SEDEKAH BARENG MEDAN : Bersedekah Dengan Enjoy.


Sedekah Bareng Medan dibentuk oleh Abdini Maliana Timor dengan tujuan untuk membahagiakan banyak orang sekaligus menanamkan kebiasaan bersedekah. Sedekah Bareng juga tidak hanya untuk yatim piatu, tapi mencakup semuanya, dari kaum dhuafa, anak yatim, sedekah pembangunan rumah ibadah, dan sebagainya. Ada banyak cerita yang mengubah cara pandang Dini dan menuntunnya mendirikan Sedekah Bareng. Selain rasa jenuh karena harus menjalani kehidupan yang itu-itu saja, Dini juga pernah mengalami kejadian yang sangat membekas dan memberikannya inspirasi. Dulu, Dini adalah anak band yang pekerjaannya menyanyi, nge-rap, masuk dari satu studio ke studio yang lain, tampil dari satu panggung ke panggung yang lain. Kini, penampilannya berubah 180 derajat.

Tepatnya sekitar tahun 2013, Dini terserang maag akut. Rasa sakit yang ia alami membuatnya takut akan kematian. Ia lalu berusaha mem-flashback perjalanan hidupnya. Ia mengingat-ingat kembali hal-hal yang sudah dilakukannya, dan seberapa banyak perbuatan baik dan buruk yang sudah dilakukannya. Sampai akhirnya, Dini menyadari betapa banyak waktu yang telah ia sia-siakan. Padahal, Tuhan telah memberi banyak kesenangan pada dirinya. Pemikiran ini muncul saat ia meminta dibelikan pizza kala sakit. Dini langsung merenung, betapa mudahnya ia mendapatkan segala sesuatu yang diinginkan. Tinggal bilang saja, dan dalam sekejap permintaannya akan terkabul.

Lalu Dini mencoba membandingkan nasibnya dengan orang lain yang kurang beruntung. Mereka harus bekerja keras dahulu baru bisa mendapatkan apa yang mereka mau, itu pun belum tentu dapat. Dari situ, Dini pun kemudian memohon kepada Allah supaya diberi kesehatan sekali lagi. Dalam hati ia berdoa, meminta agar Allah tidak mengambil nyawanya. Ada banyak hal yang ingin ia lakukan dan ia bertekad untuk berubah.

Tuhan ternyata mengabulkan doa Dini. Setelah sembuh, Dini langsung melaksanakan nazarnya. Ia berpikir untuk melakukan hal-hal yang tidak sulit. Dan terpikirlah olehnya untuk bersedekah. Meskipun dulunya ia tergolong 'anak maen', namun bersedekah merupakan hal baik yang sering dilakukannya. Sudah menjadi kebiasaannya, bila mendapatkan rezeki pasti akan ia bagi-bagikan ke orang, meskipun kadang jumlahnya tak banyak. Dini yang kini tampil berhijab mengaku, sering bersedekah karena ia bisa melihat kebahagiaan langsung dari orang-orang yang menerima pemberiannya, meskipun jumlahnya tak seberapa. Dan rasa bahagia juga ia rasakan saat pemberiannya dibalas dengan doa.


Dari situ, ibu dari Azucena Lakeisha Davdee ini, mulai bepikir alangkah baiknya jika sedekah ini bisa dilakukan bersama-sama, dengan banyak orang, sehingga akan ada banyak orang yang merasakan apa yang ia rasakan. Dari situlah, munculnya ide Sedekah Bareng ini. Menurut Dini, selama ada niat tulus, tak ada kata sulit untuk memulai sesuatu yang bermanfaat bagi orang lain. Dini memanfaatkan jejaring sosial seperti BBM, Facebook, Twitter, Instagram, Path, Line, dan Whatsapp untuk mengajak orang bersedekah. Dini memilih menggunakan jejaring sosial karena lebih efisien, praktis, dan tak memerlukan dana untuk menginformasikan sesuatu kepada banyak orang. Dini yakin ada lebih dari 90 persen orang yang sekarang ini menggunakan ponsel. Begitu juga yang menggunakan media sosial untuk berkomunikasi, baik itu lewat Facebook, Twitter, Instagram, Whatsapp, dan yang lainnya.

Kegiatan pertama Sedekah Bareng digelar 2 Februari 2013 berupa "Ngebakso Bareng Dengan Anak Yatim". Waktu itu, cerita Dini, ia tiba-tiba kepikiran anak-anak yatim di panti asuhan. Kalau mereka sakit lalu ingin makan sesuatu, kepada siapa mereka meminta?. Entah kenapa, Dini langsung kepingin mengajak mereka makan, sekalian mengajak teman-teman untuk belajar bersedekah. Dan sepertinya, mengajak anak-anak yatim untuk makan bakso cukup seru. Lewat media sosial, Dini pun mengajak teman-temannya menyisihkan uang saku agar bisa makan bakso bersama anak-anak yatim. Saat itu, secara spontan ia membuat status di BBM, "Ngebakso Bareng Anak Yatim, Yang Minat Ping Me'. Ia juga membicarakan pada suaminya, David Aprianto, ada atau tidak yang mau ikut, ia dan suami tetap akan menyiapkan dana untuk membuat acara ini.

