POTRET : DENYUT NADI PABRIK KAPUR DESA GARAWANGI - MAJALENGKA.


Matahari bersinar terik di siang itu. Belasan buruh terlihat sibuk beraktivitas di pabrik kapur di Desa Garawangi, Kecamatan Sumberjaya, Kabupaten Majalengka. Suhu udara yang panas ditambah panasnya tungku pembakaran kapur tak menyurutkan semangat para buruh kapur menjalankan pekerjaannya. Kepulan debu dan asap pembakaran kapur seakan tak menjadi halangan. Mereka tampak nyaman walaupun tidak menggunakan masker saat bekerja mengeluarkan batu kapur hasil pembakaran dan mengemas batu kapur ke dalam karung.


Bagi para buruh kapur, satu-satunya pelindung yang mereka pakai adalah kaus yang digunakan saat mengangkat batu kapur, dari dalam tungku atau sedang mengisi batu ke dalam tungku. Menjadi buruh kapur bukanlah pekerjaan yang mudah. Putihnya kapur tidak seputih kulit para pekerjanya, yang harus melawan panas matahari dan panasnya pembakaran kapur di tungku raksasa.


Pabrik kapur di Desa Garawangi sendiri telah berdiri sejak tahun 1960. Dalam sehari, perusahaan kapur dapat menghasilkan kapur sebanyak delapan hingga 10 ton. Kapur tersebut dijual Rp 900 hingga Rp 100 per kilogram. Di Kabupaten Majalengka, kini terdapat sekitar 21 tungku pembakaran batu kapur, yang produksinya kini mencapai 160 ton lebih per hari, dengan kebutuhan bahan baku mencapai 330 ton per hari. Hasil kapur sendiri banyak dikirim ke berbagai daerah di Indonesia guna menjadi bahan bangunan dan bahan kosmetik.


Komentar