ELANG BONDOL DAN SALAK CONDET, MASKOT IBU KOTA YANG KIAN TERDESAK



Setiap kota di Indonesia, mungkin juga di dunia, pasti mempunyai lambang atau maskot. Maskot ini selalu mempunyai arti kuat bagi dasar identitas sebuah kota. Tak terkecuali, Kota Jakarta. Ibu kota negara ini mempunyai dua buah maskot yang selalu dibangga-banggakan. Elang bondol dan salak condet, inilah kedua maskot yang dimaksud. Sebagian warga Jakrta, khususnya para perantau, mungkin mengira Monumen Nasional (Monas) adalah maskot Ibu Kota. Tapi, kenyataan itu salah besar. Kota Metropolitan Jakarta dilambangkan dengan seekor elang dan tiba buah salak.
Gambar yang terdapat pada badan bus Trans Jakarta sering disangka orang adalah seekor elang biasa yang sedang mengambil kacang, layaknya sebuah iklan yang kerap muncul pada layar televisi. Padahal gambar elang yang dimaksud adalah seekor elang bondol yang sedang mencengkeram tiga buah salak condet, buah khas Jakarta. Nama elang bondol diberikan warga Jakarta untuk sejenis burung pemangsa ini. Bernama latin Haliastur Indus, elang bondol menjadi salah satu predator puncak dalam sebuah rantai makanan. Hewan ini kebanyakan berhabitat di daerah yang mempunyai kawasan air luas, seperti laut, tapi banyak juga kita temui di daratan berair, hutan, maupun dataran rendah.
Sedangkan, salak condet, sesuai dengan namanya, adalah salah satu ikon Jakarta yang berasal dari daerah Condet, Jakarta Timur. Konon, diceritakan salak condet ini lebih enak dari salak pondoh khas kota Yogyakarta. Bahkan, karena rasanya yang enak, buah ini dikirim sampai melintasi Pulau Jawa dan Sumatra. Namun, saat ini keberadaan kedua mskot Ibu Kota ini keberadaannya semakin tak jelas. Sebagai penghasil utama buah-buahan pada zamannya, kawasan Condet terkenal menghasilkan berbagai macam buah dengan rasa yang fantastis, mulai dari lengkeng, durian, rambutan, melinjo, hingga salak.
Berada di samping Kali Ciliwung, kawasan Condet mempunyai ratusan hektare lahan pertanian buah-buahan yang siap garap setiap musim panen datang. Bukan hanya dijual di sekitaran Jakarta, buah-buahan khas Condet selalu dicari masyarakat dari pelosok lain. Perubahan ritme kota sedikit demi sedikit membuat lahan pertanian makin menyempit. Para penduduk sekitar banyak yang menjual lahan mereka dan digantikan dengan berdirinya toko maupun bangunan lain. Semakin tidak tersedianya lahan yang memadai, membuat produksi buah-buahan, khususnya salak condet pun mulai mengalami penurunan. Bakan, terkadang sulit untuk mendapatkan buah ini.
Selain itu, seringnya banjir besar yang melanda kawasan pinggiran Kali Ciliwung membuat pohon yang tertanam dan siap panen hilang tergerus derasnya banjir. Bukan hanya pohon salak, pohon lain juga sering terbawa hanyut. Itulah yang membuat salak condet yang pernah menjadi idola penduduk Ibu kota makin sulit dirasakan kembali manisnya. Hal serupa terjadi pada elang bondol. Kota Jakarta yang dahulu masih rimbun menjadi habitat yang nyaman bagi elang bondol untuk hidup. Tapi, sekarang Jakarta yang berpolusi dan mulai gersang sudah tidak sesuai lagi bagi habitat elang. Saat ini, elang bondol masih bisa dilihat di Kepulauan Seribu atau kebun binatang, seperti Ragunan dan Taman Mini Indonesia Indah.
Persoalan habitat elang bondol ini memang terdesak oleh perkotaan. Jumlah hewan ini sekarang tak terlalu banyak. Kesulitan dalam bereproduksi dan perburuan manusia terhadap elang bondol menjadi masalah lain yang harus ditangani. Tapi, bila tidak segera dicarikan solusi jitu, bukan tidak mungkin kedua maskot ini akan benar-benar punah. Jadi, apalagi yang bisa dibanggakan Kota Jakarta jika maskotnya sendiri tak bisa dipertahankan ?


advetorial :
______________________


MENERIMA LAYANAN JASA KURIR, ANTAR BARANG, PAKET MAKANAN, DOKUMEN, DAN LAIN-LAIN UNTUK WILAYAH JAKARTA DAN SEKITARNYA KLIK DI SINI


BOLU KUKUS KETAN ITEM & RISOL JULIA. Oleh-Oleh Jakarta, Cemilan Nikmat dan Lezat, Teman Ngeteh Paling Istimewa, Bikin Ketagihan !! Pesan sekarang di 085695138867 atau  KLIK DI SINI






Komentar