KULINER : MENGHADIRKAN BUNGA KAMBOJA DI ATAS PIRING MAKANAN.


Bagi masyarakat pulau Bali, bunga kamboja putih yang kerap disematkan di telinga wanita, semakin memperlihatkan kecantikan wanita Bali. Bunga kamboja juga yang disematkan pada sajian buah-buahan yang tertata indah untuk berbagai upacara mereka. Namun, bagaimana bila bunga kamboja digunakan untuk santapan ? Bagi sebagian orang, pasti akan mengernyitkan dahi begitu mendengar olahan dari bunga kamboja. Tetapi sebenarnya itu bukan sesuatu yang baru. Olahan dari bunga sudah sering kali dijumpai di Indonesia, meski tidak sering. Contohnya, seperti bunga pepaya, bunga turi, bunga melati, dan bunga rosella.

Olahan bunga kamboja sebenarnya tidaklah asing seperti halnya bunga lain yang bisa dijadikan makanan atau minuman. Hanya saja di Indonesia masih belum terlalu banyak orang yang mengolahnya. Hanya beberapa ahli masak saja yang mencoba mengolah bunga tersebut menjadi keripik, tempura, maupun teh. Berbeda dengan di Thailand, atau negara lain yang mayoritas beragama Buddha, bunga jenis ini banyak dijumpai di berbagai olahan.

Bunga kamboja di beberapa tempat juga dinikmati dalam keadaan mentah untuk lalapan atau salad. Namun, ada juga yang suka membubuhkannya sebagai campura omelet, dan ada pula sebagai bahan gula-gula atau jeli. Bunga kamboja yang dimasak sebagai pelengkap sayuran memberikan cita rasa sedap, memberikan efek terapi, dan bermanfaat bagi kesehatan. Berbagai literatur menyebutkan manfaat bunga kamboja ini sebagai penurun demam, pereda batuk, pelancar keluarnya air seni, dan penghenti diare akibat disentri. Karena itu, bunga kamboja baik untuk dikonsumsi sehari-hari. Entah itu untuk teh, atau diolah dalam bentuk lainnya.


Vita Datau Messakh, ketua Akademi Gastronomi Indonesia yang juga ketua Tim Percepatan Pengembangan Wisata Kuliner dan Belanja Kementerian Pariwisata RI, mengatakan bahwa bunga kamboja umumnya dijadikan sebagai obat. Mulai dari batang, getah, dan bunga memiliki manfaatnya masing-masing untuk kesehatan. Antara lain untuk antiseptik, antiinflamasi, hingga kecantikan kulit. Vita menambahkan, hampir semua jenis bunga kamboja aman untuk dimasak, kecuali yang sudah menjadi tanaman bonsai. Disarankan pula untuk memetik bunga kamboja yang masih berada di pohon. Namun, bila ingin dijadikan olahan kuliner, sebagian besar getah kamboja perlu dibuang.

Sementara Ayu Gayatri Kresna, praktisi kuliner dari Bali yang kerap mencoba mengolah bunga ini mengungkapkan, kamboja yang baik untuk dimasak adalah yang baru jatuh. Sebab, getahnya tinggal sedikit. Ayu kerap menggunakan bunga kamboja jenis jepun bali untuk dijadikan frangipani soup. Bunganya putih dan ukurannya tidak sebesar bunga kamboja pada umumnya. Alasannya, bunga tersebut lebih memiliki aroma wangi yang lembut, sehingga tidak mempengaruhi cita rasa makanan yang ia buat. Lain halnya jika ingin membuat obat. Bunga kamboja langsung dipetik untuk mendapatkan getah yang cukup.

Kondisi bunga yang baru jatuh, menurut Ayu, pun masih sangat segar. Kemudian, bunga yang sudah dikumpulkan tersebut dicuci dengan air bersih. Lalu petik bagian pangkal bunga yang dekat ke batang, kemudian seduh dengan air panas. Lakukan berulang sebanyak tiga kali sampai getahnya hilang. Dengan begitu bunga kamboja siap untuk diolah dan dimasak. Selain itu, tekstur lembut dan harum bunga yang tidak dominan menjadikan bunga kamboja tetap enak untuk dikonsumsi. Selain ukurannya lebih kecil dari kamboja pada umumnya, ciri lain jepun bali adalah memiliki ujung daun membulat. Jenis bunga ini akan memunculkan rasa lembut ketika digigit dan sekilas harum bunga jepun yang lembut berbaur dengan bumbu semakin membuat cita rasa sup ini menjadi khas.


Bunga kamboja ditemukan oleh seorang botani asal Prancis bernama Charles Plumier. Itu sebabnya bunga ini diberi nama latin Plumeria. Bunga yang dulu lebih sering dijumpai di area pemakaman ini sekarang banyak menghiasi kawasan perumahan. Warnanya pun beragam. Mulai dari warna putih kekuningan, kuning, hingga merah. Bunga ini diketahui berasal dari Amerika Tengah dan tidak ada hubungannya dengan negara Kamboja. Bunga ini dibawa masuk ke Indonesia oleh bangsa Portugis. Umumnya bunga ini sebagai penghias halaman rumah. Ada juga yang menggunakannya sebagai tanaman obat.




Komentar

  1. SAMBAL ROA JUDES adalah salah satu sambal dengan citarasa terbaik di Indonesia. Kehebatan rasa sambal ini pun bahkan sudah melanglang dunia karena digemari pula oleh masyarakat luar negeri. Terbuat dari bahan-bahan berkualitas dengan bahan utama ikan Roa yang khusus didatangkan dari Manado, Sulawesi Utara. Sambal siap saji ini dibuat dengan kemasan food grade (135 gram), tahan lama, cocok untuk teman bepergian atau oleh-oleh. Nikmat disantap dengan jenis lauk apa pun, yang pastinya akan menambah nafsu selera makan anda. Pemesanan Sambal ROA JUDES untuk wilayah Jakarta, hubungi Delivery SAMBAL ROA JUDES, melalui sms/whats app 085695138867. atau BBM 5F3EF4E3

    BalasHapus

Posting Komentar