HIJAB SPEAK, Markasnya Para Komunitas Hijab




Awalnya, Hijab Speak terlahir bukan sebagai komunitas, melainkan sebuah gerakan bernama “speak up” yang disebarluaskan di media sosial untuk para muslimah. Tujuannya, tak lain agar perempuan berhijab yang punya potensi dan keahlian tak malu-malu lagi untuk unjuk gigi. Selama ini ada stigma bahwa perempuan berhijab harus bersikap kalem, dan tidak perlu menonjolkan diri.

Hijab Speak yang diprakarsai oleh Yona Intan Zariska, Fika Tri Mujiani, dan Cahya Meythasari, resmi diperkenalkan ke publik pada September 2012. Di acara gathering perdana yang dihadiri 80 hijabers dari berbagai komunitas hijab, mereka menampilkan sosok inspiratif Yuli Astuti, pemilik salon muslimah Moz5.

Hijab Speak menyebut profil mereka sebagai headquarter alias markas para komunitas hijab. Hal ini terlihat dari beragam komunitas yang bergabung, baik dari Jabodetabek, maupun berbagai kampus. Sebagai wadahnya komunitas hijabers, Hijab Speak merangkul mereka semua menjadi satu. Mereka juga membuat acara hijabers yang berbeda. Melihat sisi lain di balik perempuan berkerudung, bukan cuma cantik duniawi, tapi juga cantik dari dalam.

Trend hijabers di Indonesia ibarat memencet tombol yang langsung menyala dari ujung Aceh hingga Makassar. Sejak itu, bermunculan beragam komunitas hijab dengan macam-macam kegiatannya. Nah, kegiatan yang ada di Hijab Speak sendiri berbeda, bukan cuma menampilkan demo make-up atau hijab tutorial. Tapi mereka juga membuat kegiatan kreatif, seperti mengadakan kelas menulis, mix and match pakaian ke kampus dan ke kantor, juga menampilkan profil inspirator yang bisa membuka wawasan lebih luas lagi.

Untuk itu, Hijab Speak selalu berkolaborasi dengan banyak komunitas hijabers untuk speak up bersama di dalam wadah website dan Twitter. Ada juga aksi sosial hasil kolaborasi dengan komunitas lain. Hingga kini, sudah ada 50 komunitas yang telah bergabung dalam Hijab Speak. Kebetulan juga Hijab Speak punya basis regional, sehingga mereka mempunyai database komunitas hijabers se-Nusantara.

Melihat jumlah followers di Twitter yang bertambah banyak, mereka lalu menggagas beragam program, baik secara online maupun offline. Salah satu gerakan yang terkesan kecil tapi berdampak besar yakni save water while wudlu yang mengambil momen earth hour. Kampanye untuk tidak membuang air saat berwudlu ini pun tersebar masif di dunia digital. Twitpic yang mereka buat tersebar luas, trafiknya tinggi, dipasang di BBM dan sosial media. Hijab Speak memang berupaya mengusung empat nilai dalam kegiatannya : women empowerment, go green, social careness, Islamic value.

Sedangkan untuk acara kopi darat, mereka punya segmen muslimah yang terdiri dari empat ring. Ring 1 untuk 18-25 tahun, ring 2 untuk 25-30 tahun (ibu-ibu muda), ring 3 untuk muslimah secara umum, ring 4 untuk perempuan umum. Salah satu kegiatan yang pernah mereka adakan adalah menggelar acara selama 14 hari di bulan Ramadhan 2013, yang bertempat di Plaza FX, Jalan Jendral Sudirman, Jakarta Pusat.



Nama acaranya Hijan Speak Festival. Isinya beragam, ada talkshow, workshop, fashion show, musik, penggalangan donasi, tampilan dari berbagai komunitas, dan buka puasa bersama anak yatim. Terhitung, hampir 50 komunitas berpartisipasi dalam acara ini. Dan rasanya saat itu belum pernah ada acara hijabers yang digelar dala waktu selama itu.

Peserta yang bergabung pun tak cuma para hijabers, tapi juga dari berbagai komunitas kreatif lainnya. Berbagai ilmu dan pengalaman adalah manfaat yang didapat. Pernah, ketika Hijab Speak hanya diundang untuk mengisi talkshow, hijabers yang datang ternyata di luar dugaan, alias banyak. Sejak itu, mereka juga jadi dikenal sebagai komunitas hijabers yang anti mainsteam, melainkan mengusung sisi kreatif dari perempuan muslimah.

Rata-rata testimoni mereka yang bergabung merasa senang sekaligus bisa mematahkan stigma, hijabers terkesan gaya dan eksklusif. Toh, buktinya mereka juga bisa bergabung dengan komunitas lain. Menariknya, Hijab Speak juga bekerja sama dengan komunitas yang mereka naungi. Ibarat media partner, Hijab Speak membantu promosi dan pelaksanaan acara seperti jadi mediator atau pembicara.

Banyak pula kegiatan offline yang dilakukan di luar kota. Basis terkuat ada di Makassar, Surabaya, dan Malang. Hijab Speak juga punya kanal www.indonesiahijabblogger.com yang menjadi wadah seluruh blogger hijabers di seluruh Indonesia. Sebab tantangan utama dalam berkomunitas adalah bagaimana cara agar anggota tetap aktif dengan komunitasnya. Bukan cuma terhubung di sosial media, tapi bisa menyebarkan informasi sekali dua kali di twitter pun dirasa sudah cukup. Karena menyadari betapa pentingnya arti komunitas, dari situlah muncul ide untuk mengadakan workshop soal membuat komunitas yang berkualitas.

Contohnya, membuat acara hijab academy. Yakni kegiatan workshop yang isinya terdiri dari bermacam bidang, seperti kelas modelling, tips membangun komunitas, dan kelas penulisan. Ke depannya, Hijab Speak pun juga berencana untuk membuat buku tentang profil seluruh komunitas hijabers di Indonesia dan terus menggelar roadshow ke beberapa kota.

Komentar

Posting Komentar