es
krimnya dan pelayan memberikannya. Aksi ini membuat pembeli maupun pengunjung
lain terpingkal-pingkal. Namun, pembeli yang tidak tahu terkadang marah karena
merasa dikerjai atau diremehkan, walaupun terakhirnya mereka kadang tertawa
juga. Pembeli yang sedang terburu-buru atau tidak ingin dikerjai biasanya minta
aksi jahil itu dihentikan.
Zahra sendiri
mulai ikut meramaikan bisnis es krim di Indonesia sejak akhir 2012. Pemiliknya,
Serdal Sahin dan istrinya, Budiarti Aminiat sengaja mengimpor chef Zahra dari Turki untuk membuat racikan
es krim khas itu. Ada pembuat es krim yang sudah 400 tahun terkenal di Turki,
dan chef yang diimpor Zahra ini
adalah keturunannya. Dan para pelayan Zahra pun harus di-training dulu sebelum bertugas. Lantaran sulit mendapatkan tempat
di mal, awalnya Zahra diperkenalkan hanya lewat pameran dari satu mal ke mal
lain. Pameran Jakarta Culinary Festival menjadi langkah pertama bagi Zahra
sekaligus tes pasar. Ternyata responsnya bagus. Saat itu juga, Zahra menemukan
harga yang cocok untuk es krimnya, yaitu Rp 25.000 per cone.
Meski resepnya
asli Turki, Serdal melakukan beberapa penyesuaian dengan selera masyarakat
Indonesia. Misalnya, es krim Turki yang aslinya menggunakan susu kambing, di
Indonesia diganti dengan susu sapi. Rasa aslinya yang sangat manis diturunkan
kadarnya sampai dianggap pas di lidah orang Indonesia. Kebanyakan bahan bakunya
masih diimpor langsung dari Turki, walaupun ada beberapa yang produk lokal.
Tekstur es krimnya lengket dan elastis. Ini karena menggunakan orchid powder dan tidak dicampur air
sama sekali. Es krim Zahra juga tidak mengandung pengawet maupun bahan kimia.
Itu sebabnya, es krim homemade ini
dibuat sesuai permintaan pasar dan hanya tahan satu minggu di dalam freezer. Rasanya yang enak ditambah
dengan atraksi menarik yang ditawarkan membuat antrean pengunjung mengular
setiap kali Zahra membuka stan pameran di berbagai mal, terutama pada akhir
pekan.
Dalam sehari,
pembeli bisa mencapai 500-1000 orang. Akhirnya, Zahra pun ditawari berbagai
manajemen mal untuk bergabung. Pertama kali memiliki gerai di Mal Kota
Kasablanka, Jakarta Selatan, kini Zahra memiliki sembilan cabang. Selain di
Dunia Fantasi, Ancol, Mal Summarecon Bekasi, dan Lippo Mall Kemang, Zahra juga
ada di Bandung dan Yogya. Sebetulnya banyak permintaan dari luar Jawa untuk membuka
cabang, tapi terkendala dengan masalah transportasi, karena ez krim Zahra harus
sampai kurang dari 12 jam. Di samping itu, ada pula 21 unit mesin es krim untuk
pameran yang hingga kini berkeliling dari satu mal ke mal lain. Dengan atraksi
menariknya, tak heran informasi tentang Zahra tersebar dari mulut ke mulut
hingga membuat es krim yang namanya diambil dari nama pemiliknya ini diproduksi
rata-rata satu ton per bulan. Beberapa permintaan dari mal lain untuk buka
cabang pun terus berdatangan, salah satunya di Bali.
Di gerai mal,
yang disajikan bukan hanya mesin dengan tiga lubang berisi es krim rasa vanila,
cokelat, dan stroberi serta atraksi pelayan saja. Selain tempat duduk bagi
pengunjung, varian es krim yang disajikan pun lebih banyak, yaitu 18 macam,
disesuaikan dengan selera orang Indonesia. Harganya bervariasi mulai Rp
25.000-Rp 35.000 per contong atau cup.
Tak hanya di mal, Zahra yang kini diwaralabakan seharga Rp 150 juta ini juga
kerap dipanggil untuk beragam acara, mulai dari launching perusahaan dan apartemen, pernikahan, ulang tahun, dan
sebagainya.
VISIT (KUNJUNGI)
BalasHapushttp://bit.ly/2x1iSpV
Software Cek Struktur Nama Merupakan Aplikasi Yang Mirip ARKAND SCS (Secret Codes Site) Tool Yang Digunakan Untuk Cek Struktur Nama Dan Tanggal Lahir Untuk Mengetahui Tingkat Kesuksesan Seseorang.
Software Cek Struktur Nama Tidak Perlu Install, Langsung Bisa Dipakai, Support OS Windows 32 Dan Windows 62 Karena Merupakan Portabel.