Di Desa
Kanoman, Yogyakarta, beberapa tahun lalu, Seno Pamungkas adalah satu-satunya
pria yang tidak merokok saat menghadiri pertemuan dengan para kepala keluarga.
Baik saat pengajian, rapat RT, maupun ronda, hanya dirinya yang tidak merokok.
Dari situ ia lantas berpikir, pasti ia bukanlah satu-satunya orang yang
bernasib demikian. Banyak orang yang terjebak dalam sebuah paradigma kalau
merokok adalah kegiatan yang lumrah. Padahal asap buangan rokok itu berbahaya
bagi kesehatan.
Seno lantas
membuat sebuah akun Twitter bernama @bebasasaprokok. Ia pun menyuarakan
kekesalan dan curhat-nya sebagai
korban asap rokok. Ternyata, banyak yang menanggapi dan setuju. Tapi, banyak
pula yang mengkritik karena kata-katanya terlalu pedas. Lama-kelamaan ia
mengubah tweet-nya menjadi lebih
halus dan banyak memberikan kultwit
berisi imbauan dan fakta-fakta tentang bahaya merokok. Dengan semakin banyaknya
follower, Seno lalu membuat komunitas
Bebas Asap Rokok yang kegiatannya berbasis dunia maya.
Selain
berbagai kuis berhadiah kaos teguran pada perokok, Bebas Asap Rokok kini juga
sedang membuat sebuah buku antalogi. Isinya, cerita dari orang-orang yang merasa
dirugikan oleh asap rokok. Ada pula testimoni dari mereka yang akhirnya
terlepas dari adiksi rokok. Dari naskah-naskah yang masuk, komunitas ini
memilih sekitar 30 cerita. Membaca naskah-naskah tersebut, Seno mengaku semakin
miris. Ada satu cerita seorang wanita yang tidak merokok namun harus mengisap
rokok dari bosnya setiap hari. Akhirnya dia divonis menderita kanker paru-paru
dan meninggal dunia.
Bebas Asap Rokok juga terhubung dengan komunitas tobacco control yang lain seperti Keren Tanpa Rokok dan Komunitas Anti Rokok Sedunia. Di Hari Tanpa Tembakau Sedunia tahun 2014 misalnya, berbagai komunitas anti rokok yang ada di Indonesia mengangkat isu soal kenaikan harga cukai rokok. Namun, meski gencar menyuarakan bahaya merokok kepada para perokok aktif, Seno mengaku juga berempati kepada para perokok yang sedang berperang dengan adiksinya. Ia percaya, di luar sana banyak perokok yang ingin berhenti namun tak tahu caranya. Seno pun kerap memberikan referensi tempat konseling dan hipnoterapi untuk berhenti merokok. Misalnya, tempat-tempat yang dibuka oleh Muhammadiyah Tobacco Control Center di Yogyakarta atau Komunitas Jantung Remaja di Jakarta.
Seno juga
mengimbau agar tak sungkan menegur perokok yang merokok di ruang terbuka dan
area bebas asap rokok. Ayah satu anak ini percaya, jumlah non perokok masih
lebih banyak dari mereka yang merokok. Kalau para non perokok ini berkumpul dan
menyuarakan aspirasi bersama-sama, niscaya bisa menjadi sesuatu yang besar.

Komentar
Posting Komentar