Komunitas pecinta lagu-lagu balada penyanyi Leo Kristi mulai berhimpun di milis tahun 2005 berkat gagasan mendiang aktivis Amir Husin Daulay. Rata-rata anggota milis seperti Ramdan Malik, Setiyadi, Gamawan Waloeyo, Abing Patrick, sastrawan Kurnia Effendi mengaku seperti menemukan keluarga baru. Lewat milis, mereka pun saling berbagi cerita tentang persentuhannya dengan lagu Leo Kristi, nonton konser rakyat, sampai mendiskusikan lirik-lirik lagunya.
Bahkan,
anggota milis Leo Kristi pun sering saling bersapa lewat SMS dengan menggunakan
baris lirik lagu Leo Kristi, disesuaikan dengan suasana hati masing-masing.
Komunitas Leo
Kristi ini benar-benar dipersatukan oleh romantisme lagu-lagu yang troubadour. Mereka tak hanya hafal lirik
lagu dan melodinya, tapi juga hafal sampai pada cengkok ‘aksesoris’
improvisasinya. Sesuatu yang sangat khas yang dimiliki Leo Kristi dan sulit
dicari pada penyanyi lain.
Bermula dari obrolan di milis, mereka mulai sering bertemu. Antara lain di Warung Apresiasi Bulungan, Kebon Binatang Ragunan, dan reriungan di masing-masing kediaman anggota. Selain saling melepas kangen, kegiatan mereka tentu saja nyanyi-nyanyi bersama. Musisinya bergantian tergantung anggota Lkers yang bisa hadir. Pada masa awal, Gamawan yang berasal dari Bandung, selalu hadir sebagai gitaris utama. Lalu, tampil musisi lain seperti Reza Suhendra, Bambang Aroengbinang, Sena, dan Aries Ducat.
Bahkan, bukan hanya reriungan intern. Mereka juga kerap menggelar acara untuk publik. Biasanya untuk merayakan hari penting yang terjadi di negeri ini. Misalnya saja menyelenggarakan konser Senjaraya Indonesia Merdeka (2007), Pahlawan yang Dilupakan (2007), Seabad Kebangkitan Indonesia (2008), dan Nyanyian Cinta di Bulan Cinta (2009).
Selain tampil sesama musisi Lkers, mereka juga beberapa kali manggung bersama Leo Kristi. Bahkan, mereka kerap tampil di gedung kesenian bergengsi seperti di Taman Isamil Marzuki. Konser yang mereka gelar, semuanya gratis untuk umum. Untuk biaya operasional seperti sewa panggung dan honor Leo Kristi, mereka pun berpatungan.
Menariknya lagi, mereka juga tampil dalam acara penting keluarga Lkers. Misalnya resepsi pernikahan, syukuran, atau acara khitanan. Mereka memang sudah seperti keluarga besar yang guyub. Setiap kali ada pertemuan, sebagian anggota Lkers pun turut mengajak keluarganya.
Kian lama, anggota milis kian bertambah sampai ratusan orang. Mereka terdiri dari beragam profesi. Ada seniman, wartawan, karyawan, dosen, bahkan sampai Jendral TNI. Mereka juga berasal dari berbagai kota di Indonesia, bahkan ada pula yang dari luar negeri.
Tentu saja tidak setiap reriungan semua anggota milis berkumpul. Biasanya, kalau ada acara konser rakyat Leo Kristi, ratusan anggota Lkers bergabung. Sungguh semangat kekeluargaan yang pantas diapresiasi seperti tercermin dalam salah satu lirik lagu Leo Kristi. “Jabat tanan erat-erat, saudaraku !!”
Komentar
Posting Komentar