Dan ternyata, respons teman-temannya cukup baik. Banyak yang mau ikut makan bakso bersama anak-anak yatim. Total dana yang terkumpul waktu itu Rp 3.750.000. Dengan dana itu, ia kemudian mengajak anak-anak yatim untuk makan bakso di kawasan Ringroad Medan. Selain itu juga memberikan bingkisan berupa barang-barang yang mereka butuhkan. Dini juga tergerak mendirikan Sedekah Bareng karena ia merasa bahwa setiap orang yang memberikan santunan ke anak yatim biasanya dalam bentuk nasi kotak atau amplop, padahal mereka juga butuh hal-hal lain seperti merasakan makanan tertentu atau hiburan.

Keberhasilan kegiatan "Ngebakso Bareng Dengan Anak Yatim" inilah yang akhirnya memotivasi Dini untuk lebih bersemangat membuat kegiatan-kegiatan sosial lain. Sebagai orang yang pernah terjun di bidang entertainment, Dini juga cukup piawai mengadakan kegiatan amal yang bisa menarik minat banyak orang. Bersama tim, Ia menawarkan konsep bersedekah yang enjoy, tidak monoton, dan tidak memberatkan. Karena namanya sedekah, tentu tidak ada patokannya. Sedekah tidak melulu harus harta atau uang, tapi juga bisa sedekah waktu, tenaga, dan hal-hal lain yang bermanfaat.


Agar lebih menarik, mereka membuat cara bersedekah dengan konsep kreatif yang melibatkan para Sedekaholic (sebutan untuk para donatur), langsung pada setiap kegiatan. Istilahnya mereka semua adalah tim, sehingga bisa melihat dan merasakan langsung kegembiraan dan kebahagiaan orang-orang yang mereka bantu. Intinya tetap bersedekah, hanya saja agar lebih menarik, kegiatan tersebut diseusaikan dengan momen dan dirangkai dengan aneka games, kuis, dan tentu saja akan ada paket bingkisan yang akan dibawa pulang. Dengan melibatkan Sedekaholic secara langsung, Dini juga tak perlu lagi bersusah payah membentuk tim. Tak perlu harus perintah ini-itu. Masing-masing mereka sudah tahu tugas dan kewajibannya. Meskipun si A sudah menyumbang uang sekian, namun jika ada satu posisi yang kekurangan tenaga, maka akan ada orang lain yang siap membantu dalam tim.

Kreativitas Sedekah Bareng bukan hanya karena melibatkan para Sedekaholic, namun juga disesuaikan dengan momen. Saat perayaan kemerdekaan Republik Indonesia, misalnya, tim Sedekah Bareng membuat kegiatan "Sedekah Bareng Veteran". Di bulan Ramadhan, tim Sedekah Bareng menggelar acara "Buka Bareng Yatim, Dhuafa, dan Disabilitas". Selain itu, kegiatan Sedekah Bareng juga disesuaikan dengan impian dan keinginan banyak orang. Mungkin bagi sebagian orang, makan pizza, makan durian, ataupun makan di restoran mahal itu sesuatu yang biasa. Tapi bagi mereka yang tak mampu, bisa jadi itu cuma impian saja. Oleh karena itu tim Sedekah Bareng berusaha mewujudkan impian mereka. Dengan harapan, akan muncul impian baru di hati mereka, dan impian itu juga bisa terwujud kembali. 

Diungkapkan Dini, kegiatan Sedekah Bareng tak hanya terfokus pada pemberian santunan berupa materi namun juga memberikan pemahaman tentang kesadaran beragama dan berakhlak. Oleh karena itu, Sedekah Bareng juga menggelar kegiatan "Ngaji Bareng". Kegiatan ini ditujukan untuk para remaja yang masih butuh bimbingan, anak-anak jalanan, dan mereka-mereka yang banyak menghabiskan waktunya di tempat-tempat hiburan. Untuk kegiatan ini dikumpulkan minimal seratus orang di satu kafe yang paling banyak dikunjungi. Semuanya gratis, syaratnya peserta harus membawa Al-Quran. Tujuannya, agar yang mengikuti kegiatan tahu bahwa apa yang nantinya dibicarakan atau ditanyakan dalam pengajian tersebut panduannya adalah Al-Quran.

Karena memang tidak ada ikatan khusus, para Sedekaholic yang bergabung di Sedekah Bareng sering berubah-ubah. Saat ini, ada beberapa program rutin yang diselenggarakan, antara lain "Sedekah Bareng Kondangan", yang kegiatannya adalah mengunjungi rumah para pejabat. Tim Sedekah Bareng mengajak anak yatim, kaum dhuafa, para penyandang cacat, dan disabilitas, untuk berkunjung ke rumah gubernur, kapolda, walikota, dan pejabat tinggi lainnya. Boleh dibilang, semua kegiatan Sedekah Bareng selalu berjalan sukses, bahkan sudah banyak lembaga sosial yang ingin bergabung. Namun, Dini belum berani mengambil keputusan. Menurutnya, lebih baik Sedekah Bareng tetap kecil namun bisa istiqomah. Begitupun tidak semua kegiatannya selalu dinilai baik oleh orang. Kadang-kadang ada satu dua orang yang suka jahil memberikan komentar-komentar pedas. Namun oleh Dini itu tak dianggap sebagai halangan. Sebaliknya itu justru dijadikan masukan berharga bagi dirinya. Dengan belajar mengikhlaskan diri pada semua yang diberikan Tuhan, Dini yakin kita akan bisa menyelesaikan masalah. Ia bisa mengatakan seperti ini karena sudah merasakan keajaiban dari sedekah. Maka, jika ada yang berkomentar macam-macam, nantinya tentu ada jawabannya langsung yang datang dari Tuhan.


Komentar