Bagi para buruh kapur, satu-satunya pelindung yang mereka pakai adalah kaus yang digunakan saat mengangkat batu kapur, dari dalam tungku atau sedang mengisi batu ke dalam tungku. Menjadi buruh kapur bukanlah pekerjaan yang mudah. Putihnya kapur tidak seputih kulit para pekerjanya, yang harus melawan panas matahari dan panasnya pembakaran kapur di tungku raksasa.
Pabrik kapur di Desa Garawangi sendiri telah berdiri sejak tahun 1960. Dalam sehari, perusahaan kapur dapat menghasilkan kapur sebanyak delapan hingga 10 ton. Kapur tersebut dijual Rp 900 hingga Rp 100 per kilogram. Di Kabupaten Majalengka, kini terdapat sekitar 21 tungku pembakaran batu kapur, yang produksinya kini mencapai 160 ton lebih per hari, dengan kebutuhan bahan baku mencapai 330 ton per hari. Hasil kapur sendiri banyak dikirim ke berbagai daerah di Indonesia guna menjadi bahan bangunan dan bahan kosmetik.
Komentar
Posting Komentar