KISAH PEMBUAT DAN PENJUAL BEDUG DI TENGAH KOTA JAKARTA





Setiap menjelang bulan Ramadhan, kesibukan Diding yang sehari-hari bekerja merawat dan menjual kambing di kawasan Tanah Abang meningkat. Ia akan memulai mengerjakan pekerjaan musimannya, membuat bedug. Di bengkel kerjanya akan terlihat berlembar-lembar kulit kambing yang sedang dijemur, beberapa tong bekas oli, dan sejumkah peralatan las.

Bedug, memang menjadi barang yang banyak dicari menjelang puasa. Selain digunakan sebagai penanda masuknya waktu berbuka puasa di masjid, alah masuk tabuh itu juga banyak dicari sebagai hiasan di sejumlah pusat perbelanjaan dan pekantoran untuk meramaikan suasana Ramadhan. Diding biasanya sudah mulai membuat bedug sekitar satu bulan sebelum datangnya bula suci bagi umat Islam tersebut. Sebab, seminggu menjelang puasa biasanya sudah banyak pelanggan yang membeli bedug buatannya.

Menurut pria asal Cengkareng ini, dalam sehari ia bisa membuat hingga tiga bedug. Proses membuat bedug sendiri dimulai dengan menjemur kulit kambing yang telah dibersihkan. Setidaknya butuh waktu dua hari dengan sinar matahari yang terik untuk membuat kulit kambing benar-benar kering. Selanjutnya, kulit kambing yang telah kering akan dicuci kembali agar sedikit lentur. Setelah itu, barulah kulit kambing dipasang di tong besi.

Untuk bahan baku kulit kambing, Diding bisa mendapatkan dari pelanggan yang membeli kambing ternaknya. Kadang, kalau ada yang membeli kambing untuk dipotong, kulit kambingnya sengaja ia minta.

Namun, ada juga kulit kambing yang dia beli dari rumah pemotongan hewan dengan harga Rp 50 ribu. Sementara untuk tong bekas oli, dia harus membeli seharga Rp 100 ribu. Dalam satu bulan, Diding bisa menjual sekitar 200 bedug dengan harga yang bervarisai, mulai dari Rp 350 ribu hingga Rp 500 ribu, bergantung ukurannya. Dengan demikian, dari satu bedug yang terjual, Diding bisa meraup untung hingga 50 persen.

Tempat berjualan Diding sendiri sebenarnya merupakan sebuah lahan kosong di Jalan KH Mas Mansyur, Tanah Abang, tepatnya di depan pusat perbelanjaan Thamrin City, Jakarta Pusat. Di tempat itu pula terdapat kambing-kambing yang dia pelihara untuk dijual. Jika hari biasa, Diding hanya bekerja merawat dan menjual kambing. Tapi, pada Ramadhan, ia mendapat berkah tersendiri karena bisa meraup lebih banyak pundi-pundi rupiah dari bedug.

Komentar