KOMUNITAS : KAJIAN HUMAIRA, Sarana Belajar Kaum Muslimah Untuk Lebih Mengenal Islam.


Awalnya, Kajian Humaira diadakan hanya sebagai cara untuk membuat ramai masjid di sekitar tempat tinggal pengurusnya. Ketua Kajian Humaira, Siti Hariyani, yang akrab disapa Aniek, mengisahkan, dirinya tinggal di daerah Deresan, Yogyakarta. Di kampungnya itu terdapat masjid. Di sana pula Aniek mendirikan rumah tahfidz. Suatu hari, Aniek ingin supaya masjid yang ada di kampungnya itu ramai. Lalu, ia pun membuat acara Tabligh Akbar, yang untungnya waktu itu banyak ibu-ibu tetangga yang mau membantu. Tabligh Akbar yang diadakan sekitar tahun 2009 itu menghadirkan Teh Ninih sebagai pemateri. Selesai acara, Teh Ninih menyarankan supaya acara semacam itu bisa digelar secara rutin. Aniek pun berpikir, rasanya saran itu sangat baik untuk dicoba.

Aniek pun kemudian menanyakan ke ibu-ibu penghuni kompleks, bagaimana kalau acara serupa diadakan lagi, tapi khusus untuk muslimah, karena pengurusnya memang muslimah semuanya. Semuanya pun menyambut dengan antusias. Akhirnya, mereka pun rutin mengadakan Tabligh Akbar sebulan sekali yang dihadiri ribuan muslimah. Saat ini kegiatan rutin yang berlangsung adalah Kajian Rutin setiap minggu, sementara Kajian Akbar digelar sebulan sekali dengan mengundang pembicara dari luar. Untuk Kajian Rutin seminggu sekali, pembicara berasal dari seputar Yogyakarta. Temanya antara lain akhlak, fiqih, akidah, dan tafsir. Jadi, ada 4 ustaz yang rutin mengisi Kajian Rutin.


Di sela-sela Kajian Rutin dan Kajian Akbar, hampir setiap tahun pengurus Kajian Humaira juga membuat semacam garage sale. Barang-barang jamaah yang sudah tidak digunakan dikumpulkan, ditampung, dan kemudian dijual. Hasilnya kemudian disedekahkan lagi untuk kegiatan bakti sosial. Pada setiap acara kajian, pengurus juga menyebar infaq. Semua acara yang diadakan bersifat free, dananya bersumber dari donatur dan infaq. Selain kajian untuk muslimah, Kajian Humaira juga membuat kegiatan untuk anak-anak dan remaja. Untuk anak-anak TK dan SD kegiatannya disebut Ta'lim For Kids dan dilakukan sebulan sekali. Sebetulnya, kegiatan ini serupa kajian, namun dikemas dalam bentuk dongeng. Sementara untuk remaja SMP dan SMA diadakan dua bulan sekali. Para anak-anak itu biasanya akan dikasih celengan untuk dibawa pulang. Lalu, di rumah mereka bisa berlatih bersedekah dengan menabung uang recehannya. Bila celengan itu sudah penuh, bisa diberikan kepada pengurus, dikumpulkan, dan digunakan untuk bakti sosial bersama anak-anak juga.

Sasaran Kajian Humaira memang untuk umum, bukan kajian khusus. Mereka memang mengejar masyarakat yang awam, karena sebetulnya, menurut Aniek masih banyak orang awam yang belum kenal dengan Islam. Jumlah jamaah yang sudah masuk data base kini sudah mencapai ribuan orang. Saking banyaknya jamaah, bahkan bila tidak sengaja bertemu di tempat lain, Aniek suka tidak menyangka kalau orang itu adalah jamaah Humaira. Namun dari situ mereka bisa saling berkenalan. Kajian Humaira memanfaatkan media sosial Facebook (kajianhumaira) dan Instagram (anieksiti) untuk menyebarluaskan kegiatan-kegiatan yang mereka lakukan. Lalu mereka juga membuat poster. Namun saat ini, untuk memberi informasi kegiatan kepada para jamaah, mereka cukup memanfaatkan data base, dengan mengirim SMS broadcast. Jadi setiap kali para jamaah datang, Kajian Humaira selalu menyiapkan daftar hadir dan jamaah juga diminta untuk mencantumkan nomor telepon. Nomor-nomor yang terkumpul itulah, yang akan mereka hubungi di kegiatan selanjutnya. Menurut Aniek, bahkan jamaah yang datang dari luar kota pun banyak, seperti dari Solo, Klaten, dan Magelang.


Kajian Humaira juga menggelar Muslimah Camp, yaitu menginap di sebuah tempat dan mengadakan kajian serta berbagai kegiatan lain. Muslimah Camp biasanya mengambil tempat di sekitar Yogya, seperti di Kaliurang. Peserta Muslimah Camp memang dibatasi supaya lebih fokus, paling hanya 50 sampai 100 peserta. Sekarang ini, para anggota jamaah Kajian Humaira juga diajari untuk berjualan. Mereka membuat merchandise dakwah untuk dijual, dan hasilnya dipakai untuk sedekah dan mengadakan acara/kegiatan. Jadi mereka tidak semata-mata mengandalkan dana kegiatan dari donatur saja. Merchandise yang dibuat antara lain mug, payung, tas, dan sebagainya. dengan kalimat-kalimat motivasi. Mereka bersyukur, penjualan merchandise tersebut cukup laku. Harganya mulai dari Rp 25.000. Namun, karena kesibukan pengurus, penjualannya hanya dilakukan pada saat acara saja.

Latar belakang pengurus Kajian Humaira beragam, mulai dari pengusaha, karyawan, sampai ibu rumah tangga. Mereka saling berbagi tugas, Aniek misalnya, kebagian mencari pembicara. Kini, Kajian Humaira juga sudah melebarkan sayap ke berbagai kota di sekitar Yogya, salah satunya Solo. Kebetulan, ada satu pengurus yang pindah ke Solo, jadi pengurus tersebut diminta untuk membuat acara serupa di sana. Sebenarnya, menurut Aniek, masih banyak langkah pengembangan yang ingin mereka lakukan, tapi selalu terkendala dengan kesibukan pengurus, sehingga tidak bisa full sepenuhnya mengurus kegiatan Kajian Humaira. Di luar bulan Ramadhan, pada setiap Kajian Rutin juga disediakan menu buka puasa bagi yang melaksanakan puasa sunah Senin-Kamis.





Komentar