Kawasan Tangga
Buntung di Palembang sudah sejak lama dikenal sebagai sentra kerajinan songket.
Puluhan toko songket tersebar di kawasan itu. Beberapa di antaranya sudah
memiliki nama besar dan dikenal hingga Jakarta dan kota besar lainnya di
Indonesia. Antara lain, Zainal Songket, Cek Ipah, Fikri Koleksi, dan
sebagainya. Di sana tak sedikit toko yang bagian belakangnya menjadi tempat
produksi tenun songket. Namun, banyak pula yang berproduksi di tempat lain atau
dikerjakan di rumah para penenunnya. Salah satunya adalah toko Asmi Astari.
Toko yang namanya sama dengan nama pemiliknya ini terletak di Jalan Kiranggo
Wiro Sentiko.
Asmi Astari
sudah membuat songket sejak tahun 1980-an. Keterbatasan modal menjadikan Asmi
hanya bisa menenun songket bila ada pesanan datang. Tahun 1996, Asmi mulai
memiliki toko sendiri di tempat yang kini ia tempati dan mempunyai karyawan.
Kualitasnya yang bagus membuat songket hasil tenunan Asmi banyak disukai
wisatawan, termasuk yang berasal dari Hongkong, Amerika, dan Brunei. Sebanyak
25 persen dari pembelinya merupakan wisatawan mancanegara.
Biasanya para
pembeli menggunakan kain songketnya untuk berbagai acara, mulai dari
pernikahan, wisuda, kematian, perpisahan sekolah, dan sebagainya. Penggunaan
kain songket saat ini memang tidak lagi hanya untuk acara adat, melainkan sudah
berkembang sesuai zaman. Di tokonya, Asmi Astari menjual songket dengan harga
berkisar mulai Rp 900.000 – Rp 7,5 juta. Untuk songket yang menggunakan mesin,
harganya antara Rp 350.000-Rp 800.000. Sementara, harga tanjak (ikat kepala)
untuk pengantin yang juga terbuat dari songket mulai Rp 25.000-Rp 750.000.
Toko Asmi Astari
khusus menyediakan songket dalam bentuk kain, meski ada pula busana dari
songket yang dicampur dengan kain lain yang panjang. Namun, jumlahnya tidak
banyak. Karena sejak dulu, songket memang dipakai sebagai kain kebaya, bukan
untuk dibuat baju. Nah, Asmi Astari ingin mempertahankan tradisi itu, kecuali
ada pesanan. Banyak motif songket yang dibuat Asmi Astari, antara lain Naga
Besaung, Cantik Manis, Limar dan Durian Pecah. Selain memiliki 10 pegawai yang
menenun di bagian belakang toko, Asmi Astari juga mempekerjakan lebih dari 20
orang yang menenun di rumah.
Komentar
Posting Komentar