HOBBY : Sandboarding, Meluncur Di Atas Pasir Gumuk Parangkusumo - Yogyakarta.


Suatu hari di tahun 2011, Agus Hariyanto berdiri di atas gundukan pasir tak jauh dari Pantai Parangkusumo, Yogyakarta. Jantungnya berdebar. Itu adalah kali pertama ia menjajal kegiatan sandboarding. Ia meluncur di atas pasir, tetapi tak berselang lama ia terjatuh karena tak bisa menjaga keseimbangan. Tak menyerah, pencinta kegiatan ekstrem ini justru semakin semangat dan mencobanya berkali-kali. Agus, adalah pemandu wisata di Yogyakarta yang berfokus pada kegiatan petualangan seperti panjat tebing dan jelajah alam. Setelah mengenal sandboarding pada 2011, ia kini juga melayani wisatawan yang ingin berselancar di atas pasir.

Lokasi sandboarding tersebut akrab dikenal dengan nama Gumuk Pasir Parangkusumo. Erupsi Merapi pada 2006 ternyata membawa material pasir yang bermuara di sekitar Parangkusumo. Butiran pasir halus itu kemudian tertiup angin dan menciptakan berbagai bentuk gumuk atau bukit pasir. Proses yang dikenal dengan istilah eolian itu sering terjadi di wilayah gurun. Adalah seorang mahasiswa dari Universitas Gadjah Mada, Sidik Utomo, yang menjadi pelopor kegiatan sandboarding di tahun 2008. Setelah dipopulerkan oleh anggota Mahasiswa Pencinta Alam UGM (Mapagama) itu, Gumuk Parangkusumo kini menjadi destinasi wisata dan bisa digunakan untuk berbagai aktivitas, salah satunya sandboarding. Kini, terdapat lima titik gumuk pasir di sekitar Pantai Parangkusumo yang turut dikelola oleh lima kelompok pegiat wisata dari kalangan masyarakat setempat.


Muhammad Yusya Asadillah, adalah salah satu anggota Mapagama yang juga turut mencoba bermain sandboarding. Ia mengaku tertarik karena keunikan kegiatan tersebut. Yusya mengaku terinspirasi juga karena pencetus kegiatan sandboarding itu adalah seniornya di Mapagama. Mahasiswa jurusan Ilmu Politik UGM ini sangat menikmati keseruan meluncur dari atas bukit pasir. Memang, tidak mudah untuk bisa langsung mengendalikan papan dan meluncur dengan mulus. Berkali-kali Yusya harus mengalami jatuh sampai berguling-guling di pasir. Meski begitu, dengan beberapa kali mencoba meluncur akan terbiasa dan bisa menaklukkan gumuk tersebut. Lantaran tidak menuntut dengan aturan yang rumit, kegiatan ini pun cukup menyenangkan untuk menjadi pelepas penat. Terlebih lagi, Gumuk Parangkusumo juga dekat dengan wisata pantai.

Untuk terbiasa berseluncur di pasir bisa dimulai dengan meluncur dalam posisi duduk, setelah itu bisa mulai berdiri di atas papan. Ketika meluncur, posisi kaki sedikit ditekuk agar bisa menyeimbangkan diri. Kaki mengendalikan gerakan papan dan mengikuti gelombang pasir. Panjang luncuran di bukit pasir itu sekitar 30 meter. Ketika sudah lancar, seseorang bisa melesat dari puncak hingga dasar hanya dalam 20 detik.


Harga papan sandboarding berkisar pada Rp 450 ribu hingga Rp 1 juta. Papan tersebut adalah papan khusus yang memang digunakan untuk kegiatan sandboarding. Pernah ada yang mencoba berseluncur dengan papan snowboarding, tetapi papan itu ternyata tidak bisa meluncur mulus di pasir. Sementara papan sandboarding memiliki permukaan yang lebar dan di bagian bawahnya diberikan tambahan wax (lilin) agar bisa meluncur cepat. Bagi yang berminat mencoba, tidak harus membeli sendiri papan tersebut. Operator-operator wisata dan warga setempat juga menyediakan penyewaan papan sandboarding. Biaya sewa sekitar Rp 80 ribu selama satu hari. Selain meluncur di bukit, bisa juga meluncur di dataran pasir dengan bantuan jip. Biaya menyewanya sekitar Rp 400 ribu per hari.

Berseluncur di atas pasir relatif aman karena pasir cukup halus. Namun, perlu juga kesadaran untuk selalu mengenakan perangkat keselamatan seperti helm dan pelindung lutut, untuk menghindari cedera patah tulang karena terjatuh ketika bermain sandboarding. Kalau belum ahli, ada baiknya belajar sedikit demi sedikit dahulu. Bermain sandboarding dengan sekedar meluncur di pasir sudah bisa membuat kita puas. Meski begitu, ada kalangan yang sudah ahli memilih untuk menaikkan tingkat tantangan kegiatan tersebut. Di beberapa lokasi bukit telah disiapkan tanjakan agar papan bisa terbang sejenak di udara. Jadi sambil bermain sandboarding, kita juga bisa bergaya dan melakukan berbagai atraksi.


Bermain sandboarding lebik baik dilakukan pada sore hari. Karena kondisi pasir di siang hari terlalu panas dan berbahaya untuk wisatawan. Walau sudah memakai sepatu, tetap saja terkadang harus jatuh dan bersentuhan dengan pasir. Pagi hari pun juga menjadi waktu yang baik untuk bermain sandboarding. Akan tetapi, bermain di pagi hari akan ditutup dengan keadaan panas terik matahari. Sedangkan, jika bermain di sore hari, terutama setelah pukul 15.00 WIB, wisatawan bisa bermain sambil menikmati panorama matahari terbenam. Hal ini juga memberi nilai keunikan lokasi Gumuk Parangkusumo dibandingkan lokasi sandboarding lain yang kebanyakan berupa gurun pasir. Di Gumuk Parangkusumo kondisinya tidak terlalu panas dan ada pemandangan indah. Tempat ini pun juga sering dijadikan lokasi foto prewedding. Meski begitu, cuaca juga sangat berpengaruh untuk bisa bermain sandboarding. Syarat bisa bermain adalah tidak ada hujan, setidaknya sebelum pukul 11.00 WIB. Memang ada papan khusus untuk pasir basah. Namun, sensasinya tidak bisa senikmat meluncur di pasir kering. Jadi, musim kemarau adalah momen paling bagus untuk melakukan sandboarding.

Sandboarding kini sudah sangat populer dan menarik banyak wisatawan ke Parangkusumo. Namun, meski sudah dikenalkan sejak lama, hingga 2014 belum banyak orang yang bermain sandboarding. Saat ini, setiap pekan ada puluhan orang yang bermain sandboarding di Parangkusumo. Ketika long weekend, pengunjung yang bermain sandboarding bisa mencapai ratusan orang. 

Komentar

  1. Mas klo aku mau gabung buat belajar sand boarding boleh basic pernah main Sk8 kmren coba ketagihan domisili aku Jakarta

    BalasHapus
  2. Dimana saya bisa pesan/beli papan (sand board) nya mas ?

    BalasHapus

Posting Komentar