Sebenarnya
wanita yang tinggal di Jakarta ini bergelar master di bidang komunikasi
pembangunan. Namun kini ia lebih serius menggeluti bidang kuliner. Utamanya,
mengangkat kekayaan kuliner Indonesia, hingga ke tingkat internasional. Salah
satunya menggagas acara unik Underground Secret Dining yang begitu menarik perhatian
orang.
Ia
mulai menggagas Underground Secret Dining sejak Mei 2009, bersama temannya Sari
Hartono, lewat bendera usaha Azanaya. Idenya bermula karena mereka berdua
memang menyukai kuliner, namun kerap merasa bosan dengan makanan di restoran
karena menu yang disajikan seolah-olah sudah didikte oleh pasar. Selain itu,
banyak pula restoran yang menyajikan menu internasional tapi kurang
mengeksplorasi budaya kuliner nusantara.
Dari situ, Lisa pun berkeinginan untuk mempromosikan makanan dan kebudayaan Indonesia dengan cara yang sederhana. Ia percaya, kuliner nusantara sangat kaya dan beraneka ragam. Sebut saja makanan yang sangat populer seperti rendang, gado-gado, soto, dan masih banyak lagi. Tetapi bagi Lisa, yang paling mencerminkan kuliner Indonesia adalah makanan rumahan. Melalui Underground Secret Dining, Lisa ingin mengumpulkan teman-temannya yang sama-sama menyukai kuliner. Tidak hanya menikmati makanannya saja, tapi juga sekaligus membangkitkan apresiasi budaya dan sejarah di balik kekayaan kuliner kita.
Lisa juga percaya, bahwa makanan merupakan bahasa persatuan yang bisa menjembatani tali persaudaraan, membangun pemahaman antar manusia, yang tercipta melalui cita rasa. Makanan pun akan terasa lebih nikmat bila kita menikmatinya dengan berbagi.
Melalui Underground Secret Dining, Lisa ingin memberi kejutan menyenangkan kepada pada peserta yang mengikutinya. Salah satunya, dengan merahasiakan tema kuliner dan tempatnya. Peserta baru diberitahukan soal tempat hanya dua hari sebelum acara berlangsung. Untuk menu yang disajikan, peserta baru mengetahuinya ketika sudah berada di tempat acara.
Acara Underground Secret Dining pertama kali berlangsung pada tahun 2009. Ketika itu Lisa mengajak peserta mengeksplorasi kekayaan kuliner di kawasan Petak Sembilan, Glodok, Jakarta Barat. Kawasan itu memang sudah lama menjadi salah satu pusat kuliner Jakarta. Di sana para peserta Underground Secret Dining berjalan menyusuri gang-gang, untuk menikmati hidangan yang tak banyak diketahui orang kelezatannya. Lalu acara diakhiri dengan menyantap makanan di rumah salah satu warga.
Peserta
Underground Secret Dining yang awalnya hanya sebatas teman sesama pecinta
kuliner, lalu mulai menyebar lewat milis, dan juga promosi dari mulut ke mulut.
Lisa pun juga membuat akun facebook dan website untuk mereka yang ingin tahu
lebih dalam soal Azanaya di www.azanaya.com.
Bagi yang tertarik mereka bisa mendaftarkan lewat email. Selanjutnya bila akan
mengadakan kegiatan lagi, Lisa akan mengirimkan undangan. Ia membatasi peserta
hanya sekitar 40-50 orang, dengan tujuan agar ada semangat kebersamaan saat
menikmati makanan.
Acara Underground Secret Dining, rutin diselenggarakan setiap bulan dengan menyajikan kuliner Indonesia. Beberapa tema yang sudah diangkat antara lain kuliner khas Aceh, Bangka Belitung, Ternate, Singaraja, Palembang, Makassar, masakan khas Tangerang Peranakan, dan masih banyak lagi. Selama ini Azanaya telah bekerja sama dengan beberapa koki yang memang jago masak. Mulai dari ibu rumah tangga, chef muda dari sekolah pariwisata, sampai juru masak profesional. Untuk pilihan koki, Lisa selalu berdiskusi dengan temannya untuk menemukan juru masak terbaik dari daerah tertentu. Terkadang teman-temannya pun juga memberi informasi tentang bakat potensial dari berbagai daerah.
Untuk mengikuti acara Underground Secret Dining, peserta dikenakan biaya sekitar Rp 150 ribu. Peserta bisa menikmati keunikan kuliner yang disajikan. Dalam setiap acara ada 5-6 menu yang disajikan. Tak sekedar menikmati makanan, para peserta juga bisa mendapatkan cerita tentang menu yang disantapnya dari sang juru masak. Tentu hal ini akan menambah wawasan tentang kekayaan kuliner nusantara.
Soal pemilihan tempat, acara memang sengaja tidak dilakukan di restoran atau hotel berbintang. Namun dipilih lokasi yang tidak biasa. Selain di rumah, acara bisa juga dilaksanakan di tempat kemping, rumah sakit, pura, taman, bahkan pernah pula diselenggarakan di Tempat Pemakaman Umum Petamburan. Namun meski diadakan di pemkaman, tempatnya sama sekali tidak menyeramkan. Karena di sana memanfaatkan Musoleum (bangunan megah yang berdiri untuk melindungi makam) O.G Khouw. Sebuah makam zaman Belanda yang sarat nilai sejarah. Saat itu acara juga dipadukan dengan kegiatan charity yang juga mengenalkan aneka ragam teh yang didatangkan dari berbagai negara berkualitas ekspor.
Peserta Underground Secret Dining berasal dari berbagai latar belakang. Ada ibu rumah tangga, mahasiswa, karyawan, ekspatriat, bahkan ada pula peserta dari luar Indonesia yang sengaja bergabung pada saat mereka sedang liburan di Indonesia, seperti dari Singapura, Australia, Amerika Serikat, Jepang, Italia, dan Jerman. Ternyata tamu-tamu asing itu pun sangat menghargai makanan asli Indonesia.
Komentar
Posting Komentar