MELIHAT MAJALAH KHUSUS WANITA BERHIJAB DI INDONESIA



Dengan semakin banyaknya pengguna hijab yang sadar akan fashion, bermunculan pula berbagai majalah khusus untuk segmen ini. Meski isinya tak melulu soal hijab fashion, namun rubrik mode dan tutorialnya tetap menjadi andalan dan unggulan.

SCARF



Mengusung tagline Muslim Urban Fashion Magazine, majalah muslimah Scarf Magazine menempatkan diri sebagai panduan fashion bagi muslimah urban, yaitu wanita perkotaan, bekerja, dan produktif.

Sebagai panduan berbusana, sekitar 70 persen isi majalah ini adalah soal fashion. Ada fashion spread dari desainer lokal, advertorial fashion, mix and match, beauty, dan lainnya. Sisanya adalah rubric lifestyle, seperti traveling, tausiah, kisah-kisah inspirasi, dan lainnya.

Scarf pertama kali hadir di pasaran pada Desember 2012 dan diterbitkan oleh PT Kreasi Kriya. Tujuannya, untuk menjawab kebutuhan fashion para muslimah. Sesuai dengan cita-cita Indonesia yang ingin menjadi kiblat fashion muslim di tahun 2020, maka diperlukan media untuk bisa menjadi bagian dari terciptanya hal itu.

Majalah yang terbit dua bulanan ini pun cukup mudah ditemukan di sejumlah lapak. Selain di toko-toko buku besar seperti Gramedia, Scarf pun bisa didapatkan secara online melalui HijUp.com. Pengguna telepon pintar iOS dan Android pun bisa mengunduh versi digitalnya di Scoop.

Dengan akses pembelian yang cukup mudah ini, Scarf mengaku bisa menjaring sekitar 30 ribu pembaca setiap kali terbit. Kebanyakan pembaca menyukai rubrik Fashion Daily dan How Do I Look.

Persaingan dengan majalah serupa, tak menjadi kendala berarti. Dari bentuk dan layout saja, Scarf sudah berbeda dengan majalah lain. Layout Scarf bersifat clean dan minimalis. Sementara bentuknya handy sehingga mudah dibawa-bawa.

Sebagai tambahan, Scarf juga aktif mengadakan acara offline. Saat mengeluarkan edisi pertama, misalnya, mereka membuat roadshow bertajuk “Keep Gorgeous with Hijab” di lima kota besar. Sampai sekarang, event Scarf makin banyak dan padat sehingga menjaring komunitas pembaca yang lebih banyak.

Salah satunya, adalah acara Breaktime yang merupakan roadshow dari kantor ke kantor. Juga ada acara Healthy and Beauty Inside and Out yang diadakan di beberapa kota. Keep Gorgeous with Hijab yang kini menjadi acara tahunan juga terus diadakan dengan jumlah kota yang dikunjungi lebih banyak.
Seluruh kegiatan ini tetap diimbangi dengan tema-tema di dalam setiap terbitan Scarf yang dipikirkan dengan sangat cermat. Ini semua agar Scarf Lover, sebutan bagi pembaca majalah Scarf, tidak merasa bosan.

Dijual dengan harga Rp 40.500 di Pulau Jawa dan Rp 43.500 di luar Pulau Jawa, majalah Scarf kini menjadi salah satu must have magazine bagi kaum hijabers.

LAIQA



Salah satu majalah khusus untuk wanita berhijab yang mengambil porsi di segmen ini adalah Laiqa. Majalah yang terbit dua bulan sekali sejak Januari 2012 lalu ini adalah prakarsa dari trio Fifi Alvianto, Hanna Faridl, dan Anneke Scorpy. Sebelumnya, ketiga wanita ini sudah berpengalaman bekerja bersama mendirikan lini busana muslim Casa Elena.

Ketiganya pun mengaku bukan anak baru di dunia jurnalistik dan tulis menulis. Fifi, misalnya, seorang blogger yang cukup ternama. Ia yang lulus dari Desain Komunikasi Visual, Institut Teknologi Bandung ini juga pernah bekerja di agensi periklanan dan stasiun teve swasta. Sementara Hanna yang memiliki latar belakang pendidikan Media di jurusan Fikom Universitas Padjajaran juga sebelumnya bekerja di stasiun radio, agensi iklan,  dan stasiun teve. Sementara Anne yang lulusan Administrasi Niaga di Universitas Parahyangan, berpengalaman di bidang administrasi, marketing, dan promosi.

Dulu saat pertama kali mereka memakai hijab, mereka merasakan masih sedikit sekali referensi berhijab yang modis tapi tidak berlebihan dan tidak berkesan tua. Berangkat dari pengalaman yang sama itulah, ide membuat Laiqa tercetus. Selain itu mereka juga ingin menyampaikan, bahwa hijab bukanlah halangan untuk menjadi apa pun bagi para muslimah.

Menurut Hanna yang duduk di kursi Editor at Large majalah Laiqa, pada saat pendiriannya belum ada media cetak yang spesifik ditujukan bagi perempuan berjilbab dan berprestasi. Oleh karena itu, mereka sangat optimis dengan perkembangan Laiqa. Saat ini, market mereka sedang berkembang pesat, ditambah dengan sumber daya manusia Laiqa yang mengerti akan perkembangan industri hijab di Indonesia.

