KIPRAH INDUSTRI GAME KARYA ANAK BANGSA



Games sering kali jadi pengalih perhatian atau sekedar pengisi waktu luang bagi si kecil maupun orang dewasa. Beragam jenis games pun mudah didapatkan siapa pun. Baik diunduh dari dunia maya maupun membeli aplikasinya. Namun kini Indonesia patut berbangga. Lantaran banyak games yang merupakan kreasi asli anak bangsa. Uniknya, mereka memiliki misi mengenalkan budaya Indonesia melalui games yang mereka buat. Bagaimana kiprah industri games yang ada di Indonesia ? Kami tampilkan 3 di antaranya :

TINKER GAMES


Salah satu mobile developer asal Bandung bernama Tinker Games, digagas oleh Panji Prakoso, Karunia Ramadhan, dan Muhammad Ajie Santika. Pengalaman mereka memenangkan berbagai kompetisi games baik skala lokal hingga nasional akhirnya membuat mereka sepakat menekuni industri games di Tanah Air.

Tinker Games fokus menciptakan pengalaman baru dalam bermain game. Lewat cerita yang menarik yang memuat nilai budaya, memiliki tantangan unik, serta tentunya permainan yang seru, lahirlah bebagai macam games yang sukses diperkenalkan Tinker Games.

Bahkan ketiga penggagas di atas berani mengklaim Tinker Games adalah mobile game developer terbaik di Asia Tenggara. Kelebihan Tinker Games antara lain, mampu menciptakan cerita dan karakter yang akan selalu diingat, menghidupkan momen pengguna melalui game yang dibuat, serta meningkatkan kualitas industri kreatif di Indonesia.

Lewat tangan dingin mereka, Tinker Games berhasil menelurkan beberapa mobile games, seperti Soccer Girl, Paws ! Cat Attack, Pig Rider, Steam Fortress, dan Backyard Madness. Beberapa prestasi berhasil ditorehkan, bahkan sebelum Tinker Games resmi berbentuk perusahaan. Prestasi itu antara lain meraih penghargaan Windows Phone App Competition 2011, Juara 3 Nokia Game Developer War 3 2012, Juara 3 Increfest 2012, serta Juara 2 Kategori Feature Phone dalam Indonesia Game Show 2012.

Kesuksesan Tinker Games tentunya tak lepas dari perusahaan Venture Development bernama Systec Group, yang menggandeng Tinker Games, hingga  menjadi sebuah perusahaan yang beroperasi secara profesional. Adalah Imanul Hakim Camil, sebagai mentor sekaligus investornya. Setelah melalui proses yang panjang, akhirnya Tinker Games menjadi PT pada bulan Juli 2012, dengan nama PT Tinkerindo Interaktif dan memiliki lebih dari 15 karyawan.

Industri game yang berkembang dengan banyaknya kompetitor, tak membuat mereka berhenti melangkah. Justru mereka semakin semangat berinovasi. Tinker Games optimis mampu menggandeng pasar di Indonesia. Mengingat kini para pengguna iOS, Android, dan Windows Phone yang semakin haus akan entertainment, sudah tidak terhitung lagi jumlahnya di Indonesia.

Di industri mobile game kemungkinkan apa pun bisa terjadi. Tinker Games memang tak harus membuat game 3D dengan grafis memukau. Terkadang game sederhana pun bisa jauh lebih sukses. Yang penting memiliki gameplay asyik, bersifat adiktif, dan melakukan marketing effort yang diperlukan. Publisher mobile game pun juga sudah banyak. Dan sudah ada pula beberapa publisher lokal yang dapat membantu soal marketing effort-nya dengan skema bagi hasil.

Ditambah lagi, satu game teranyar produksi Tinker Games bertemakan budaya Indonesia, yakni INheritage: Boundary of Existence, sempat menduduki peringkat pertama untuk kategori Top Paid Apps di Apps Store Indonesia, serta meraih gelar The Best Prototype pada gelaran Prototype Award yang diselenggarakan oleh Segitiga.Net pada Mei 2013.

Yang membanggakan, sebagai perwakilan Indonesia, Tinker Games pun ikut serta dalam agenda Eurogamer Expo di London, Inggris pada September 2013 lalu bersama Kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia.


AGATE STUDIO




Berangkat dari kerja keras Arief Widhiyasa, CEO Agate Studio, bersama timnya, developer game lokal asal Bandung ini telah menghasilkan 100 lebih games, baik untuk personal computer maupun perangkat mobile. Pendiri Agate berjumlah 18 orang dan telah memiliki 75 karyawan. Sejak resmi berdiri sebagai usaha, Arief pun dipercaya oleh teman-temannya untuk memimpin dan berperan besar untuk mengembangkan usaha ini.

Awal terbentuknya Agate Studio diawali ketika Arief bertemu teman-teman yang memiliki passion sama soal games namun tak sekedar suka main games, melainkan semuanya bisa berbagi pengetahuan dan visi untuk membuat dunia lebih indah lewat games. Mereka mengawalinya hanya dengan gaji Rp 50 ribu, sementara dalam sehari harus berkarya minimal 15 jam. Tapi bagi mereka semuanya terasa menyenangkan. Kemudian usaha pun berkembang dan jumlah karyawan terus bertambah, bahkan bisa memberi gaji sesuai UMR. Tentu saja itu menjadi satu kebahagiaan bagi mereka.

