PEREMPUAN DAN PROFESI : DEBORAH DEWI, Dari Hobi Memahami Karakter Orang Menjadi Grafolog Ternama Indonesia
Meski telah
sukses merintis bisnisnya, ibu satu anak kelahiran 1981 ini memilih menekuni
profesi grafolog. Senang memahami karakter manusia membuat Deborah Dewi, atau Debo,
yakin grafologi bisa digunakan sebagai cara mencari solusi persoalan manusia.
Debo
bercerita, semasa kuliah di Universitas Katolik Parahyangan jurusan Hubungan
Internasional, ia sudah tertarik mempelajari manusia dan filsafat ilmu. Ia
tertarik dengan ideosinkretik, memahami para tokoh politik dan pemimpin negara,
mulai dari karakter yang bersangkutan sampai pada arah mereka menciptakan
kebijakan atau policy. Ia juga sering
membaca buku hingga tersadar bahwa buku-buku yang selama ini dipelajarinya
selalu berkaitan dengan karakter manusia. Tahun 2007, Debo akhirnya mulai
tertarik mempelajari grafologi, namun baru fokus untuk menjadikannya sebagai
profesi sepenuh waktu, sejak Oktober 2010.
Sebelum
menekuni grafologi, Debo sebenarnya sudah memiliki bisnis yang bergerak di
bidang marketing dan kontraktor pameran.
Di situ ia sudah mulai belajar me-manage
orang. Yang ia temui mulai dari klien level VP (Vice President), sampai tukang
bangunan yang menjadi pegawai di workshop-nya,
juga bertemu desainer yang idealis. Menurut Debo, sebetulnya tidak ada yang
salah dengan mereka, hanya saja karena satu sama lain kurang komunikasi dan
memahami, jadi sering timbul masalah. Beruntung, karena ia senang memahami
karakter orang, hal itu bisa diatasi. Namun, akhirnya saham di perusahaan itu
ia lepas, karena ternyata gairahnya lebih besar di bidang grafologi. Pernah
pada tahun 2007, ia mendapat proyek
dengan nilai sangat besar. Tapi waktu itu ia buru-buru menyelesaikan
agar bisa segera menganalisa. Dan beberapa kali selalu begitu terus, sampai
akhirnya ia memutuskan untuk total menekuni grafologi. Toh, ia memang senang
dan itu juga bermanfaat baginya.
Alasannya
tertarik pada grafologi memang atas dasar dirinya yang suka mempelajari
karakter manusia. Grafologi sendiri adalah salah satu ilmu yang mempelajri
karakter manusia melalui tulisan tangan. Ia tertarik pada grafologi setelah mengetahui
hasil penelitian yang membuktikan bahwa tulisan tangan adalah hasil kerja otak,
sehingga dapat memberikan hasil yang jujur tentang karakter orang tersebut. Dan
yang terpenting adalah melalui grafologi ia bisa mengenal orang lain dengan
lebih baik tanpa orang tersebut merasa terintimidasi.
Awalnya ia
belajar secara otodidak, dengan banyak membaca buku-buku, jurnal penelitian dan
sebagainya. Lalu, ia juga mencari sekolah khusus untuk mendalami ilmu grafologi
dan akhirnya menemukan sebuah organisasi yang berisi banyak grafolog senior profesional,
yaitu American Association of Handwriting Analyst (AAHA) dan American
Handwriting Analysis Foundation (AHAF). Para anggotanya adalah grafolog bersertifikasi
internasional yang sudah berkiprah menjadi praktisi selama puluhan tahun, mulai
dari menjadi saksi ahli pengadilan, konsultan perusahaan hingga konselor.
Di AHAF ia
ditempa dan diuji. Belajar jarak jauh dengan sistem online dengan beragam mentor setiap minggunya. Ia membantu para
mentor menganalisa berbagai macam tulisan tangan dan selalu mendapatkan
perkembangan terbaru dari hasil penelitian untuk menunjang profesinya hingga
kini. Debo bersyukur, 10.000 jam terbang analisanya membuahkan hasil. Tahun
2013 ia dipilih untuk jadi salah satu pembicara di Konferensi AHAF di
California, Amerika Serikat. Di situ ia menjadi satu-satunya pembicara dari
Indonesia dan sekaligus termuda. Hingga saat ini, ia pun masih menjadi
satu-satunya grafolog Indonesia yang berafiliasi langsung dengan AHAF. Namun,
perjalanannya masih terus berlanjut, terutama dalam hal edukasi kepada
masyarakat Indonesia tentang manfaat ilmu ini.
Setelah
mempelajari grafologi, Debo pun jadi seperti memiliki ‘mata’ baru dan melihat
orang dengan cara yang berbeda. Baik dalam kehidupan personal maupun profesional,
ia bertemu dengan berbagai macam manusia. Setiap karakter manusia memberikan ‘pelajaran’.
Ketika bertemu orang-orang berprestasi dan mengagumkan, ia pun jadi ikut
terinspirasi dan termotivasi. Karena, ia bisa ‘melihat langsung’ karakter apa
saja yang mendukung kesuksesan mereka dalam memaksimalkan potensi dirinya
sebagai manusia. Dan ketika bertemu orang-orang yang bersikap tidak baik atau
menjengkelkan, ia jadi belajar untuk lebih meningkatkan empati. Karena ketika
ia melihat tulisan tangan yang bersangkutan, saat itu terlihat betapa kerasnya ‘peperangan’
hidup mereka sendiri.
Debo menjelaskan, memang ada orang-orang tertentu yang mempunyai konflik batin yang bisa terlihat dari karakternya. Misalnya, ada orang yang keinginan majunya sangat besar, tapi self esteem-nya sangat rendah. Kemudian dia menjadi orang yang super sensitif, takut gagal, dan takut ditolak. Kalau tidak maju, dia merasa tidak puas. Maka, setiap hari dia jadi berperang dengan dirinya sendiri. Akibatnya sering uring-uringan.