Maka, pantaslah jika majalah yang memiliki tagline fashion “Aware and Design Conscious Media” ini kemudian menjadi ‘pegangan’ para wanita berhijab. Apalagi bagi mereka yang memang melek fashion dan desain. Lembar demi lembar Laiqa mengentengahkan sisi estetika. Baik melalui karya-karya fashion adibusana hingga komposisi desain dan ilustrasi.

Laiqa juga tak melulu membahas soal fashion. Mereka juga punya rubrik Womanpreneur dan Profesi yang mengangkat kisah-kisah inspiratif perempuan Indonesia, juga nilai-nilai Islam yang mereka anut dalam menjalankan karier dan profesinya.

Hal ini sesuai dengan target pembaca mereka yakni perempuan muda di rentang usia 20-30 tahun. Sasaran mereka adalah para perempuan di akhir tahun kuliah, mereka yang baru memulai karier, dan ibu-ibu muda yang masih senang berpenampilan modis.

Oleh karena salah satu tujuan Laiqa adalah memberikan panduan berbusana muslim yang modis, tak heran beberapa rubrik yang berkaitan dengan busana jadi favorit pembaca. Salah satunya, rubrik Make Over. Saat redaksi menanyakan di Twitter, apakah ada pembaca yang mau jadi model make over Laiqa, responsnya sangat luar biasa.

Rubrik Hijab Tutorial pun tak kalah populer. Dari laporan Scoop, distributor Laiqa di dunia maya, rubrik ini jadi rubrik yang dibuka dengan frekuensi paling lama. Dengan mengandalkan sembilan awak redaksi, tak ada kendala berarti saat membesarkan Laiqa. Hanya saja, mereka mengaku memang kerap kesulitan mencari tokoh maupun public figure yang sesuai dengan karakter dan tema yang diangkat setiap bulannya. Narasumber mereka memang masih terbatas.

Dibandrol dengan harga jual Rp 45 ribu setiap kali terbit, saat ini Laiqa sudah memiliki sekitar 20 ribu-an pembaca setia.

MOSHAICT



Didorong oleh banyaknya permintaan konsumen dan follower Moshaict di jejaring sosial mengenai tutorial pemakaian hijab yang sedang trend, Shinta Dewi Dhiah Sekar Tanjung, pemilik toko busana muslim Moshaict, putar otak. Ia kemudian membuat berbagai hijab class yang selalu penuh peminat. Namun, lama-kelamaan, permintaan yang sama datang dari para konsumen di luar kota. Untuk mereka, terpikir untuk membuat majalah Moshaict. Rasanya momentumnya tepat.

Dengan sumber daya yang ada, Shinta lantas membentuk dua tim yang keseluruhannya berjumlah 15 orang. Satu tim bertanggung jawab atas tutorial dan tim yang satu lagi bertanggung jawab atas rubrik Hijabstar. Hijabstar adalah sisipan yang berisi kupasan kehidupan selebriti berhijab dan kisah-kisah lain yang bisa menginspirasi pembacanya. Misalnya, rubric Hijabpreneur yang isinya muslimah dan karya-karya mereka, Muslimah World yang isinya muslimah dari luar negeri, Hijab Beauty, dan lain sebagainya.

Tak mudah menyiapkan setiap edisi Moshaict. Pasalnya, tak ada anggota tim Moshaict yang berpengalaman di dunia penerbitan atau jurnalistik sebelumnya. Semua pengalaman, mereka dapatkan pada saat proses pembuatan majalah ini. Menurut Shinta, peran Allah sangat besar dalam menuntun mereka menerbitkan majalah ini, karena memang pada dasarnya mereka tidak ada pengalaman di bidang ini.

Kalaupun ada modal awal untuk menerbitkan majalah yang dimiliki Shinta adalah, karena dirinya pernah bergelut di dunia fotografi. Paling tidak, untuk soal foto dan photoshop, ia sudah terbiasa. Dan hasilnya pun sungguh luar biasa. Setiap edisi penerbitannya, Moshaict pun selalu ditunggu para pembacanya.

Majalah yang didistribusikan melalui sistem reseller ini diakui Shinta mampu meraup 20 ribu hingga 50 ribu pembaca sekali terbit. Angka yang cukup fantastis, mengingat harga jual Moshaict lebih tinggi dibandingkan majalah sejenis. Majalah ini diedarkan dengan harga jual Rp 75 ribu per eksemplar.

Yang menjadi nilai lebih Moshaict, setiap busana dan kerudung yang ada di majalah, koleksinya ada di toko Moshaict. Pembaca pun bisa bertanya ke SPG toko Moshaict bila ada keterangan yang belum jelas.

Dalam setiap edisinya, Moshaict juga selalu menyelipkan bonus DVD yang berisi video tutorial berhijab. Bisa jadi, di sini letak daya tarik Moshaict. Selain itu, hijab class berdasarkan trend yang ditampilkan juga tetap diadakan.


   

Komentar