PROFIL : JENIE KOMALADEWI,- Pakar Fengsui Yang Menerima Kosultasi Via Online


Bermula dari risetnya yang mengambil topik fengsui kota di Singapura, sang arstitek ini lebih dikenal sebagai pakar fengsui. Selain untuk rumah, ia juga membuka jasa fengsui dan menerapkannya pada dunia yang dekat dengan perempuan. Perempuan bernama Jenie Komaladewi, MTA ini lebih dikenal juga dengan nama Jenie Fengsui. Julukan itu ia sandang sejak menjadi narasumber tetap di sebuah tayangan fengsui yang disiarkan sebuah stasiun teve di Jakarta.



Awalnya, setelah lulus S1 jurusan Arsitektur di Universitas Tarumanegara Jakarta, Jenie meneruskan kuliah S2 di Universitas Parahyangan Bandung dengan jurusan yang sama. Tahun 2000, ia mengambil riset bertopik fengsui dalam desain Suntec City di Singapura. Saat itu, ia tertarik untuk mengetahui mengapa kawasan bisnis Suntec City bagus secara fengsui. Setelah meneliti fegsuinya lebih dalam, barulah Jenie tahu ternyata Suntec City menggunakan metode i ching dan lain-lain. Sejak itulah ketertarikannya pada dunia fengsui makin dalam. Ditambah lagi, seminggu sekali ia membawakan acara fengsui di sebuah stasiun radio di Bandung. Tak sedikit yang berkonsultasi padanya saat siaran maupun di luar siaran.


Secara iseng, Jenie memang senang mempelajari pa tze, istilah untuk weton dalam bahasa Mandarin yang berarti delapan unsur, yang terdiri dari jam, tanggal, bulan, tahun. Ia juga belajar mengecek hari dan tanggal. Belakangan, baru ia ketahui ternyata kakeknya juga bisa menghitung tanggal. Yang menarik, Jenie mengaku sebelumnya termasuk anti fengsui. Sebab, dulu banyak orang yang masih keliru memahami fengsui. Bila ada bangunan rumah yang salah secara fengsui, harus dibongkar pasang. Padahal, setelah ia pelajari, ternyata tidak juga. Dengan cukup ditambah material tertentu masalah itu sebenarnya bisa diatasi.


Awalnya, Jenie mengaku tahu soal fengsui dari orang tuanya. Orangtuanya mungkin mendapatkan ilmunya dari ahli yang sudah lebih tua juga. Mereka hanya bisa mengajar, tapi tidak bisa member solusi. Nah Jenie lalu mempelajari fengsui dari buku dan mengembangkan teori sendiri dari pengalaman menangani klien. Tak disangka, dari pintu fengsui inilah rezekinya mengalir lancar, meski awalnya bukan bidang ini yang diinginkannya. Dulu, Jenie hanya ingin jadi arsitek saja. Bahkan sampai sekarang profesinya sebagai arsitek tetap berjalan, meski hanya untuk kalangan dekat. Malah menurut ibu dua anak ini, bisa saling mengisi dengan pekerjaannya di bidang fengsui. Jenie pun terus berusaha meng-update ilmunya, agar tetap bisa berguna. Bila suatu bangunan atau rumah ada masalah dengan fengsuinya, ia akan mencari ‘obatnya’ sebagai penyeimbang.


Fengsui, menurut Jenie, sebetulnya merupakan seni. Sebab, menentukan sebuah lokasi atau bangunan bagus atau tidak, tidak semata-mata berdasarkan ilmu, melainkan juga intuisi. Bila sudah sering melakukannya, maka lama-kelamaan feeling pun akan jalan dengan sendirinya. Awalnya, Jenie membangun rumah orangtuanya berdasarkan fengsui. Makin lama, banyak yang minta dibuatkan rumah berdasarkan fengsui.


Tahun 2002, Jenie bersama dua orang lainnya mendirikan jasa konsultasi fengsui. Namun, setelah tiga tahun, usaha ini tak dilanjutkan. Namanya sebagai pakar fengsui mulai dikenal setelah menjadi pembicara dalam beberapa talkshow yang diadakan sebuah majalah gaya hidup. Saat talkshow, ia membawakan tema fengsui untuk kecantikan. Sejak itu, makin banyak yang menggunakan jasanya untuk berkonsultasi. Pada 2004, ia diminta menjadi narasumber tetap tentang fengsui di sebuah stasiun teve. Lantaran rutin muncul di acara tersebut, ia lalu lebih dikenal dengan nama Jenie Fengsui. Sebutan inilah yang kemudian ia jadikan nama situsnya yang membuka jasa di bidang fengsui, www.jeniefengshuionline.com.  



Kariernya di  bidang fengsui terus melejit hingga akhirnya ia jadi pembicara di berbagai acara. Ia juga tetap menangani ribuan klien dari berbagai penjuru Indonesia, baik perorangan maupun perusahaan di berbagai bidang. Antara lain asuransi, properti, air minum, dan perusahaan farmasi. Yang mereka konsultasikan antara lain orang-orang di top level management, nama dan logo perusahaan, dan sebagainya. Tak sedikit perusahaan yang makin berkembang setelah ia tangani, padahal sebelumnya nyaris tutup karena bangkrut. Untuk klien yang konsultasi tentang pribadinya, Jenie menemukan kebanyakan persoalan mereka berkisar seputar karier dan percintaan. Sedangkan yang mengkonsultasikan bangunan atau rumah, antara lain soal kesalahan peletakan kolam, penghuninya sering sakit-sakitan, membuat rumah baru, dan membeli lahan untuk bisnis.


