KOMUNITAS OASE, Membangun Kebersamaan Antar Orangtua dan Anak Homeschooling.


Menyekolahkan anak dengan sistem homeschooling memang pilihan, yang tentu sudah dipikirkan secara matang oleh orangtua ketika mengambil keputusan tersebut. Menurut Mira Julia, pendiri Komunitas Oase, setiap anak memiliki keunikan dan minat sendiri-sendiri. Namun, masa depan anak mau dicapai lewat jalan mana, hal itu terserah keluarga. Homeschooling memang mengasyikkan. Namun, apakah cara ini dianggap lebih baik dibanding sekolah konvensional atau tidak, itu sepenuhnya tergantung dari visi misi, karakteristik, dan harapan masing-masing keluarga. Bahkan, ketika sudah memutuskan memilih jalur homeschooling pun, tak jarang orangtua masih merasakan adanya beban. Berbeda dengan anak-anaknya, yang justru sangat senang karena mereka jadi punya banyak teman.

Penyebabnya antara lain bisa kurang percaya diri lantaran anaknya tidak menempuh pendidikan di sekolah konvensional seperti anak lain, dan masih awam tentang konsep homeschooling sehingga butuh tempat bertanya dan curhat. Karena beragam alasan itulah, Mira bersama kedua temannya yang ia kenal di dunia maya, Mella Fitriansyah, dan Wiwiet Mardiati lalu serius mendirikan Komunitas Oase pada Januari 2011. Komunitas Oase lebih ditujukan untuk para orangtua, meski anak-anak mereka juga punya kegiatan bersama yang diadakan komunitas.


Menurut Mira, setelah tidak menyekolahkan anak di sekolah konvensional, orangtua harus tetap percaya diri. Oleh karena itu, mereka perlu saling menguatkan dan butuh orangtua lain untuk diskusi maupun sekadar mengobrol. Sebab, mereka tergolong minoritas, sehingga perlu didukung. Terkadang, saudara atau tetangga mereka ada yang bertanya atau berkomentar negatif tentang homeschooling. Belum lagi, saat anaknya ujian, mereka juga perlu berdiskusi atau bertanya pada orangtua lainnya. Mira sendiri mengaku selama 15 tahun anaknya menjalankan homeschooling, komentar negatif yang diterimanya tak sampai lima persen. Lantaran rumah ketiganya terbilang tidak terlalu jauh, Mira, Mella, dan Wiwiet bersama keluarga lalu membuat kegiatan bersama. Saat itu, anak-anak mereka yang seluruhnya berjumlah enam orang masih usia TK-SD, sehingga kegiatan yang diadakan pun yang sifatnya eksploratif. Misalnya, percobaan sains sederhana, memasak bersama, dan field trip.

Kegiatan-kegiatan mereka yang seru rupanya membuat banyak orangtua yang anaknya juga homeschooling, tertarik untuk bergabung, meski sebenarnya, ketiga sekawan ini tidak pernah secara khusus mengundang. Karena menurut Mira, Komunitas Oase bukanlah event organizer yang sengaja membuat acara dengan tujuan mencari keuntungan. Mereka lebih mengutamakan keakraban hubungan di antara anggota yang aktif. Sejak awal, mereka tidak mau menerima orang yang hanya menitipkan anaknya dan tidak mau terlibat dalam kegiatan. Karena di Komunitas Oase kegiatan yang diadakan untuk anak dan orangtua. Jadi, semuanya harus berkontribusi. Orangtua terlibat langsung sebagai penanggung jawab setiap kegiatan, dengan memegang motto tumbuh bersama.


Manfaat keberadaan Komunitas Oase sangat dirasakan para anggota. Tak sedikit anggota yang sebelumnya suaminya tidak setuju anak istrinya ikut kegiatan Komunitas Oase, kini sang suami malah ikut aktif di Komunitas Oase. Orangtua yang sebelumnya galau karena anaknya ikut homeschooling, setelah bergabung dengan Komunitas Oase galaunya jadi hilang dan jadi percaya diri. Bagi anak-anak sendiri, selain bisa pintar, mereka juga bisa saling bertukar pengalaman, bertukar buku, mengatur waktu belajar sendiri, dan berkegiatan bersama dengan sesama anggota. Anak-anak Komunitas Oase banyak yang berkomentar seru soal ujian atau tugas yang mereka dapatkan. Mereka memang jadi semakin antusias belajar.

