KELOMPOK TENUN BUN MUDRAK, MENGERUK JUTAAN RUPIAH DARI TRADISI MENENUN




Lombok, Nusa Tenggara Barat, sudah lama dikenal dengan keindahan alamnya. Begitu pun dengan kerajinan khas penduduk pulau yang merupakan saingan utama Pulau Bali dalam urusan destinasi wisata ini. Kerajinan khas yang paling masyhur di Lombok adalah tenun songket.

Songket Lombok atau yang sering disebut songket sasak dikenal memiliki keindahan motif dan kehalusan kain tenunnya. Salah satu wilayah penghasil tenun sasak adalah di Dusun Bun Mudrak di Desa Sukarara, Lombok Tengah. Dusun ini merupakan sentra kerajinan songket di Lombok Tengah. Penduduk setempat, khususnya perempuan menjadikan kegiatan menenun songket sebagai mata pencaharian.

Kegiatan menenun merupakan kegiatan wajib setiap perempuan sasak. Sejak kecil, perempuan diajar menenun benang menjadi kain. Perempuan pemula dapat menenun motif-motif sederhana, seperti motif sabuk antek. Sebagai pemula, menenun bukanlah perkara mudah. Penenun perlu menghafal baris tenun untuk membentuk motif tertentu. Jika salah sekali saja, motif yang diharapkan tidak bakal keluar. Kalau sudah ahli, penenun mampu membuat motif rumit, seperti motif anggrek, selendang subhanale ure, motif pinggiran merak, dan lain-lain.

Di Dusun Bun Mudrak, terdapat 20 perempuan yang tergabung dalam kelompok tenun. Hasil tenunnya dikumpulkan di koperasi simpan pinjam desa untuk memudahkan pemasaran. Tenun yang dihasilkan bermacam jenisnya, mulai dari syal, pashmina, taplak meja, sarung, kain panjang, hingga bahan baju.

Proses pembuatan sehelai kain tenun memerlukan waktu yang bervariasi. Hal ini bergantung pada kerumitan motif yang dibuat dan waktu luang perempuan sasak. Biasanya, mereka menenun jika tidak ada kegiatan ke sawah atau hari besar. Kegiatan menenun dimulai setelah pekerjaan rumah selesai. Biasanya, dilakukan sekitar pukul 09.00 waktu setempat sampai matahari di puncak kepala. Pada siang hari, penenun beristirahat satu sampai dua jam, kemudian melanjutkan kegiatannya hingga pukul 17.00 WITA. Kopi Lombok menjadi kawan selama menenun.





Satu kain tenun bisa selesai dalam satu pekan sampai satu bulan. Lama pengerjaan juga bergantung pada panjang dan lebar kain. Semakin panjang kain dan rumit motifnya, semakin lama pula waktu pengerjaannya. Motif kain juga menjadi penentu harga tenun sasak di Dusun Bun Mudrak. Semakin rumit kain, semakin mahal harganya. Biasanya, mulai Rp 300 ribu sampai Rp 4 juta per helai.

Harga tersebut juga sudah memperhitungkan benang yang digunakan. Benang emas dan sutra akan memberikan nilai lebih untuk kain tenun sasak. Benang-benang yang digunakan untuk menenun biasanya diimpor dari Bali. Omzet kelompok tenun Bun Mudrak cukup bervariasi setiap bulannya. Selain menjual kain jadi, penenun juga menerima pesanan dari pembeli, sehingga sulit menentukan omzet bulanan. Bisa di atas Rp 10 juta, bisa pula kurang dari itu.

Selain memasarkan sendiri melalui koperasi, tenun sasak Bun Mudrak juga dijual melalui pengumpul. Selain itu, penenun juga menerima pesanan dari Jakarta. Bahkan, beberapa kali tenun sasak Bun Mudrak mengikuti pameran yang diadakan di Jakarta.





Sebelum ada pembinaan dan edukasi, penenun di desa ini kesulitan menjual hasil tenun mereka. Kalau pun dijual melalui pengumpul, penenun tidak bisa menentukan harga. Sehingga, harga jual tenun tidak sesuai dengan nilainya. Tapi, saat ini mereka sudah bisa menentukan sendiri harga tenun.

Persaingan merupakan hal yang sangat mutlak. Kekhawatiran penenun Bun Mudrak adalah persaingan dengan kain produksi pabrik. Hal ini membuat keberadaan tenun tradisional terancam. Namun meskipun demikian, mereka yakin kain tenun tradisional tetap eksis karena memiliki nilai lebih dibandingkan kain pabrik. Dan mereka optimis tenun songket tetap memiliki penggemar setia.

Setelah menjajaki Jakarta, produksi tenun Bun Mudrak memiliki mimpi sampai ke luar negeri. Oleh karena itu, penenun terus mengeksplorasi kegiatan tenun dan menghasilkan kain dengan kualitas terbaik. Bagi yang sedang atau berkunjung ke Lombok, untuk melihat koleksi kain tenun Bun Mudrak bisa mampir ke workshop tenun sasak Bun Mudrak yang berada di Jalan Bypass BIL KM 12, Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat.

Komentar