Tak sedikit pula klien yang mendatanginya karena mendapati rumah atau bangunannya dalam kondisi yang salah. Setelah ia tambahi material sedikit, barulah mereka tenang. Jenie sendiri lebih suka menyelesaikannya dengan hal-hal yang simpel. Sejauh ini, tak sedikit orang menjadi kliennya selama bertahun-tahun. Meski begitu, ada juga yang tak kembali lagi karena tidak sepenuhnya menjalankan saran Jenie dan enggan melakukan perubahan.


Jenie menjelaskan, penambahan material untuk bangunan atau rumah sendiri berguna untuk memperbaiki fengsui. Penambahan lampu, misalnya, berguna untuk memecah energ negatif, sedangkan air berguna untuk menenteramkan penghuni yang emosional dan mendatangkan rezeki. Menariknya, menurut perempuan berkulit putih ini, banyak yang salah kaprah dalam memahami fengsui lantaran menganggap fengsui hanya digunakan untuk rumah atau bangunan saja. Padahal, menurutnya, fengsui berguna untuk kehidupan manusia dalam hubungannya terhadap sesama manusia, bangunan, aktivitas, kesehatan, kecantikan, dan lainnya. Jadi, fokus sebenarnya adalah manusia. Ilmu fengsui sendiri sebenarnya adalah i ching, yaitu keseimbangan yang detail, yang bisa digunakan untuk kesehatan, manusia, dan tempat tinggal. Sayangnya, tidak semua orang bisa menguasai ilmu i ching.


Jenie sendiri mengaku hanya mempelajari fengsui dan i ching, lalu mengembangkannya ke arah yang berhubungan dengan manusia dan pengaplikasiannya dalam hidup. Dari berbagai metode yang ada dalam fengsui, Jenie memilih untuk menerapkan i ching dan pa tze yang dianggapnya paling cocok untuknya. Dalam menerapkan ilmunya, Jenie mengaku berpedoman pada teori 5 unsur, dan 12 shio. Teori ini bisa dikembangkan secara luas untuk berbagai bidang kehidupan dan masih bisa dipakai sampai sekarang. i ching itu adalah ilmu yang tidak akan ada habisnya dipelajari. Selalu ada perkembangan baru. Jenie menceritakan, sewaktu anaknya lahir melalui operasi caesar, misalnya, ia memakai fengsui juga. Dan percaya atau tidak, waktu ingin mencari sekolah anaknya, ia juga mendapatkan kemudahan. Si anak juga mudah belajar di sekolah, gampang mengikuti les musick dan sebagainya.


Jenie juga mengaplikasikan ilmunya pada keluarga sendiri. Rumahnya, misalnya, saat ia beli terdapat sebuah pohon besar di halaman. Ruangan yang kini jadi kantornya, sebelumnya merupakan dapur yang gelap. Dengan ilmu fengsuinya, ruang gelap itu ia sulap menjadi terang benderang dengan memasang kaca pengganti genteng untuk memasukkan cahaya matahari ke dalam ruangan. Pohon besar itu pun ia tebang. Hasilnya, rumah jadi lebih bagus.


Jenie mencontohkan pula, saat diketahui bulan lahirnya, untuk mendapatkan fengsui yang baik, seorang bayi yang lahir secara caesar bisa ditentukan kelahirannya berdasarkan tanggal baik pada bulan tersebut. Sedangkan untuk kecantikan, fengsui berguna antara lain untuk menentukan keseimbangan wajah. Dulu, operasi wajah menjadi tren, termasuk menambah kemancungan hidung. Padahal, menurutnya, hidung pesek justru bagus untuk keberuntungan. Maka, sebetulnya memang tidak perlu melakukan operasi plastik. Sebab, itu berarti menyakiti tubuh. Semakin kita menyakiti, maka kita akan semakin disakiti pula. Ada pula yang menipiskan atau menebalkan alis, padahal tidak selalu bagus. Kalau orangnya kuat, alisnya tidak perlu ditebalkan agar tidak terkesan galak. Sebaliknya, kalau orangnya lemah alisnya justru perlu ditebalkan agar orang tidak sembarangan padanya. Inilah yang dinamakan keseimbangan.


Dalam bidang kesehatan, fengsui juga melihatnya dari lima unsur, yaitu tanah, api, air, logam, dan kayu. Jenie mencontohkan orang yang memiliki unsur tanah, lemah, maka sebaiknya berhati-hati dengan pencernaannya karena rentan bermasalah. Sedangkan orang yang memiliki unsur api perlu menjaga pola makan karena berpotensi jantungnya bermasalah dan mata cepat merah saat lelah. Sebenarnya, banyak orang yang meminta Jenie untuk mengajar fengsui. Namun, perempuan yang sudah menulis tiga buku fengsui ini, belum bisa memenuhi permintaan lantaran tak punya waktu. Yang pasti lewat fengsui, Jenie ingin hidupnya lebih berarti.
     
 


  • Jenie Feng Shui

  • @JenieFengshui
  • +62 878 8260 8888



    Komentar

    Posting Komentar