Belum lagi, dengan bergabung di Komunitas Oase, anak jadi memiliki "orangtua" lebih dari sepasang, lantaran akrabnya hubungan yang terjalin satu sama lain. Karena bila sedang kumpul atau membuat kegiatan, biasanya memang untuk anak dan orangtua. Mereka pun bisa sangat dekat dengan orangtua dari anak lain, sekaligus dengan orangtua sendiri. Bagi para orangtua pun rasanya seperti memiliki banyak anak. Di komunitas ini, anak dan orangtua sama-sama belajar tentang berbagai hal dalam sebuah tim. Makin lama, jumlah keluarga yang bergabung dalam Komunitas Oase pun makin banyak. Anak-anak yang ketika bergabung dengan Komunitas Oase masih terbilang muda, terus mengikuti kegiatan komunitas ini meski umurnya sudah bertambah.


Alhasil, Komunitas Oase memiliki anggota mulai dari bayi sampai mahasiswa, karena orangtuanya tetap aktif di komunitas tersebut. Kegiatan yang diadakan pun makin beragam. Agar lebih teratur, kini Komunitas Oase memiliki jadwal kegiatan yang terbagi per empat bulan sekali yang dibuat berdasarkan project based. Untuk remaja, kegiatannya antara lain Pramuka, eksplorasi yang biasanya berupa traveling. Sedangkan untuk anak yang usianya lebih muda antara lain futsal, field trip, multilateral, belajar coding, dan lainnya. Kini tak kurang ada 30 keluarga yang aktif dalam beragam kegiatan Komunitas Oase, termasuk rutin datang ke pertemuan Komunitas Oase yang diadakan setiap minggu. Bahkan, ketika Komunitas Oase mengadakan acara besar, anggota dari luar kota pun biasanya ikut bergabung.

Supaya murah, setiap kegiatan yang membutuhkan dana seperti memasak atau field trip, misalnya, dibiayai secara patungan. Acara patungan juga berlaku untuk kegiatan tertentu yang membutuhkan pelatih dan sewa tempat, misalnya futsal. Namun, kalau bisa difasilitasi sendiri, kegiatannya gratis. Orangtua juga bisa mengajar, tapi tidak dibayar. Sebagai gantinya, anaknya bisa ikut kegiatan lain tertentu secara gratis. Yang jelas, orangtua yang mengajar tidak boleh merasa rugi. Di Komunitas Oase sendiri, anak yang memiliki minat tertentu, misalnya, bisa melakukan kegiatan bersama dengan anak lain yang juga berminat di bidang tersebut. Nah, lantaran kerap berkumpul itulah, para anggota akhirnya tumbuh bersama. Komunitas ini pun kemudian berevolusi menjadi klub keluarga.


Mira menjelaskan, sebetulnya banyak orang yang ingin bergabung dengan Komunitas Oase, baik dari dalam maupun luar kota. Tapi ia mendorong agar mereka bisa mendirikan grup sendiri yang kegiatannya berdasarkan minat atau umur yang sama, sehingga keterikatannya lebih kuat. Sebab, Komunitas Oase pun sangat mengutamakan bonding antar anggotanya. Di sisi lain, meski kerap berkegiatan bersama, anggota tidak ditarik iuran keanggotaan. Menurut Mira, semua anggota sangat antusias setiap Komunitas Oase mengadakan kegiatan. Tak heran, baru dua jam diumumkan, pendaftaran untuk 500 orang bisa langsung ditutup karena peserta sudah langsung penuh. Sebagai gambaran, Mira mengatakan, anggota Komunitas Oase pernah traveling bersama selama seminggu lebih dengan peserta 40 orang. Lalu untuk kemping, pesertanya bisa sampai ratusan orang. Dan bila bergabung dengan komunitas homeschooling lain, bisa sampai 500 orang. 







Komentar

  1. SAMBAL ROA JUDES adalah salah satu sambal dengan citarasa terbaik di Indonesia. Kehebatan rasa sambal ini pun bahkan sudah melanglang dunia karena digemari pula oleh masyarakat luar negeri. Terbuat dari bahan-bahan berkualitas dengan bahan utama ikan Roa yang khusus didatangkan dari Manado, Sulawesi Utara. Sambal siap saji ini dibuat dengan kemasan food grade (135 gram), tahan lama, cocok untuk teman bepergian atau oleh-oleh. Nikmat disantap dengan jenis lauk apa pun, yang pastinya akan menambah nafsu selera makan anda. Pemesanan Sambal ROA JUDES untuk wilayah Jakarta, hubungi Delivery SAMBAL ROA JUDES, melalui sms/whats app 085695138867. atau BBM 5F3EF4E3

    BalasHapus

Posting Komentar