Satu hal yang juga menjadi hal penting dalam berkarya di Agate Studio adalah ketika mereka memiliki harapan untuk bisa menginspirasi lebih banyak orang agar kehidupan ini jadi lebih menyenangkan. Mereka juga percaya, lewat game pun sebenarnya sebuah generasi bisa berkembang, karena banyak nilai-nilai positif yang bisa disuguhkan dari game yang dimainkan.

Hal yang positif dari bermain games, antara lain melatih untuk tidak mudah menyerah, melatih kemampuan memiliki konsentrasi, kemampuan berpikir, refleks, dan bisa menumbuhkan kepercayaan diri.

Ke depannya, tim Agate Studio berharap bisa mewujudkan semua mimpi besar mereka untuk semakin maju dan mengglobal. Mereka akan selalu berusaha berkontribusi maksimal untuk membuat dunia lebih bahagia. Tak mengapa meski terwujud pelan-pelan, namun pasti. Industri games sendiri potensinya sangat positif. Industri games lokal pun semakin berkembang, banyak yang berprestasi, bahkan sudah siap bersaing menuju industri game global.

Demi mewujudkan mimpi itu pula, tim Agate Studio akan terus berinovasi dan berkontribusi mendorong pertumbuhan industri game di Indonesia. Mereka pun semakin terpacu dengan adanya dukungan dari pemerintah. Tapi mereka juga masih menunggu pemerintah membuat kebijakan dan turut bekerjasama membangun pasar bersama. Juga mendukung riset game developer seperti halnya di Korea Selatan, Singapura, Malaysia, dan Inggris.


GARUDA GAMES



Salah satu games developer yang lebih dulu hadir dan unggul di Indonesia adalah Garuda Games, besutan Firman Nurimansyah. Tim Garuda Games merupakan kumpulan anak muda yang berasal dari satu almamater, yaitu lulusan Jurusan Teknik Komputer, Politeknik Negeri Bandung, tahun 2008. Awalnya mereka hanya mengerjakan aplikasi 3D e-commerce bernama Blazzword. Sejak itu mereka lalu sepakat untuk terus mengembangkan bersama hingga terciptalah Garuda Games.

Berbagai prestasi pun telah diraih Garuda Games sejak tahun 2011, dari juara INAICTA 2011 untuk kategori Games dari game FPS online bernama Steamops, lalu The Most Favorite Local PC Games in Indonesia at Gadget Award 2011, Finalist Sparxup Award 2012, Winner Indonesia Game Developer Award 2012, Serta Juara 3 Rockstar Developer 2013.

Perkembangan Garuda Games saat ini menjadi lebih fokus dengan dua model bisnis yang dijalankan. Yaitu, B2B Service yang mengerjakan game dan aplikasi untuk perusahaan/brand, dan B2C yang mengembangkan produk game untuk dipasarkan langsung ke user. Saat ini Garuda Games masih terus berusaha bekerjasama dengan berbagai pihak, karena memang banyak tawaran kerja sama yang datang.

Dengan optimis, mereka meyakini, trend industri game di Indonesia kian maju dan menuju ke arah positif. Terlihat dari berbagai edukasi yang banyak diberikan lewat pendidikan formal dan non formal yang memperkenalkan game, yang akhirnya melahirkan banyak talenta di antara anak muda Indonesia dalam industri game.

Tak hanya dunia pendidikannya saja yang berkembang, tapi juga industri yang memang ada pasarnya dan sangat potensial. Apalagi penetrasi internet dan pengguna smartphone yang terus naik. Bahkan game developer dari luar seperti Jepang dan Korea Selatan pun mulai masuk dan mendirikan studio. Artinya, industri game di Indonesia tak bisa dipandang sebelah mata lagi.

Garuda Games memiliki kelebihan dibanding usaha serupa. Selain menjadi game developer angkatan pertama, dari segi teknologi tim Garuda Games pun lebih unggul dalam pengalaman. Mereka unggul dalam pengembangan game 3D. Sejak pertama berdiri pun game yang mereka buat adalah game 3D.

Ada pula hal vital dalam dunia kreatif yang dijalani tim Garuda Games, yaitu mengembangkan ide menjadi konsep yang matang. Bagi mereka, saat karya mereka bisa dihargai oleh negara sendiri, itu menjadi suka cita yang sangat mendalam. Tapi ironisnya, industri game Indonesia justru lebih diapresiasi oleh bangsa luar.

Mereka pun menganggap Garuda Games tak hanya menjadi tempat untuk bermain dan bekerja, melainkan sebagai wadah pertemuan antara pemikiran, penciptaan, dan pembentukan karakter bagi seluruh keluarga Garuda Games.

Ke depannya, Garuda Games berharap bisa berkembang dan mampu mengatasi segala tantangan yang ada di tengah gempuran produk luar. Juga berharap bisa melahirkan karya yang bermanfaat dan mempunyai nilai bagi masyarakat.

Sama halnya dengan game developer lain, mereka juga berangan-angan industri game di Indonesia tak lepas dari dukungan pemerintah. Dukungan yang sebenarnya bisa dirasakan oleh semua pelaku industri ini misalnya dengan memberikan edukasi ke pasar tentang segi positif game, keringanan pajak, ataupun sponsorship untuk game developer yang belum dapat membeli license tools bagi pengembangan game.





   
 



   
  

Komentar