Debo menjelaskan, memang ada orang-orang tertentu yang mempunyai konflik batin yang bisa terlihat dari karakternya. Misalnya, ada orang yang keinginan majunya sangat besar, tapi self esteem-nya sangat rendah. Kemudian dia menjadi orang yang super sensitif, takut gagal, dan takut ditolak. Kalau tidak maju, dia merasa tidak puas. Maka, setiap hari dia jadi berperang dengan dirinya sendiri. Akibatnya sering uring-uringan.
Debo percaya pada ungkapan ‘hurt people hurt people’. Maksudnya, orang yang melukai orang lain sebetulnya adalah orang yang terluka. Dia terluka oleh perang batinnya sendiri. Mengapa dia bisa jadi seperti itu, banyak hal yang menjadi faktor pembentuknya. Misalnya, pengalaman hidup atau lingkungan. Tentu hal itu bisa diubah asal dia mau mencari tahu apa yang terjadi dengan dirinya, mendiagnosa dengan benar, dan mencari solusi. Kalau tidak, efeknya akan kemana-mana. Orang biasanya menyebut orang seperti ini dengan istilah difficult people atau hard to deal people. Tidak jelas apa maunya. Tipe seperti ini bisa ada di mana saja. Di kantor, rumah, tetangga, dan sebagainya. Perilakunya bermasalah, padahal bisa jadi kinerjanya bagus.
Grafologi dapat digunakan untuk berbagai sisi kehidupan manusia, baik personal maupun profesional. Contohnya dalam dunia profesional, sangat bermanfaat untuk membantu para profesional untuk menjadi right man in the right place dan membangun teamwork untuk meningkatkan bisnis mereka. Debo mulai membuka praktik grafologi sejak Oktober 2010 sebagai self employee dan tahun 2013 bersama dengan rekannya mendirikan PT Karakter Transformasi Pertiwi (KTP). Tujuannya agar bisa menjadi wadah untuk menemukan identitas diri dan transformasi karakter bagi bangsa ini bisa lebih terstruktur dan berkembang secara positif. Di bawah badan hukum PT KTP, Debo menjalankan misi CIA (Character Investigation & Alteration) dalam bekerja, yaitu bahwa hasil investigasi karakter yang dilakukan harus bisa membawa perubahan yang lebih baik.
Kliennya 30% adalah perorangan mulai dari tokoh publik hingga masyarakat luas yang masuk melalui website www.deborahdewi.com, sedangkan 70% adalah perusahaan dengan beragam kebutuhan, mulai dari analisa, konsultasi hingga pelatihan khusus untuk memenuhi kebutuhan perusahaan dengan menggunakan ilmu grafologi. Perusahaan yang pernah memakai jasanya di antaranya Bank BRI, Bank Commonwealth, Bank Mayapada, PT Softex Indonesia, PT Mercedes Benz Indonesia, dan lain-lain. Sedangkan tokoh publik yang pernah ia analisa tulisan tangannya adalah SBY, Jokowi, Ahok, dan lainnya. Tidak hanya melalui website, klien juga didapat dari media sosial seperti di akun Twitter @deoborahdewi. Ia juga bersyukur kerap dipercaya menjadi narasumber di beberapa program stasiun teve seperti acara Mata Najwa di Metro TV, dan Sarah Sechan Show di Net TV. Selain itu, setiap Jumat sore ia juga berusaha membawa edukasi yang serius dengan kemasan ringan melalui siaran di radio JakFM.
Banyak ragam
persoalan yang pernah ia tangani melalui grafologi, mulai dari sumber daya
manusia di perusahaan sampai persoalan pribadi. Dari anak-anak hingga dewasa.
Setiap kasus analisa baik perorangan atau perusahaan, ia dan para klien terikat
perjanjian kerahasiaan. Rencana ke depan Debo berkaitan dengan pekerjaannya
sebagai grafolog adalah, ingin menghasilkan banyak grafolog Indonesia yang
berkualitas dan diakui secara internasional, dengan cara membuka sekolah
grafologi dengan lisensi dan metode yang benar dari AHAF.
Debo bersyukur,
Tuhan memberikannya suami, Handoko Gani, dengan visi dan passion yang sama dengannya. Ia dan suami sama-sama peduli dengan
kesehatan karakter manusia dan penggila edukasi. Jadi, suaminya memang
mendukung 100% profesinya. Dengan profesinya ini ia juga dapat memahami
karakter suami dan anaknya dengan jelas tanpa perlu menduga-duga dalam
ketidakpastian. Tentu saja hal ini akan memudahkan ia dan suami dalam
membimbing anak mereka untuk berkembang secara maksimal sesuai dengan karakter yang
telah diciptakan Tuhan tanpa harus dipaksa untuk menjadi anak ‘ciptaan’
orangtua. Debo sendiri berkenalan dengan suaminya ketika sedang membaca analisa
tulisan tangannya. Di situ ia melihat bahwa sang suami seorang yang visioner.
Sebelum menikah, ia melihat suaminya juga tertarik dengan pemahaman karakter
manusia, dan bisa mengenali diri sendiri dengan benar, jadi bukan kata orang.
contact :
PT. KARAKTER TRANSFORMASI PERTIWI
APL Tower Central Park 19th Floor Unit T7
Jl. S Parman Kav 28 – Tanjung Duren
Jakarta Barat 11470 – INDONESIA
Phone: +6221 – 29659315
Fax : +6221 – 29339357
Email : info@deborahdewi.com
Komentar
Posting Komentar