KOMUNITAS : RABO_SOTO, Wisata Kuliner Soto Setiap Hari Rabu.



Komunitas ini cukup unik dan menyedot banyak perhatian warga kota Yogyakarta, sebagai pusat kegiatannya. Sesuai dengan namanya @Rabo_Soto, maka kegiatan yang rutin dilakukan adalah menyantap soto pada setiap hari Rabu. Tak main-main, akun yang aktif sejak Januari 2014 ini punya tujuan serius yaitu mempromosikan soto-soto yang ada di Yogyakarta dan membuat pustaka soto. Kehadiran komunitas ini berawal dari kebiasaan beberapa orang yang beda profesi, tapi kerap berkumpul untuk menyantap soto bersama-sama saat sarapan atau makan siang. Akhirnya kegiatan itu menjadi rutin, dan dari mulut ke mulut kebiasaan makan soto bersama-sama itu berkembang. Anggota bertambah banyak ketika sudah mulai aktif dengan grup chat messenger. Untuk mengakomodir para pecinta soto, maka mulailah dibuat akun media sosial dengan nama @Rabo_Soto.

Dan seperti yang sudah diduga, ternyata akun ini direspons dengan cepat bahkan kini sudah memiliki lebih dari 1.800 follower. Saat ini kegiatan mereka tidak sekadar nongkrong sambil makan soto bareng saja, tetapi juga membantu mempromosikan pedagang-pedagang soto yang tidak terekspos, selain tentu menambah teman baru juga. Komunitas ini bahkan memiliki mapping dan daftar pedagang soto yang ada di seluruh pelosok Yogyakarta. Ada 98 pedagang soto yang masuk dalam daftar, dan mereka mengusahakan semuanya bisa didatangi untuk mendapatkan review dari teman-teman pecinta soto.


Untuk mengajak anggotanya berkumpul makan soto, biasanya ada informasi yang sudah dibagikan sejak Minggu hingga Senin, berisi soal waktu dan lokasi soto yang akan dikunjungi di hari Rabu. Yang ingin ikut bisa langsung mereply tweet agar bisa dihitung jumlah orangnya. Sebelum menentukan lokasi soto yang hendak dituju, penggagas komunitas ini sudah melakukan survey apakah tempatnya bisa mengakomodir banyak orang, rasanya enak atau tidak, soal kebersihan, juga informasi mengenai harga. Jadi ketika mulai di-tweet, anggota sudah bisa menyiapkan budget-nya.

Beberapa pengalaman menarik dan tidak bisa dilupakan kerap didapatkan anggota komunitas ini. Misalnya, mereka pernah berkumpul di sebuah warung soto sampai 39 orang, hingga membuat pedagang sotonya begitu sumringah menyambut. Ada juga pengalaman saat mereka sejumlah 28 orang makan soto bersama di warung Soto Pak Slamet, di daerah Gamping. Ternyata cucu si pemilik adalah anggota komunitas juga, dan diam-diam semuanya digratiskan. Sebenarnya, di Yogyakarta sendiri tidak ada soto yang spesifik sehingga banyak soto yang bisa dieksplor. Dari situlah, beragam jenis soto lain ikut dijajal dan di-review oleh teman-teman anggota. Selain itu, rata-rata warung soto itu hanya buka pagi dan siang, jadi jadwal makan barengnya pun hanya pada waktu sarapan atau makan siang.


Meski kegiatan ini belum bisa dianggap serius, tapi toh mereka ingin membuktikan bahwa mereka bisa memberi kontribusi untuk daerah. Selain ikut mempromosikan wisata kuliner soto di pelosok Yogyakarta, mereka kini juga tengah serius menggarap pustaka soto. Selama ini mereka memang selalu mendokumentasikan kegiatan dan referensi soto. Maka sangat sayang kalau tidak bisa diperkenalkan ke banyak orang. Pustaka soto itu nantinya akan dibuat dalam bentuk website ataupun direktori buku.

Komentar