KOMUNITAS : ALPAS.ID, EDUKASI KESEHATAN MENTAL DAN JADI TEMAN CURHAT

Berdasarkan riset Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), dijelaskan bahwa ada 1 miliar orang yang hidup dengan gangguan kesehatan mental. Bahkan, WHO juga mengungkapkan setiap 40 detik ada satu orang meninggal karena bunuh diri. Fakta itu tentu sangat mengkhawatirkan. Lantas, bagaimana caranya kita merawat dan menjaga kesehatan mental agar tidak sampai mengalami gangguan atau depresi ? Sementara informasi seputar kesehatan mental itu sendiri jarang yang bisa dipercaya.

Atas kondisi itulah, 4 sahabat yang terdiri dari Olphi Disya Arinda, Nathania Kusuma, Fathin Nibras, dan Lavinia Celina, membentuk Alpas.id. Komunitas yang didirikan pada Januari 2019 ini bertujuan untuk memberikan edukasi soal kesehatan mental dari para ahlinya. Kebetulan, tiga dari mereka adalah lulusan psikologi, sehingga dirasa bisa memberikan edukasi yang sesuai dengan apa yang sudah mereka pelajari. 

Dengan menghadirkan tenaga ahli, diharapkan akan banyak orang yang jadi terbantu sehingga bisa terhindarkan dari depresi. Pasalnya, memang tak semua orang punya teman curhat yang membuat mereka nyaman untuk bertukar kisah.

Lantas, apa saja yang telah dilakukan komunitas yang jumlah anggota internalnya sudah mencapai 40 orang ini ? Setelah berjalan beberapa bulan, Alpas tak hanya mengedukasi soal kesehatan mental lewat media sosial saja, tapi juga secara langsung. Mereka meluncurkan inovasi peer consulting secara gratis, sebagai teman masyarakat yang ingin curhat. Caranya, tinggal buka aplikasi Line, dan sampaikan ke akun Alpas.id.

Tak hanya konsultasi secara online saja, Alpas juga rutin mengadakan pertemuan untuk membahas beragam masalah kesehatan mental bersama para ahlinya. Biasanya kegiatan itu dilakukan sebulan sekali. Dalam kesempatan itu mereka akan membahas topik-topik yang sangat related dengan kehidupan masyarakat sehari-hari.

Selain melalui Line, kalau anda ingin curhat atau tertarik bergabung dengan komunitas Alpas.id, anda juga bisa langsung KImengunjungi akun instagramnya.

Komentar